Modulasi (Modulation)

1.9. Modulasi (Modulation)

Modulasi merupakan teknik penerjemahan yang dilakukan dengan mengubah sudut pandang, fokus atau kategori kognitif yang berkaitan dengan teks bahasa sumber, baik secara leksikal maupun struktural. Contoh penggunaan teknik modulasi terdapat pada data no 51 sbb:

BSu: Beckham handed the Argentineans the game on a silver platter by retaliating to fairly standard provocation.

BSa: Argentina mendapat piala perak karena Beckham melakukan provokasi.

Pada teks diatas, terjadi perbedaan sudut pandang atau fokus pada teks bahasa sumber dibandingkan dengan bahasa sasarannya. Inti dari kalimat diatas baik pada teks BSu maupun BSa-nya adalah sama yaitu Argentina mendapatkan piala perak karena kesalahan yang dilakukan oleh David Beckham. Perbedaan Pada teks diatas, terjadi perbedaan sudut pandang atau fokus pada teks bahasa sumber dibandingkan dengan bahasa sasarannya. Inti dari kalimat diatas baik pada teks BSu maupun BSa-nya adalah sama yaitu Argentina mendapatkan piala perak karena kesalahan yang dilakukan oleh David Beckham. Perbedaan

Contoh lain penggunaan teknik ini terdapat pada data no 64 sbb:

BSu: Just before the tournament , Beckham broke a bone in his foot. BSa: Sebelum turnamen, tulang kaki Beckham patah.

Pada teks diatas, klausa Beckham broke a bone in his foot diterjemahkan menjadi tulang kaki Beckham patah. Inti pesan dari kedua kalimat diatas adalah sama yaitu Beckham mengalami patah tulang kaki. Perbedaannya terletak pada sudut pandangnya. Jika dalam BSu-nya fokus terpusat pada subjek penderita, pada BSa-nya fokusnya terdapat pada objek penderita. Teknik ini sangat tepat dan akurat untuk menerjemahkan klausa Beckham broke a bone in his foot menjadi tulang kaki Beckham patah sebab jika diterjemahkan secara harfiah/ kata per kata dengan Beckham mematahkan tulang kakinya, akan terjadi ditorsi makna dan terjemahannya akan menjadi tidak akurat dan tidak berterima di Bsa.

Generalisasi merupakan teknik penerjemahan yang dilakukan dengan menggunakan istilah lebih umum dalam menerjemahkan kata ke dalam bahasa sasaran. Contoh penerapan teknik ini terdapat pada teks no 31 sbb:

BSu: Their marriage in July 1999 followed the birth of son Brooklyn in March with his name an interesting choice after conception in Brooklyn Ney York.

BSa: Setelah menikah Juli 1999 mereka dikaruniai anak bernama Brooklyn pada bulan Maret, pilihan nama bagus karena hamil di Brooklyn, New York.

Pada teks diatas, teknik generalisasi dilakukan dengan menerjemahkan son yang berarti anak laki-laki diterjemahkan menjadi anak dalam teks sasarannya. Pada bahasa sumbernya (bahasa Inggris) istilah son (anak laki-laki) merupakan subordinat dari children (anak). Dalam hal ini, penerjemah memilih menggunakan istilah yang lebih umum (anak) untuk istilah yang lebih khusus yaitu anak laki-laki. Meski demikian, hasil terjemahan yang dihasilkan tetap akurat meski dalam teks sasarannya istilah son diterjemahkan menggunakan istilah yang lebih umum yaitu anak karena dalam Bahasa Indonesia istilah ini lazim digunakan tanpa perlu menambahkan keterangan perempuan atau laki-laki yang mengikuti kata anak. Setelah kata anak, biasanya akan diikuti dengan nama yang akan menunjukkan apakah dia laki-laki atau perempuan. Jadi, penggunaan teknik ini tetap akurat. Contoh penggunaan teknik ini juga terdapat no 45 sebagai berikut:

BSu: So Beckham kicked on, with the names of his sons on his boots.

Pada teks diatas, selain kata son yang diterjemahkan menggunakan teknik generalisasi, juga terdapat kata boots yang juga diterjemahkan dengan teknik yang sama. Kata boots diterjemahkan menjadi sepatu dalam bahasa sasarannya. Istilah sepatu merupakan superordinat dari boots karena boots merupakan salah satu jenis sepatu, sedangkan sepatu banyak jenisnya misalnya sepatu kets, pantofel, sepatu hak tinggi, dan sebagainya.