Jenis Keterlibatan Masyarakat dalam Pariwisata

a. Jenis Keterlibatan Masyarakat dalam Pariwisata

Pada dasarnya masyarakat lokal memiliki pengetahuan tentang fenomena alam dan budaya yang ada di sekitarnya, Conyers (1991) dalam Indrayani (2011). Namun, mereka tidak memiliki kemampuan secara finansial yang berkualitas untuk mengelolanya atau terlibat langsung dalam kegiatan pariwisata yang berbasiskan alam dan budaya. Sejak beberapa tahun terakhir ini, potensi-potensi yang dimiliki oleh masyarakat lokal tersebut dimanfaatkan oleh para pengelola wilayah yang dilindungi dan pengusaha pariwisata untuk diikutsertakan dalam menjaga kelestarian dan biodiversitas yang ada di daerahnya (Al Tabri, 2010).

Masyarakat lokal diharuskan terlibat secara aktif dalam pengembangan pariwisata. Lebih jauh, pariwisata juga diharapkan memberikan peluang dan akses kepada masyarakat lokal untuk mengembangkan usaha pendukung pariwisata seperti toko cinderamata, warung makan, dan lain-lain agar masyarakat lokal memperoleh manfaat ekonomi yang lebih besar dan secara langsung dari wisatawan, yang digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidupnya.

Adapun bentuk partisipasi (keterlibatan) masyarakat dalam pembangunan pariwisata adalah sebagai berikut. (Cohen dan Uphof, 1997 dalam file.upi.edu, 2011).

1) Partisipasi masyarakat dalam perencanaan

Masyarakat dilibatkan dalam perencanaan pengembangan kepariwisataan bertujuan untuk menggali permasalahan dan potensi pariwisata yang ada di masyarakat, tantangan, serta peluang yang dihadapi dengan menggunakan sumber daya lokal atas prinsip pemberdayaan masyarakat. Adapun acuannya adalah sebagai berikut.

a) Mengumpulkan informasi yang dilakukan oleh masyarakat sendiri. Bahan informasi dapat digunakan oleh orang lain atau suatu lembaga yang akan mengembangkan objek pariwisata.

b) Mempelajari kondisi dan kehidupan di lokasi yang memiliki potensi pengembangan pariwisata, dari dan oleh masyarakat setempat untuk saling berbagi, berperan aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian serta tindak lanjutnya.

c) Informasi yang diperoleh dapat dipergunakan sebagai bahan perencanaan kegiatan dalam pemberdayaan masyarakat di sekitar lokasi pariwisata.

Bentuk partisipasi tersebut dilaksanakan oleh pengambil kebijakan bersama masyarakat lokal, kelompok pendamping lapangan, dan dari unsur pemerintah desa. Dalam metode ini kelompok pendamping lapangan hanya sebatas fasilitator.

2) Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan

Keterlibatan dalam pengelolaan ini maksudnya adalah agar masyarakat tidak hanya menjadi obyek tapi juga berperan selaku subjek sehingga dapat menikmati keuntungan yang optimal dari

pengelolaan pariwisata dan dapat menambah sumber pendapatan masyarakat, dari biasanya. Dengan berkembangnya usaha pariwisata berbasis masyarakat, penduduk akan memperoleh pendapatan tambahan sehingga ketergantungan masyarakat terhadap sumber daya alam akan berkurang. Untuk mendukung upaya ini hendaknya jadwal operasional usaha pariwisata disesuaikan berdasarkan situasi dan kondisi masyarakat, agar tidak mengganggu aktivitas rutin masyarakat misalnya tidak mengganggu saat musim panen. Harapan ke depan, keterlibatan/peran serta masyarakat dalam pengembangan pariwisata dengan pola pengembangan pariwisata berbasis masyarakat ini adalah agar keuntungan dari usaha pariwisata dapat lebih banyak diterima langsung dan dinikmati oleh masyarakat.

Untuk mencapai harapan ini dapat diterapkan sistem rotasi dalam penyediaan jasa pariwisata. Sistem rotasi dalam hal ini diartikan sebelum pengunjung datang, masyarakat telah mendapatkan informasi tentang kunjungan tersebut sehingga dapat dilakukan pengaturan pembagian penyediaan jasa kepada pengunjung (wisatawan) seperti penginapan, penyediaan makanan, pemandu, dan sebagainya sehingga seluruh masyarakat memperoleh tambahan (Al Tabri, 2010). Tentu pengaturan tersebut harus dikelola dengan baik dengan melibatkan unsur masyarakat yang berkepentingan. Hasil akhir yang diharapkan nantinya adalah sebagian pendapatan dari kunjungan wsiatawan yang datang bisa masuk ke kas desa, dan dana tersebut dapat digunakan untuk membiayai pembangunan di desa serta kegiatan sosial, pendidikan, dan pemeliharaan lingkungan.