24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Penelitian ini telah dilaksanakan di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan Periode Maret-Mei 2016. Data diambil dari rekam medik
pasien hipertensi dengan gagal ginjal yang menjalani hemodialisis di klinik spesialis ginjal dan hipertensi rasyida medan periode Maret-Mei 2016.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh pasien hipertensi dengan gagal ginjal yang diberikan terapi obatantihipertensi adalah sebanyak 100
orangjumlah pasien yang memenuhi kriteria inklusi sebagai subjek penelitian.
4.2 Karakteristik Berdasarkan Usia Tabel 4.1
Distribusi frekuensi usia pasien hipertensi dan gagal ginjal kronik
Keterangan : n = jumlah subjek, n=100 Jumlah pasien hipertensi yang menjalani hemodialisa dengan usia 47
– 75 tahun lebih banyak, hal ini menunjukkan bahwa usia salah satu risiko gagal ginjal
kronik. Secara klinik usia pasien 46 – 75 tahun mempunyai peluang atau risiko
mengalami gagal ginjal kronik lebih besar dibanding usia pasien 15 – 45 tahun.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin bertambah usia, semakin berkurang fungsi ginjal karena disebabkan terjadinya penurunan kecepatan eksresi glomerulus dan
penurunan fungsi tubulus pada ginjal. Pada usia lanjut, fungsi ginjal dan aliran Kelompok Usia
Jumlah Persentase n
18 - 60 tahun 38
38 66
– 99 tahun 62
62 Total
100 100
Universitas Sumatera Utara
25 darah ke ginjal berkurang sehingga terjadi penurunan kecepatan filtrasi
glomerulus sekitar 30 dibandingkan pada orang yang lebih muda Bustami et al, 2001.
4.3 Karakteristik Jenis Kelamin
Gambaran karakteristik jenis kelamin subjek penelitian ditunjukkan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi jenis kelamin pasien hipertensi dan gagal ginjal
kronik.
Keterangan : n = jumlah subjek, n=100 Berdasarkan hasil yang di peroleh pasien hipertensi dengan gagal ginjal
paling banyak terdapat pada kelompok laki laki sebanyak 59 dan diikuti pada perempuan sebanyak 41 . Prevalensi penderita hipertensi dengan gagal
ginjal lebih tinggi pada laki laki. Hal ini dapat terjadi karena laki laki cenderung memiliki pola hidup kurang sehat seperti merokok, mengkonsumsi alkohol
dan kopi yang dapat memicu stres oksidatif jauh lebih besar jikadibandingkan dengan pasien perempuan. Pasien laki laki mempunyai
resiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal, resiko terhadap morbiditas dan mortalitas serta kardiovaskuler Gennari, 2001.
Pasien gagal ginjal kronik dengan hemodialisis yang mempunyai riwayat merokok mempunyai risiko dengan kejadian gagal ginjal kronik lebih besar 2 kali
dibandingkan dengan pasien tanpa riwayat merokok. Efek merokok yaitu meningkatkan pacuan simpatis yang akan berakibat pada peningkatan tekanan
Jenis kelamin Jumlah
Persentase n Laki laki
59 orang 59
Perempuan 41 orang
41 Total
100 orang 100
Universitas Sumatera Utara
26 darah, takikardi, dan penumpukan katekolamin dalam sirkulasi, beberapa
pembuluh darah juga sering mengalami vasokonstriksi misalnya pada pembuluh darah koroner, sehingga pada perokok sering diikuti dengan peningkatan tahanan
pembuluh darah ginjal sehingga terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus dan fraksi filter Grassi et al., 2000.
Alkohol jika dikonsumsi mempunyai efek toksik terhadap tubuh baik secara langsung maupun tidak langsung Panjaitan, 2003. Salah satu akibat
konsumsi alkohol etanol berlebihan adalah meningkatnya resiko gagal ginjal dan gagal fungsi hati. Mengkonsumsi etanol sangat berbahaya karena reaksi kimia
senyawa ini membentuk nefrotoksin kuat hingga menyebabkan gangguan fungsi dan kematian sel nekrosis pada sel tubulus proksimal Gunawan, 2010. Seperti
sebagian besar organ dalam tubuh ada sejumlah regulasi yang memungkinkan ginjal untuk berfungsi secara normal dan optimal, etil alkohol dapat mengganggu
kontrol ini. Alkohol telah terlihat dapat mengubah struktur dan fungsi ginjal serta merusak kemampuannya untuk mengatur volume, komposisi cairan dan elektrolit
dalam tubuh. Efek ini akan mengubah kemampuan ginjal untuk berfungsi secara normal Boggan, 2003.
4.4 Penggunaan Obat Antihipertensi