Anggaran Partisipatif dan Kinerja Manajerial Motivasi Kerja

5. Pelatihan dan pengembangan. Kinerja buruk mengindikasikan adanya suatu kebutuhan untuk latihan. 6. Perencanaan dan pengembangan karir. Umpan balik prestasi mengarahkan keputusan-keputusan karir, yaitu tentang jalur karir tertentu yang harus diteliti. 7. Ketidakakuratan informasi. Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kesalahan-kesalahan dalam informasi analisis jabatan, rencana sumberdaya manusia, atau komponen-komponen lain sistem informasi manajemen personalia. 8. Evaluasi proses staffing. Prestasi kerja yang baik atau buruk adalah mencerminkan kekuatan atau kelemahan prosedur staffing departemen personalia. 9. Menjamin kesempatan kerja yang adil. Penilaian prestasi kerja yang akurat akan menjamin keputusan-keputusan penempatan internal diambil tanpa diskriminasi. 10. Mengatasi tantangan-tantangan ekternal. Kadang-kadang prestasi seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar lingkungan kerja, seperti keluarga, kesehatan dan masalah-masalah pribadi lainnya.

2.1.4 Anggaran Partisipatif dan Kinerja Manajerial

Kennis dalam Ariadi, 2006 menyatakan bahwa anggaran yang telah disusun memiliki peranan sebagai kriteria kinerja dimana anggaran dapat digunakan sebagai suatu sistem pengendalian untuk mengukur kinerja manajerial. Partisipasi berdampak positif terhadap sikap karyawan, meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi, serta meningkatkan kerjasama di antara manajemen, yang pada akhirnya cenderung meningkatkan kinerja. Menurut Iksan Ishak 2005 bahwa partisipasi anggaran menunjukkan dampak positif terhadap sikap karyawan, meningkatkan kuantitas, dan kualitas produksi, dan meningkatkan kerjasama antara manajemen. Jika partisipasi diterapkan pada situasi yang salah maka dapat mengakibatkan penurunan motivasi kerja karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan. Manfaat yang diperoleh dari partisipasi adalah sebagai berikut : 1. Partisipasi dapat meningkatkan rasa kesatuan kelompok yang pada akhirnya cenderung akan meningkatkan kerja sama antar anggota kelompok dalam penetapan tujuan, dimana tujuan perusahaan merupakan pedoman dalam menjalankan aktivitas bisnis. 2. Partisipasi dapat menurunkan ketidakadilan dalam alokasi sumber daya manusia karena manajer yang terlibat dalam penetapan tujuan akan memiliki pemahaman yang cukup baik mengenai alasan pengalokasian sumber daya tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Hafiz 2007 menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara partisipasi dengan kinerja manajerial. Sebaliknya, Ariadi 2006 menemukan bahwa terdapat hubungan negatif antara partisipasi dengan kinerja manajerial.

2.1.5 Motivasi Kerja

Secara umum, motivasi dapat dikatakan sebagai proses mempengaruhi seseorang untuk melakukan hal-hal yang telah ditentukan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Samsudin 2005, bahwa motivasi merupakan suatu proses memengaruhi atau mendorong driving force dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Motivasi dapat mempengaruhi kerja seseorang sebesar 80, oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa motivasi kerja adalah faktor pendorong keberhasilan kerja. Pada dasarnya, motivasi kerja bukan merupakan satu-satunya faktor penentu keberhasilan kerja seseorang. Terdapat dua faktor lain penentu keberhasilan kerja, yaitu kemampuan perseorangan dan pemahaman individu terhadap perilaku- perilaku yang diperlukan untuk mencapai prestasi kerja. Motivasi kerja adalah sikap seseorang terhadap pekerjaannya yang mengarah pada kepuasan kerja. Faktor-faktor seperti gaji yang tertunda, pembinaan karier yang tertunda, dan lain-lain menjadikan persepsi yang kurang positif dari karyawan terhadap perusahaannya sehingga untuk bekerja dengan giat motivasi yang dimiliki oleh karyawan menurun. Menurut Danim 2004 ada tiga variabel yang mempengaruhi motivasi seseorang dalam bekerja, yaitu: 1. Sifat-sifat individual pekerja, meliputi kepentingan setiap individu, sikap, kebutuhan atau harapan yang berbeda pada setiap individu. Perbedaan- perbedaan tersebut merupakan derajat motivasi di dalam diri pekerja menjadi variasi satu dengan yang lainnya. Seorang pekerja yang menginginkan prestasi kerja yang tinggi misalnya, cenderung akan terdorong untuk melakukan pekerjaan yang dapat meningkatkan taraf hidupnya. Sebaliknya, seseorang yang dimotivasi oleh uang akan cenderung memilih pekerjaan yang imbalannya besar. 2. Sifat-sifat pekerjaan, meliputi tugas-tugas yang harus dilaksanakan, termasuk tanggung jawab yang harus diemban dan kepuasan yang muncul kemudian. Pekerjaan yang banyak membutuhkan tanggung jawab misalnya akan mendatangkan kepuasan tertentu yang dapat meningkatkan derajat motivasi. 3. Lingkungan kerja dan situasi kerja karyawan. Seorang individu yang berada pada lingkungan kerjanya akan senantiasa berinteraksi sesama rekan sekerja maupun dengan atasan. Di sini seorang karyawan dapat dimotivasi oleh rekan kerjanya atau oleh atasannya. Penghargaan yang diberikan oleh atasan baik dalam bentuk materi maupun non materi akan meningkatkan motivasi kerja seorang karyawan. Berdasarkan definisi dari para ahli di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi kerja adalah tenaga pendorong atau daya kekuatan untuk melakukan suatu usaha yang diarahkan pada perilaku yang melibatkan diri dengan pekerjaan.

2.1.6 Motivasi Kerja dan Kinerja Manajerial

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, EVALUASI DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 4 18

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL MELALUI TRUST DAN SELF-EFFICACY SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

12 34 66

PENGARUH PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 4 21

Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial dan Motivasi Sebagai Variabel Intervening

0 3 22

ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL MELALUI JOB ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL MELALUI JOB RELEVANT INFORMATION (JRI) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi empiris pada perusahaan manufaktu

1 3 13

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL : KOMITMEN TUJUAN PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL : KOMITMEN TUJUAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Kabupaten Sukoharjo).

0 1 14

Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Manajerial Dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating.

0 0 25

2. Kerahasiaan Jawaban - Pengaruh Partisipasi Anggaran Melalui Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening Terhadap Kinerja Manajerial Pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Di Sumatera Utara

0 0 36

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Anggaran - Pengaruh Partisipasi Anggaran Melalui Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening Terhadap Kinerja Manajerial Pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Di Sumatera Utara

0 0 17

Pengaruh Partisipasi Anggaran Melalui Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening Terhadap Kinerja Manajerial Pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Di Sumatera Utara

0 0 11