Standard Asuhan Keperawatan Penerimaan Pasien Baru
                                                                                3. Memperjelas  alur  tugas,  wewenang  dan  tanggung  jawab  dari
petugaspegawai yang terkait. 4.
Melindungi  organisasiunit  kerja  dan  petugas  pegawai  dari  malpraktek atau kesalahan administrasi lainnya.
5. Untuk menghindari kegagalankesalahan, keraguan, duplikasi, inefisiensi.
c. Fungsi SOP
Fungsi SOP antara lain; 1.
Memperlancar tugas petugaspegawai atau timunit kerja. 2.
Sebagai dasar hukum bila terjadi pnyimpangan. 3.
Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak. 4.
Mengarahka petugaspegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja. 5.
Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.
d. Kapan SOP diperlukan
1. SOP harus ada sebelum suatu pekerjaan dilakukan.
2. Untuk  menilai  apakah  pekerjaan  tersebut  sudah  dilakukan  dengan  baik
atau tidak. 3.
Uji  SOP  sebelum  dijalankan,  lakukan  revisi  bila  ada  perubahan  langkah kerja yang dapat mempengaruhi lingkungan kerja.
e. Keuntungan adanya SOP
1. SOP  yang  baik  akan  menjadi  pedoman  bagi  pelaksana,  menjadi  alat
komunikasi dan pengawasan dan menjadikan pekerjaan diselesaikan secara konsisten.
2. Para pegawai akan lebih  memiliki percaya diri dalam bekerja dan tahu apa
yang harus dicapai dalam setiap pekerjaan. 3.
SOP juga dipergunakan sebagai salah satu alat training dan bisa digunakan untuk mengukur kinerja pegawai.
Tabel 4.1 Standar Operasional Prosedur Pengkajian Nyeri Pasien
Standar Operasional
Prosedur
Pengelolaan  Pasien  Dengan  Keluhan  Nyeri  di  Ruang Rawat Inap
Tanggal:
Nama Pasien: No. RM:
PENGERTIAN Prosedur  untuk  menilai  dan  mengevaluasi  ulang  serta
mengambil  tindakan  pada  pasien  yang  memiliki  keluhan nyeri di ruang rawat inap.
TUJUAN Untuk  memaksimalkan  intervensi  keperawatan  terhadap
keluhan nyeri pasien di ruang rawat inap. PROSEDUR
a. Cuci tangan;
a. Menjelaskan pada klien atau keluarga tentang prosedur
pengkajian nyeri komunikasi terapeutik; b.
Menjelaskan tujuan dari pengkajian resiko jatuh; c.
Jika  klien  atau  keluarga  bersedia  berpartisipasi,  maka klien  atau  keluarga  mengisi  lembar  persetujuan  dari
Rumah Sakit Informed Consent; d.
Menanyakan  kepada  klien  tentang  kualitas  nyeri  yang dialaminya.
e. Menanyakan  kepada  klien  tentang  keparahan  nyeri
meminta  pasien  menunjukkan  skala  nyeri  yang dialaminya;
f. Menanyakan durasilama nyeri itu dirasakan oleh klien;
g. Menanyakan lokasi nyeri dirasakan klien, menanyakan
adanya radiasi nyeri ke bagian tubuh lainnya pada klien;
h. Menanyakan faktor-faktor pencetus nyeri pada klien;
i. Menanyakan upaya klien untuk mengatasi nyerinya;
j. Menanyakan  pemahaman  klien  tentang  nyeri  yang
dirasakannya; k.
Menanyakan harapan klien tentang nyerinya; l.
Mengobservasi  respon  perilaku,  afektif,  fisiologis,  dan psikologis klien terhadap nyerinya;
m. Menjelaskan  kepada  klien  dan  keluarga  bahwa
pengkajian nyeri telah selesai; n.
Mendokumentasikan hasil pengkajian nyeri klien  yang telah dilakukan;
o. Mengevaluasi hasil pengkajian yang telah dilakukan;
p. Cuci tangan.
Peneliti  melakukan  pengkajian  nyeri  menggunakan  Skala  Nyeri  Numerik, Skala  Nyeri  Verbal,  dan  Skala  Nyeri  Wajah  yang  melibatkan  6  orang  pasien  di
ruang  rawat  inap  Rindu  B-3  Orthopedi  degan  diagnosa  medis  fraktur.  Peneliti melakukan pengkajian selama 5 hari dengan hasil sebagai berikut lihat tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Pengkajian  Nyeri Menggunakan Skala Nyeri Numerik, Skala Nyeri  Verbal, dan Skala  Nyeri  Wajah  Pada  Pasien  Bedah  di  Ruang
Rawat Inap RB-3 RSUP Haji Adam Malik. No  Nama
Pasien Hari 1
Hari 2 Hari 3
Hari 4 Hari 5
1. Tn. A   Klien
melapor- kan
nyeri terasa  ber-
denyut, skala  nyeri
3,
nyeri bersifat
hilang timbul,  dan
nyeri  terjadi bila berubah
posisi tubuh. Klien
terlihat meringis
dan
me- lindungi
Klien melapor-
kan  nyeri terasa
berdenyut, skala nyeri
4,
nyeri hilang
timbul, dan  nyeri
muncul bila
berubah posisi
tubuh. Klien
terlihat meringis
Klien melapor-
kan  nyeri terasa
berdenyut, skala nyeri
4,
nyeri hilang
timbul. Klien
terlihat me-
lindungi area  tubuh
yang nyeri.
Klien melapor-
kan nyeri
terasa berdenyut,
skala  nyeri 2,
nyeri hilang
timbul,  dan muncul  bila
klien berubah
posisi. Klien
terlihat  me- lindungi
area  tubuh yang nyeri.
Klien melapor-
kan nyeri
terasa berdenyut,
skala  nyeri 2,
nyeri hilang
timbul,  dan muncul  bila
klien berubah
posisi. Klien
terlihat  me- lindungi
area  tubuh yang nyeri.
                                            
                