INDUSTRI PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA

E. INDUSTRI PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA

Sistem pendidikan Indonesia memang digunakan sebagai sarana mencerdasan anak bangsa. Anak bangsa yang memiliki kesempatan memperoleh pendidikan cenderung akan memiliki posisi penting di dalam masyarakat, karena pada zaman awal kenegaraan masihlah sedikit yang menekuni dunia pendidikan. Saat ini, pendidikan tinggi di Indonesia berkembang dengan banyaknya wadah-wadah infrastruktur pendidikan. Menjamur, dan berkembang sesuai dengan upaya pembangunan bangsa. Program-program pemerintah untuk menggalakkan pendidikan merupakan angin segar dalam era kekinian. Namun, setelah mengetahui harapan terbesar mencukupi ekonomi adalah dengan pendidikan, masyarakat dengan segala upaya pun ingin masuk ranah pendidikan dan mengejar status pendidikannya. Status pendidikan inilah yang akan digunakan sebagai alat untuk menciptakan uang. Dengan bermodalkan catatan legal hitam di atas putih dari instansi, siapa pun berhak mendapatkan kesempatan posisi dalam jabatan. Selanjutnya, muara yang sama juga akan mengalir pada ekonomi.

Menjamurnya institusi pendidikan yang dapat mengeluarkan produk, akan memunculkan masalah-masalah di dalam dunia pendidikan dalam era industrialisasi. Masyarakat memiliki kecenderungan dapat memiliki gelar pendidikan untuk bekerja mencari uang. Tidak peduli bagaimana pola persaingan, yang terpenting adalah mendapatkan catatan hitam di atas putih institusi pendidikan yang nantinya akan berguna untuk proses mendapatkan pekerjaan.

Dengan mengatasnamakan pendidikan, konsep industrialisasi muncul. Industri jasa pendidikan hanyalah salah satu contoh dari sebuah peradaban yang menuntut perkembangannya didasarkan pada industri dengan uang sebagai bahan bakarnya. Ketika PTN dan PTS menerapkan tarif yang membumbung tinggi, sehingga muncul industrialisasi pendidikan. Fenomena tersebut merupakan tamparan telak bagi pemerintah, secara inheren bertanggungjawab pemerintah menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan.

Pendidikan tinggi bersifat elitis tetapi tidak harus identik dengan biaya mahal. Negara harus menyediakan anggaran pendidikan yang memadai untuk membantu kalangan yang belum beruntung secara ekonomi, PTN/PTS harus menyediakan beasiswa dengan salah satu syaratnya adalah kecerdasan. Disinilah pentingnya mendekatkan kepentingan industri dengan kepentingan pemerintah di sektor pendidikan. Membangun sinergitas yang kokoh antara industri dan pendidika, karena dunia industri membutuhkan SDM yang berkualitas dan pemerintah pun membutuhkan rakyat yang berkualitas, maka pendidikan bisa menjadi orientasi bersama bagi semua pihak yang bergerak di sektor industri dan pemerintah yang bertanggungjawab di sektor pendidikan.

Pendidikan sebagai industri atau industri pendidikan? Ya memang kedua istilah tersebut tak bisa dipisahkan. Dua istilah tersebut menjadi tren di era globalisasi dan persaingan kekinian. Tapi ketika pendidikan sebagai industri, lembaga pendidkikan harus benar-benar profesional dan konsisten mengembangkan dan menjaga mutu produk jasa pengetahuan dan keterampilan yang di embannya. Tri Dharma bukan hanya sebagai pegangan tapi harus benar-benar diterapkan. Kepada siapa lagi masyarakat dapat mendapat pendidikan jika bukan dari lembaga pendidikan. Jangan sampai masyarakat pesimis atas lembaga pendidikan yang ada sekarang ini. Industri pendidikan dan pendidikan sebagai industri adalah issue ini sedang hangat-hangatnya sekarang ini, banyak sekali pendapat yang mencoba mengguraikan secara jelas dan gamblang mengenai perihal tersebut. Di negara-negara maju, seperti AS, Kanada, Inggris, atau Australia, pendidikan tinggi memang merupakan lahan industri strategis yang menjadi bagian dari dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi negara bersangkutan. Industri pendidikan tinggi tumbuh pesat seperti industri jasa dan perdagangan yang lain. Lihat sentra- sentra industri pendidikan tinggi dunia yang sungguh memikat, seperti Boston, New York, California; Toronto, British Columbia; London, Manchester, Cambridge; atau Sydney, Melbourne, Canberra.

Perkembangan industri pendidikan tinggi menuju komersialisasi pun tak terbendung, ditandai proses kapitalisasi ilmu pengetahuan terutama ketika pertumbuhan ekonomi digerakkan iptek —knowledge-and technology-driven economic growth. Komersialisasi pendidikan tinggi umumnya didorong tiga motif utama.

Pertama, hasrat mencari uang dan dukungan finansial serta keinginan menggali sumber-sumber pembiayaan alternatif, yang dalam kalangan universitas-universitas Amerika/ Eropa disebut an offer of generous research funding in exchange for exclusive patent licensing rights.

Kedua, peluang mengembangkan atau menjual program pendidikan jarak jauh untuk memperoleh keuntungan finansial sebagaimana yang sudah lazim dilakukan di perguruan tinggi di Indonesia.

Ketiga, mendapatkan aneka kontrak yang menguntungkan dengan perusahaan/industri melalui pemberian dana, fasilitas, peralatan, bahkan seragam olahraga sebagai imbalan mendapatkan atlet-atlet bertalenta, yang mensyaratkan mereka mengenakan logo perusahaan pemasok dana bagi perguruan tinggi.