Pengertian Kontrak Baku Kontrak Baku

36

BAB III ASPEK HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM KONTRAK

BAKU ASURANSI SYARIAH

3.1 Kontrak Baku

3.1.1 Pengertian Kontrak Baku

Pelaku usaha dilarang mencantumkan klausula baku yang letak atau bentuknya sulit terlihat atau tidak dapat dibaca secara jelas atau pengungkapannya sulit dimengerti sebagai konsekuensinya setiap klausula baku yang ditetapkan oleh pelaku usaha dalam dokumen atau perjanjian yang memenuhi ketentuan sebagaimana di atas telah dinyatakan batal demi hukum. 93 Pasal 1 angka 10 UUPK menyatakan bahwa klausula baku adalah setiap aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang telah dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha yang dituangkan dalam suatu dokumen danatau perjanjian yang mengikat dan wajib dipenuhi oleh konsumen. Menurut Endang Purwaningsih , kontrak baku adalah suatu kontrak tertulis yang dibuat oleh hanya salah satu pihak dalam bentuk formulir tertentu oleh satu pihak dalam kontrak tersbut, bahkan seringkali kontrak tersebut sudah tercetak dalam bentuk formulir tertentu oleh salah satu pihak, yang dalam hal ini ketika kontrak tersebut ditandatangani umumnya para pihak hanya mengisi 93 Endang Purwaningsih, Hukum Bisnis, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010, hal. 79. 37 data-data informanitf tertentu saja dengan sedikit atau tanpa perubahan dalam klausula-klausulanya, di mana pihak lain dalam kontrak tersebut tidak mempunyai kesempatan atau hanya sedikit kesempatan untuk menegosiasi atau mengubah klausula-klausula yang dibuat oleh salah satu pihak tersebut, sehingga biasanya kontrak baku sangat berat sebelah. 94 Kontrak baku merupakan perjanjian yang telah ditentukan dan telah dituangkan dalam bentuk formulir dan sebagian besar isinya sudah ditetapkan oleh pihak perusahaan dan tidak dinegosiasikan lagi 95 kepada konsumen. Kontrak baku menurut Hondius adalah isi perjanjian itu tanpa dibicarakan dengan pihak lainnya, sedangkan pihak lainnya hanya diminta untuk menerima atau menolak isi perjanjian tersebut. Meriam Darus Badrulzaman mengemukakan bahwa standar kontrak merupakan perjanjian yang telah dibakukan. 96 Menurut Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 13SEOJK.072014 pada bagian I Ketentuan Umum dijelaskan perjanjian baku adalah perjanjian tertulis yang ditetapkan secara sepihak oleh PUJK dan memuat klausula baku tentang isi, bentuk, maupun cara pembuatan, dan digunakan untuk menawarkan produk danatau layanan kepada Konsumen secara massal. 94 Endang Purwaningsih, Hukum Bisnis, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010, hal. 79. 95 Mardani, Hukum Perikatan Syariah di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2013, hal. 79 96 Salim, Hukum Kontrak, Jakarta: Sinar Grafika, 2006, cet. Ke-4, hal. 107. 38 Dari uraian diatas, jelaslah bahwa hakikat dari perjanjian baku adalah perjanjian yang telah distandarisasi isinya oleh pihak ekonomi kuat sedangkan pihak lainnya konsumen hanya diminta untuk menerima atau menolak isinya. Apabila konsumen menerima isi perjanjian tersebut maka ia menandatangani perjanjian tersebut, apabila ia menolak maka perjanjian itu dianggap tidak ada.

3.1.2 Jenis-jenis Kontrak Baku