GAMBARAN PEMBELAJARAN DUNIA PENDIDIKAN TINGGI MASA DEPAN

H. GAMBARAN PEMBELAJARAN DUNIA PENDIDIKAN TINGGI MASA DEPAN

Kampus memerlukan sumber belajar yang banyak. Tetapi kampus dihadapkan pada kenyataan bahwa sumber belajar yang ada di perpustakaan sangat terbatas. Koleksi buku dan compact disk (CD) yang dimiliki kampus pun acapkali sudah usang. Pembaharuan koleksi buku dan CD tentu memerlukan biaya yang sangat besar. ICT dapat dijadikan solusi bagi permasalahan ini.

Praktek pembelajaran yang terjadi sekarang ini masih didominasi oleh pola atau paradigma yang banyak dijumpai di abad industri. Pada abad pengetahuan (abad 21) paradigma yang digunakan jauh berbeda dengan pada abad industi. Pendekatan pembelajaran yang digunakan pada abad pengetahuan adalah pendekatan campuran yaitu perpaduan antara pendekatan dari dosen, belajar dari mahasiswa lain, dan belajar pada diri sendiri.

Gambar 18. Ciri dan model pembelajaran abad 21

Pergeseran tata cara penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pembelajaran di era pengetahuan dan informasi (abad 21) meliputi Pergeseran proses pembelajaran sebagai berikut.

 Dari berpusat pada pengajar menuju berpusat pada peserta didik. Saat ini dosen harus lebih banyak mendengarkan peserta didiknya saling berinteraksi,

berargumen, berdebat, dan berkolaborasi. Fungsi Dosen dari pengajar berubah dengan sendirinya menjadi fasilitator bagi siswa-siswanya

 Dari satu arah menuju interaktif. Jika dahulu mekanisme pembelajaran yang terjadi adalah satu arah dari dosen ke peserta dididk,

maka saat ini harus terdapat interaksi yang cukup antara dosen dan peserta dalam berbagai bentuk komunikasinya. Dosen berusaha membuat kelas semenarik mungkin melalui berbagai pendekatan interaksi yang dipersiapkan dan dikelola.

 Dari isolasi menuju lingkungan jejaring. Peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta

diperoleh via internet.  Dari pasif menuju aktif-menyelidiki.

Peserta didik harus lebih aktif dengan cara memberikan berbagai pertanyaan yang ingin diketahui jawabannya.

 Dari maya/abstrak menuju konteks dunia nyata Dosen harus dapat memberikan contoh-contoh yang sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari

dan relevan dengan bahan yang diajarkan.  Dari pribadi menuju pembelajaran berbasis tim Jika dahulu proses pembelajaran lebih bersifat personal atau berbasiskan masing-masing individu,

maka yang harus dikembangkan saat ini adalah model pembelajaran yang mengedepankan kerjasama antar individu.

 Dari luas menuju perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan .Jika dahulu ilmu atau materi yang diajarkan lebih bersifat umum (semua materi yang dianggap

perlu diberikan), maka saat ini harus dipilih benar-benar ilmu atau materi yang benar-benar relevan untuk ditekuni dan diperdalam secara sungguh-sungguh (hanya materi yang relevan bagi kehidupan sang siswa yang diberikan).

 Dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke sehala penjuru. Jika dahulu Peserta didik hanya menggunakan sebagian panca inderanya dalam menangkap

materi yang diajarkan guru (mata dan telinga), maka saat ini seluruh panca indera dan komponen jasmani-rohani harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran (kognitif, afektif, dan psikomotorik).

 Dari alat tunggal menuju alat multimedia. Jika dahulu ilmu dosen hanya mengandalkan papan tulis untuk mengajar, maka saat ini

diharapkan dosen dapat menggunakan beranekaragam peralatan dan teknologi pendidikan yang tersedia – baik yang bersifat konvensional maupun moderen.

 Dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif Jika dahulu Peserta didik harus selalu setuju dengan pendapat dosen dan tidak boleh sama sekali

menentangnya, maka saat ini harus ada dialog antar dosen dan Peserta didik untuk mencapai kesepakatan bersama.

 Dari produksi massa menuju kebutuhan pelanggan. Setiap Peserta didik berhak untuk mendapatkan konten sesuai dengan ketertarikan atau keunikan

potensi yang dimilikinya.  Dari usaha sadar tunggal menuju jamak.

Keberagaman inisiatif yang timbul dari masing-masing individu.

 Dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak Jika dahulu Peserta didik hanya mempelajari sebuah materi atau fenomena dari satu sisi pandang

ilmu, maka saat ini konteks pemahaman akan jauh lebih baik dimengerti melalui pendekatan pengetahuan multi disiplin.

 Dari kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan. Peserta didik diberi kepercayaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan dan aktivitasnya

masing-masing.  Dari pemikiran faktual menuju kritis. Jika dahulu hal-hal yang dibahas di dalam kelas lebih bersifat faktual, maka sekarang ini harus

dikembangkan pembahasan terhadap berbagai hal yang membutuhkan pemikiran kreatif dan kritis untuk menyelesaikannya.

 Dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan. Jika dahulu yang terjadi di dalam kelas adalah ―pemindahan‖ ilmu dari dosen ke Peserta didik, maka dalam abad moderen ini yang terjadi di kelas adalah pertukaran pengetahuan antara Peserta didik dan Peserta didik maupun antar Peserta didik.

Gambar 19. Kompetensi mahasiswa yang diharpakan dari hasil pembelajaran abad 21

Prinsip Pokok Pembelajaran di era pengetahuan dan informasi (abad 21) yang digagas Jennifer Nichols tersebut dapat dijelaskan dan dikembangkan sebagai berikut.