lxxxix serta penjangkauan untuk pembinaan selanjutnya di LSM
KAKAK. 4
Melakukan sosialisasi ke wilayah yang dianggap sebagai wilayah rentan untuk terjadinya kekerasan dan ESKA pada anak, dan
kemudian melakukan diskusi dan konsultasi. 5
Anak-anak yang sudah bergabung lebih dulu dengan LSM KAKAK, mengajak teman, kenalan, ataupun saudara mereka yang
memiliki permasalahan yang sama dengannya untuk bergabung dalam binaan dan dampingan LSM KAKAK.
b. Gambaran Anak-anak Korban ESKA LSM KAKAK
Berdasarkan pada hasil outrage yang dilakukan LSM KAKAK tentang Anak Yang diLAcurkan, didapatkan data sebagai berikut:
1 Jumlah anak korban Eksploitasi Seksual Komersial Anak ESKA
mulai periode Agustus 2005 sampai dengan Juli 2008 ada 111 anak yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 101 orang anak perempuan.
2 Dengan usia mulai dari awal menjadi korban Anak Yang
diLAcurkan hingga sekarang menjadi ESKA antara 14-17 tahun. Dengan pertama masuk KAKAK mulai dari anak usia 15-18 tahun
hingga sekarang usia mereka sudah mencapai 17-21 tahun. 3
Aktivitas anak-anak tersebut adalah: § Kerja di diskotek
§ Public Relation PR diskotek § Masih sekolah
xc § Ada yang drop out
§ Dancer § Pekerja seks komersial PSK
§ Penyanyi § Salon
§ Anak jalanan § Waitress
§ Kuliah, dll. 4
Anak-anak tersebut memiliki beberapa kategori operasi, yaitu: § Diskotek
§ Freelance § Di jalan
§ Di mall § Lewat germo
§ Lewat pacar § Sebagai germo
§ Salon plus § Panggilan, dll.
5 Anak-anak korban Eksploitasi Seksual Komersial Anak ESKA
dapat dilihat dengan beberapa ciri khas yang ada pada dirinya, yakni sebagai berikut:
xci § Dari segi pakaian yang digunakan anak-anak memakai pakaian
yang mencolok, seperti rok yang sangat pendek, atasan tanktop, atasan tanpa lengan lainnya yang sedikit terbuka.
§ Biasanya memiliki gambar tato, baik itu permanen atau kontemporer di salah satu atau beberapa bagian tubuhnya.
§ Umumnya ada pierching atau tindik selain di telinga. § Penampilan semakin mencolok dengan rambut atau kuku yang
diwarnai. § Kebanyakan dari anak-anak ini tidak tinggal dengan orang
tuanya, biasanya kost bersama dengan teman-temannya. § Memiliki komunitas yang berbeda-beda, sehingga cenderung
bergerombol sesuai dengan komunitasnya. Komunitas tersebut adalah anak-anak yang masih sekolah, anak-anak yang terjun
langsung, anak-anak panggilan, serta anak-anak yang tinggal dalam satu kost.
§ Biasanya memiliki alat komunikasi atau handphone lebih dari satu.
§ Sering terlihat dan akrab dengan dunia malam, seperti dugem di diskotek, minum-minuman keras, dan merokok.
6 Dengan kehidupan kesehariannya yang selalu bergerombol sesuai
dengan komunitasnya seperti yang waria, anak sekolah, tempat berkumpulnya pun bergerombol. Hal ini menjadi dasar
terbentuknya solidaritas diantara mereka. Contoh anak-anak yang
xcii sesama panggilan dan tinggal di kost akan memilih untuk tinggal
dalam satu kost atau satu kamar agar dapat saling berbagi, saling meminjam barang, dan sebagainya.
Anak-anak korban Eksploitasi Seksual Komersial Anak ESKA di LSM KAKAK memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain. Hal ini yang
mendasari pergaulan mereka sehari-hari, baik itu saat berada di lingkungan KAKAK maupun saat berada di luar lingkungan KAKAK. Selain adanya
persamaan nasib dan jalan hidup yang mereka jalani, ada kebersamaan dan solidaritas yang bisa membuat mereka bersatu-padu untuk suatu tujuan tertentu
yang biasanya akan menguntungkan mereka. Tidak bisa dipungkiri bahwa anak- anak ini berangkat dari sebuah keluarga yang kurang harmonis dengan tingkat
ekonomi menengah ke bawah, sehingga pertimbangan akan nilai ekonomi atas apa yang mereka lakukan tetap menjadi salah satu alasan yang utama bagi
mereka. Bukanlah perkara yang mudah bagi LSM KAKAK sendiri untuk bisa
secara penuh mengawasi dan menjaga anak-anak dari kegiatan atau aktivitas yang negatif, namun itu tidak bisa membuat mereka bertahan hidup dengan
kondisi ekonomi yang lebih baik jika apa yang diberikan dan ditawarkan LSM KAKAK adalah bentuk-bentuk kegiatan yang sifatnya seperti terapi dan hiburan
semata bagi mereka. Banyak hal yang sudah coba dilakukan dan ditawarkan oleh pihak KAKAK, namun tidak serta merta anak dengan sukarela mengikuti
agenda acara atau kegiatan tanpa ada sesuatu imbalan yang menarik seperti sejumlah uang yang akan mereka terima.
xciii Apa yang mereka lakukan di LSM KAKAK tidak semata berdasar atas
ketertarikan dan hiburan. Honor yang mereka dapatkan menjadi faktor utama yang menarik minat mereka. Hingga sampai sekarang LSM KAKAK mencari
sesuatu yang lebih menarik agar anak-anak dapat melakukan kegiatan yang positif dan tentunya bermanfaat dalam binaan LSM KAKAK tanpa harus selalu
memikirkan masalah uang.
xciv
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Strategi LSM KAKAK Dalam Pemberdayaan Anak-anak Korban ESKA