II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sektor Unggulan dan Perannya dalam Perekonomian Regional
Sektor unggulan adalah sektor yang salah satunya dipengaruhi oleh keberadaan faktor anugerah endowment factors. Selanjutnya faktor ini
berkembang lebih lanjut melalui kegiatan investasi dan menjadi tumpuan kegiatan ekonomi. Kriteria sektor unggulan akan sangat bervariasi. Hal ini didasarkan atas
seberapa besar peranan sektor tersebut dalam perekonomian daerah, diantaranya : pertama, sektor unggulan tersebut memiliki laju pertumbuhan yang tinggi; kedua,
sektor tersebut memiliki angka penyerapan tenaga kerja yang relatif besar; ketiga, sektor tersebut memiliki keterkaitan antar sektor yang tinggi baik ke depan
maupun ke belakang; keempat, dapat juga diartikan sebagai sektor yang mampu menciptakan nilai tambah yang tinggi Sambodo dalam Sondari, 2007.
Saragih dan Krisnamurthi 1992 mengungkapkan bahwa dalam konsep pembangunan ekonomi, suatu sektor dapat dikatakan sebagai suatu sektor andalan
leading sector jika sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang relatif tinggi dan mampu menarik pertumbuhan banyak sektor lain sehingga mampu memberikan
pengaruh yang besar kepada seluruh perekonomian. Sektor tersebut dicirikan dengan tingginya elastisitas permintaan, penawaran dan harga atas produk
tersebut, memiliki multiplier pendapatan dan kesempatan kerja yang relatif besar, menyerap bahan baku dan memberikan sumbangan input yang besar, dan
memiliki keterkaitan yang erat dengan kegiatan ekonomi yang relatif besar dalam struktur ekonomi.
2.2. Definisi Tenaga Kerja dan kesempatan Kerja
Mengacu pada batasan International Labour Organization ILO dan ketentuan perundang-undangan tentang ketenagakerjaan, penduduk usia kerja atau
disebut tenaga kerja adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas. Tenaga kerja digolongkan ke dalam angkatan kerja atau penduduk yang aktif secara ekonomi,
dan bukan angkatan kerja atau penduduk yang tidak aktif secara ekonomi. Penduduk yang digolongkan sebagai angkatan kerja adalah yang kegiatan
utamanya bekerja dan atau mencari pekerjaan. Sebaliknya, jika kegiatan utamanya adalah selain dari bekerja dan mencari pekerjaan, maka digolongkan sebagai
bukan angkatan kerja BPS Provinsi DKI Jakarta, 2007. Kesempatan kerja didasarkan pada data sensus penduduk, dimana jumlah
penduduk yang bekerja mencerminkan jumlah kesempatan kerja yang ada. Ini berarti bahwa kesempatan kerja bukanlah lapangan usaha yang masih terbuka
Rusli, 1995. Istilah kesempatan kerja menurut Dinas Tenaga Kerja 2007 mengandung pengertian lapangan pekerjaan atau kesempatan yang tersedia untuk
bekerja akibat dari suatu kegiatan ekonomi produksi. Secara umum penciptaan kesempatan kerja dipengaruhi oleh dua faktor
pokok yaitu proses produksi dan pasar. Untuk adanya proses produksi diperlukan investasi. Dan diperlukan pasar untuk mendistribusikan hasil produksi kepada
yang menggunakannya serta agar produsennya memperoleh pendapatan. Faktor
produksi tenaga kerja berkualitas yang memiliki produktivitas tinggi sangat menentukan tingkat pendapatan. Pendapatan akan memberikan efek pengganda
terhadap pembangunan dalam bentuk investasi dan pengeluaran, dan keduanya diperkirakan akan berdampak positif terhadap kesempatan kerja Fudjaja, 2002.
2.3. Definisi Pengangguran