Harapan  budaya  tentang  nyeri  yang  individu  pelajari  sepanjang  hidupnya jarang  dipengaruhi  oleh  pemajanan  terhadap  dengan  nilai-nilai  yang  berlawanan
dengan  budaya  lainnya.  Akibatnya,  individu  yakin  bahwa  persepsi  dan  reaksi mereka terhadap nyeri adalah normal dapat diterima.
4. Usia
Cara lansia berespons terhadap nyeri dapat berbeda dengan cara berespons orang  yang  berusia  lebih  muda.  Persepsi  nyeri  pada  lansia  mungkin  berkurang
sebagai akibat perubahan patologis berkaitan dengan beberapa penyakit. Lansia cenderung untuk mengabaikan nyeri dan menahan nyeri yang berat
dalam  waktu  yang  lama  sebelum  melaporkannya  atau  mencari  perawatan kesehatan.  Lansia  mengatasi  nyeri  sesuai  dengan  gaya  hidup,  kepribadian  dan
latar  belakang  budaya  mereka.  Namun  demikian,  penilaian  tentang  nyeri  dan keadekuatan  pengobatan  harus  didasarkan  pada  laporan  nyeri  pasien  dan  pereda
ketimbang didasarkan pada faktor usia.
5. Efek Plasebo
Efek plasebo terjadi ketika seseorang berespons terhadap pengobatan atau tindakan lain karena suatu harapan bahwa pengobatan atau tindakan tersebut akan
memberikan  hasil  bukan  karena  tindakan  atau  pengobatan  tersebut  benar-benar bekerja. Efek plasebo timbul dari produksi alamiah endorfin dalam sistem kontrol
desenden.  Efek  ini  merupakan  respons  fisiologis  sejati  yang  dapat  diputar  balik oleh nasoklon, suatu antagonis narkotik.
Harapan  positif  pasien  tentang  pengobatan  dapat  meningkatkan keefektifan  medikasi  atau  intervensi  lainnya.  Individu  yang  diberitahu  bahwa
suatu medikasi diperkirakan dapat meredakan nyeri hampir pasti akan mengalami peredaan  nyeri  dibanding  dengan  pasien  yang  diberitahu  bahwa  medikasi  yang
didapatnya tidak mempunyai efek apapun. Hubungan pasien-perawat yang positif dapat juga menjadi peran yang amat penting dalam meningkatkan efek plasebo.
D. Pengkajian Nyeri Pasien
Penatalaksanaan  nyeri  memerlukan  penilaian  dan  usaha  cermat  untuk memahami  pengalaman  nyeri  pasien  dan  mengidentifikasi  kausa  sehingga  kausa
tersebut dapat dihilangkan, apabila mungkin Price  Wilson, 2005. Pasien dapat menunjukkan  lokasi  nyerinya,  serta  perlu  diketahui    nyerinya  bersifat  superfisial
atau dalam. Perawat perlu menanyakan awitan nyeri, pola, serta faktor-faktor yang memperparah dan mengurangi nyeri pasien.
Kualitas nyeri juga dapat dinilai dengan cara meminta pasien menjelaskan nyeri dengan kata-katanya sendiri. Pasien juga perlu ditanyai tentang gejala-gejala
yang  berkaitan  dengan  nyeri  yang  dialaminya.  Dalam  hal  ini,  perawat  perlu menyediakan waktu bagi pasien untuk membahas dampak nyeri pada gaya hidup
pasien,  serta  akhirnya  perlu  didokumentasikan  metode  terapi  nyeri  sebelumnya yang  pernah  dilakukan  pasien  dan  eektifitasnya.  Selain  mengumpulkan  data
subjektif  mengenai  nyeri,  perawat  juga  perlu  untuk  melakukan  pengamatan langsung  tentang  perilaku  non  verbal  dan  verbal  yang  dapat  memberi  petunjuk
tambahan mengenai nyeri pasien.