Kerangka Pemikiran STRATEGI LSM KAKAK (KEPEDULIAN UNTUK KONSUMEN ANAK) DALAM PEMBERDAYAAN ANAK ANAK KORBAN ESKA (EKSPLOITASI SEKSUAL KOMERSIAL ANAK) DI SURAKARTA

lvi diharapkandirencanakan oleh pembuat kebijaksanaan dengan apa yang senyatanya terjadi di lapangan. Wahab, 1997 : 61 Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hambatan merupakan suatu keadaan yang menyebabkan suatu strategikebijakan tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana atau antara apa yang diharapkan tidak sesuai dengan apa yang ada di lapangan.

F. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dibuat penulis agar tidak menyimpang dari pokok permasalahan, maka kerangka pemikiran dapat penulis gambarkan dalam skema sebagai berikut : Gambar 1 Kerangka Pemikiran Dalam pengembangan konsep pemberdayaan anak-anak korban eksploitasi seksual komersial ESKA, salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat yang ikut Banyaknya Jumlah Anak Korban ESKA Strategi LSM KAKAK Dalam Pemberdayaan Anak-Anak Korban ESKA Implementasi Strategi LSM KAKAK 1. Hak-hak anak korban ESKA dapat terpenuhi 2. Anak-anak korban ESKA lebih percaya diri dan mandiri 3. Anak-anak tidak kembali masuk ke dunia prostitusi Faktor Penghambat Ekstern Faktor Penghambat Intern lvii berperan adalah LSM KAKAK Kepedulian Untuk Konsumen Anak. LSM KAKAK merupakan partner atau mitra Pemerintah dalam melindungi dan mewujudkan hak-hak anak. Banyaknya anak yang menjadi korban ESKA Eksploitasi Seksual Komersial Anak mendorong LSM KAKAK untuk menyusun strategi guna memberdayakan anak-anak tersebut. Kemudian strategi tersebut diimplementasikan melalui program-program dan kegiatannya. Akan tetapi di dalam implementasinya LSM KAKAK juga menemui banyak faktor penghambat, baik itu hambatan dari luarekstern maupun hambatan dari dalamintern. Hambatan yang berasal dari dalamintern antara lain masalah pendanaan, keterbatasan SDM, dll. Sedangkan hambatan yang berasal dari luarekstern berkaitan dengan kurangnya kesadaran dalam diri anak untuk keluar dari dunia prostitusi, sikap dari pihak keluarga yang tidak kooperatif dengan LSM KAKAK, sikap masyarakat yang cenderung memberi stigma negatif terhadap korban, dll. Dengan diimplementasikannya strategi tersebut diharapkan hak-hak anak korban ESKA dapat terpenuhi, para korban dapat lebih percaya diri dan mandiri, serta anak-anak tersebut tidak akan kembali ke dunia prostitusi. Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, Peneliti akan meneliti tentang bagaimana strategi LSM Kakak dalam memberdayakan anak-anak korban ESKA di Surakarta ini, dan bagaimana implementasinya. Selain itu, Peneliti juga akan mengkaji mengenai faktor apa sajakah menghambat terlaksananya strategi ini di lapangan. lviii

G. Metodologi Penelitian