3. Pengkajian Keperawatan
Proses keperawatan adalah pendekatan keperawatan profesional yang diakukan untuk mengidentifikasi, mendiagnosis dan mengatasi respon individu
terhadap kesehatan dan penyakit. Proses ini dimulai dari tahap pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, penetapan rencana intervensi keperawatan,
selanjutnya tahap implementasi, dan diakhiri oleh tahap evaluasi. Pengkajian adalah proses pengumpulan data secara sistematis yang
bertujuan untuk menentukan status kesehatan dan fungsional klien pada saat ini dan waktu sebelumnya, serta untuk menentukan pola respon klien saat ini dan
waktu sebelumnya Carpenito-Moyet, 2005 dalam Potter Perry, 2009. Tujuan dari pengkajian adalah untuk menyusun data dasar mengenai kebutuhan, masalah
kesehatan, dan respons klien terhadap masalah.
B. Konsep Nyeri
1. Defenisi Nyeri
Perdossi 2000 dalam Meliala, 2004 telah menerjemahkan defenisi nyeri dari defenisi International Association for the Study of Pain
sebagai “pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik
aktual maupun potensial, atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut”.
Defenisi keperawatan tentang nyeri adalah apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan individu yang mengalaminya, yang ada kapanpun individu
mengatakannya Smeltzer Bare, 2001. Oleh karena itu, keberadaan nyeri adalah berdasarkan pada laporan pasien bahwa nyeri ada.
2. Klasifikasi Nyeri
Secara umum, nyeri diklasifikasikan menjadi dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis Smeltzer Bare, 2001.Nyeri akut biasanya awitannya tiba-tiba dan
umumnya berkaitan dengan cedera spesifik. Nyeri akut mengindikasi cedera atau kerusakan telah terjadi. Jika kerusakan tidak lama terjadi dan tidak ada penyakit
sistematik, nyeri akut biasanya menurun sejalan dengan terjadinya penyembuhan; nyeri ini umumnya terjadi kurang dari enam bulan dan biasanya kurang dari satu
bulan.
Nyeri kronis merupakan nyeri konstan atau intermitten yang menetap sepanjang suatu periode waktu tertentu Smeltzer Bare, 2001. Nyeri kronis
dapat tidak mempunyai awitan yang ditetapkan dengan tepat dan sering sulit diobati karena biasanya nyeri ini tidak memberikan respons terhadap pengobatan
yang diarahkan kepada penyebabnya. Meskipun tidak diketahui mengapa banyak individu menderita nyeri
kronis setelah suatu cedera atau proses penyakit, diduga bahwa ujung-ujung saraf yang normalnya tidak mentransmisikan nyeri menjadi mampu untuk mencetuskan
sensasi nyeri, atau ujung-ujung saraf yang normalnya hanya mentransmisikan stimulus yang sangat nyeri, mentransimisikan stimulus yang sebelumnya tidak
nyeri sebagai stimulus yang sangat nyeri. Berdasarkan mekanismenya, Meliala 2004 mengklasifikasikan nyeri
menjadi nyeri nosiseptif, nyeri inflamasi, nyeri neuropatik, dan nyeri psikogenik. Nyeri nosiseptif nyeri fisiologis merupakan nyeri yang bersifat sementara
sebagai respons terhadap stimulus noksius.