Partisipasi Anggaran Landasan Teori

relatif kecil dan waktu yang dibutuhkan dalam penyusunan anggaran tidak terlalu lama karena orang yang terlibat di dalamnya sedikit. Kelemahan dari pendekatan ini adalah bahwa pendekatan ini kurang tepat terhadap prinsip pendelegasian. Manajemen tingkat menengah dan bawah kurang merasa terikat terhadap kebijakan manajemen puncak karena mereka tidak dilibatkan dalam penyusunan. Pada bottom – up approach, manajemen level menengah dan bawah lebih dilibatkan dalam penyusunan anggaran daripada manajemen puncak. Manajemen puncak hanya berperan sebagai fasilitator. Kelebihan dari pendekatan ini adalah peran manajemen level menengah dan bawah menjadi lebih optimal dalam memberikan masukan dan ide-ide. Adapun kelemahan dari pendekatan ini antara lain waktu yang cukup lama dalam penyusunannya dan biaya yang dibutuhkan relatif besar, selain itu kemungkinan manajemen level menengah dan bawah dapat membuat target yang terlalu rendah agar tidak terlalu berat dalam pelaksanaannya. Pendekatan partisipasi adalah gabungan dari top – down approach dan bottom – up approach. Pendekatan ini dianggap sebagai pendekatan yang paling efektif karena penyusunan anggaran dilakukan oleh manajemen puncak bersama-sama dengan manajemen level menengah dan bawah sehingga peran antara satu dengan lainnya saling berkaitan.

2.1.2 Partisipasi Anggaran

Partisipasi dalam penyusunan anggaran merupakan proses dimana individu terlibat dalam penyusunan target anggaran, lalu individu tersebut dievaluasi kinerjanya dan memperoleh penghargaan berdasarkan target anggaran. Kenis dalam Ariadi, 2006 menyatakan bahwa “pada penyusunan anggaran dengan menggunakan pendekatan partisipasi, informasi anggaran yang didapat oleh manajemen puncak digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajerial fungsional dan mendistribusikan penghargaan dan hukuman.” Partisipasi dalam penyusunan anggaran memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan partisipasi dalam penyusunan anggaran menurut Anthony Govindarajan 2005: 93 adalah : 1. Tujuan anggaran akan lebih mudah diterima apabila anggaran tersebut berada di bawah pengawasan manajer. 2. Penganggaran partisipasi menghasilkan pertukaran informasi yang efektif antara pembuat anggaran dan pelaksana anggaran yang dekat dengan produk dan pasar. Siegel dan Marconi dalam Hafiz, 2007 menyatakan bahwa “keuntungan dari partisipasi adalah memacu peningkatan moral dan inisiatif bagi mereka untuk mengembangkan ide dan informasi pada seluruh tingkat manajemen, meningkatkan group cohesiveness yang kemudian meningkatkan kerja sama antar individu dalam pencapaian tujuan, terbentuknya group internalization yaitu penyatuan tujuan individu dan organisasi, menghindari tekanan dan kebingungan dalam melaksanakan pekerjaan dan manajer menjadi lebih tanggap terhadap masalah-masalah sub unit tertentu serta memiliki pemahaman yang lebih baik tentang ketergantungan antar departemen.” Kelemahan partisipasi dalam penyusunan anggaran menurut Hansen Mowen 2004: 362, antara lain : 1. Pembuatan standar anggaran menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah. 2. Timbulnya slack anggaran, yaitu perbedaan antara jumlah sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk menyelesaikan tugas secara efisien dengan jumlah yang diajukan oleh manajer yang bersangkutan untuk mengerjakan tugas yang sama. Untuk mengukur partisipasi anggaran ini digunakan indikator-indikator yang dikembangkan oleh Milani dalam Sembiring, 2008, antara lain : 1. Kontribusi dalam penyusunan anggaran, menunjukkan seberapa besar pentingnya peranan manajer dalam penyusunan anggaran. 2. Keterlibatan dalam penyusunan anggaran, menunjukkan keterlibatan langsung manajer dalam penyusunan anggaran. 3. Alasan ketika melakukan revisi anggaran, menunjukkan apakah alasan perubahan anggaran dapat diterima oleh manajer. 4. Usulan kepada atasan, menunjukkan seberapa banyak peranan yang diberikan manajer ketika dalam penyusunan anggaran walaupun tanpa diminta. 5. Penyelesaian akhir, menunjukkan apakah manajer berpengaruh pada penyelesaian akhir proses penyusunan anggaran. 6. Pendapat dari atasan, menunjukkan seberapa sering manajer dimintai pendapat oleh atasan saat anggaran selesai disusun.

2.1.3 Kinerja Manajerial

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, EVALUASI DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 4 18

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL MELALUI TRUST DAN SELF-EFFICACY SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

12 34 66

PENGARUH PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 4 21

Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial dan Motivasi Sebagai Variabel Intervening

0 3 22

ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL MELALUI JOB ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL MELALUI JOB RELEVANT INFORMATION (JRI) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi empiris pada perusahaan manufaktu

1 3 13

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL : KOMITMEN TUJUAN PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL : KOMITMEN TUJUAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Kabupaten Sukoharjo).

0 1 14

Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Manajerial Dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating.

0 0 25

2. Kerahasiaan Jawaban - Pengaruh Partisipasi Anggaran Melalui Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening Terhadap Kinerja Manajerial Pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Di Sumatera Utara

0 0 36

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Anggaran - Pengaruh Partisipasi Anggaran Melalui Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening Terhadap Kinerja Manajerial Pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Di Sumatera Utara

0 0 17

Pengaruh Partisipasi Anggaran Melalui Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening Terhadap Kinerja Manajerial Pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Di Sumatera Utara

0 0 11