Kawasan Pembangunan Pariwisata berdasarkan Rancangan RTRW Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2011-2030
b) Kawasan Pembangunan Pariwisata berdasarkan Rancangan RTRW Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2011-2030
Dalam Materi Teknis Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Selatan No. 14 Tahun 2006 (Draft RTRW Provinsi Sumatera Selatan 2011-2030), disebutkan program pembangunan pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan, meliputi:
1) Penataan Kawasan Wisata Pagar Alam, Danau Ranau dan
Sungai Musi Palembang;
2) Promosi Wisata dan Pengembangan tempat Wisata;
3) Pengembangan Produk Agroindustri;
4) Pengembangan Agro-Estate;
5) Pengembangan Ecotourism di Kawasan TNKS (Taman Nasional Kerinci Seblat), Pagar Alam, Banyuasin, Muara Enim dan Lahat; dan
6) Pengembangan Agrowisata di Pagar Alam, Ogan Komering Ilir, Musi Rawas, dan Ogan Komering Ulu Selatan.
Pengembangan pusat-pusat tujuan wisata dan kawasan pariwisata berbasis keunikan budaya dalam strategi pengembangan kawasan budidaya, juga menjadi salah satu fokus pembangunan pariwisata secara keseluruhan di Provinsi Sumatera Selatan.
Draft RTRW Provinsi Sumatera Selatan 2011-2030 juga menyebutkan Kawasan Peruntukan Pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan, yang menjadi fokus pembangunan kepariwisataan berdasarkan karakteristik daya tarik dan aktivitas wisata, serta keterkaitan antar destinasi. Kawasan Pariwisata adalah kawasan yang diperuntukan bagi kegiatan pariwisata. Dimana kriteria dalam penetapan kawasan pariwisata adalah kawasan yang memiliki:
1) Keindahan alam dan keindahan panorama;
2) Masyarakat dengan kebudayaan bernilai tinggi dan diminati oleh wisatawan; dan
3) Bangunan peninggalan budaya atau mempunyai nilai sejarah yang tinggi. Disamping itu penetapan kawasan pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan dilakukan dengan mempertimbangkan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA).
Pengembangan pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan diarahkan di setiap kabupaten/kota, dengan prioritas pengembangan pada Benteng Kuto Besak dan Bukit Siguntang (Palembang), Megalith (Lahat dan Pagar Alam), Danau Ranau (OKU Selatan), Gunung Dempo (Pagar Alam), Taman Nasional Sembilang (Banyuasin).
RTRW Provinsi Sumatera Selatan juga menjabarkan arahan Peraturan Zonasi Kawasan Peruntukan Pariwisata, sebagai berikut:
1) Pemanfaatan potensi alam dan budaya masyarakat sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan;
2) Perlindungan terhadap situs peninggalan kebudayaan masa lampau;
3) Pembatasan pendirian bangunan hanya untuk menunjang kegiatan pariwisata;
4) Pengembangan budaya masyarakat;
5) Pengendalian pemanfaatan potensi alam;
6) Penentuan lokasi wisata alam dan wisata minat khusus
yang tidak mengganggu fungsi kawasan lindung;
7) Pengendalian pertumbuhan sarana dan prasarana penunjang wisata yang mengganggu fungsi kawasan lindung, terutama resapan air;
8) Perlindungan terhadap situs peninggalan kebudayaan masa lampau dan peninggalan sejarah;
9) Ketentuan pemanfaatan taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam untuk kegiatan wisata dilaksanakan sesuai asas konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistem serta luas lahan untuk pembangunan sarana dan prasarana paling luas 10% dari luas zona pemanfaatan dan penerapan eco-architecture;
10) Ketentuan pelarangan mengubah dan/atau merusak bentuk arsitektur setempat, bentang alam dan pemandangan visual;
11) Persyaratan amdal sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
12) Pelestarian lingkungan hidup dan cagar budaya yang dijadikan kawasan pariwisata sesuai prinsip-prinsip pemugaran;
Berdasarkan pada Rancangan RTRW Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013-2033, disebutkan pembangunan kawasan pariwisata dilaksanakan pada Kabupaten/Kota sebagai berikut:
Tabel 3.7.
Kebijakan Pembangunan Kawasan terkait Pariwisata Provinsi Sumatera Kabupaten/
No
Arahan Pengembangan Kota
Kriteria
1 Kawasan
Kawasan budidaya yang
o Pengembangan kawasan
Perkotaan
memiliki nilai strategis sosial
perdagangan dan jasa, melalui
Pagar Alam
budaya di wilayah provinsi.
revitalisasi kawasan,
Kawasan ini memiliki :
penataan lingkungan sekitar,
1) Situs bersejarah dunia;
peningkatan aksesibilitas
2) Aset yang harus
menuju kawasan dalam
dilindungi dan
mendukung peningkatan
dilestarikan;
fungsi kawasan sebagai
3) Tempat perlindungan
kawasan perkotaan.
peninggalan budaya.
o Perlu sinergitas infrastruktur. o Menyelaraskan struktur dan
pola ruang, serta arah pengembangan wilayah agar terintegrasi dan saling mendukung dengan kawasan tetangga.
o Pengembangan kawasan wisata budaya dan alam.
o Pelestarian cagar budaya.
2 Kawasan
Kawasan yang memiliki nilai o Berpotensi sebagai kawasan
Koridor Lahat-
strategis ekonomi yang
ekonomi untuk persaingan di
Muara Enim
berpengaruh terhadap
tingkat regional
pertumbuhan ekonomi
o Perlu sinergitas infrastruktur
provinsi dalam aspek :
o Perlu sinergitas
1) Potensi ekonomi cepat
pembangunan antar daerah
tumbuh;
o Perlu dikendalikan agar tidak
2) Dukungan jaringan
merambah kawasan
prasarana dan fasilitas
pertanian/hutan
penunjang kegiatan
o Perlu pelestarian cagar
ekonomi.
budaya yang berpotensi menjadi daya tarik wisata.
o Perlu sinergitas Pengembangan yang dikembangkan bagi
3 Kawasan
Kawasan kegiatan ekonomi
pembangunan antar daerah
Ekonomi
dukungan jaringan
o Perlu dikendalikan agar tidak
prasarana dan fasilitas
merambah kawasan
Terpadu Danau
penunjang kegiatan
pertanian/hutan
Ranau
ekonomi; dan
o Mengembangkan kawasan
1) Kawasan yang
wisata terpadu dan
o Mengoptimalkan
No
Arahan Pengembangan Kota
Kriteria
keseimbangan tata guna
pemanfaatan Danau Ranau
air yang setiap tahun
untuk kegiatan pariwisata &
berpeluang
kegiatan khusus sesuai daya
dukungnya. Sumber: Materi Teknis Rancangan RTRW Provinsi Sumatera Selatan tahun 2011-2030
menimbulkan kerugian.