Etiologi Klasifikasi Penyakit Gangguan Ginjal Kronik .1 Definisi

6 Kalimantan Timur, NTB, DKI Jakarta, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Sumatera Selatan, dan Riau Kemenkes RI, 2013. Beberapa penelitian telah dilakukan di kota Medan untuk mengetahui prevalensi penyakit GGK diantaranya penelitian yang telah dilakukan oleh Romauli 2009, menunjukkan bahwa penderita GGK yang dirawat inap di RSUD. Dr. H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi pada tahun 2007 terdapat 80 orang 54,1 dan tahun 2008 terdapat 68 orang 45,9 Romauli, 2009. Penelitian serupa juga telah dilakukan pada pasien GGK rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan, menunjukkan bahwa pada tahun 2004 – 2007 terus terjadi peningkatan jumlah pasien GGK, dimana pada tahun 2004 terdapat 116 orang 12,5, tahun 2005 terdapat 189 orang 20,2, tahun 2006 terdapat 275 orang 29,4 dan tahun 2007 terdapat 354 orang 37,9 Ginting, 2008. Penelitian yang telah dilakukan di RSUP Dr. M. Djamil tahun 2011 menunjukkan terdapat 7,84 penggunaan obat kategori dosis berlebih yang diterima pasien gagal ginjal kronik Trisnawati, 2011. Namun di kota medan sendiri belum didapatkan secara pasti data – data terbaru yang menunjukkan seberapa besar persentase pengggunaan obat pada pasien gangguan ginjal kronik yang memerlukan penyesuaian dosis.

2.1.3 Etiologi

Penyakit ginjal kronik dapat menyebabkan terjadinya hipertensi begitupun sebaliknya pada hipertensi kronik dapat menyebabkan terjadinya penyakit ginjal. Kira kira 10 hipertensi yang terdapat pada GGK berhubungan dengan aktivitas sistem renin – angiotensin – aldosteron Sukandar, 2006. Dalam kondisi normal terdapat autoregulasi pada ginjal yang memungkinkan terdapatnya aliran darah Universitas Sumatera Utara 7 yang tetap pada ginjal sekaligus mempertahankan laju filtrasi glomerolus LFG pada tekanan rerata arteri sebesar 80 – 160 mmHg. Mekanisme ini berjalan melalui mekanisme reflek miogenik dan tubuloglomerular. Pada kondisi yang tidak normal kemampuan vasodilatasi sebagai akibat autoregulasi ginjal hanya dapat dilakukan sampai tekanan arteri rerata sebesar 80 mmHg Williams, 2005.

2.1.4 Klasifikasi

Klasifikasi derajat penurunan LFG sangat penting untuk panduan terapi konservatif. Derajat penyakit ginjal kronik berdasarkan LFG sesuai dengan rekomendasi National Kidney Foundation Kidney Disease Outcomes Quality Initiative NKF-KDOQI 2004 dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Klasifikasi GGK berdasarkan derajat penyakit ginjal kronik. Derajat Penjelasan LFG mlmenit1,73m² 1 Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau meningkat ≥ 90 2 Kerusakan ginjal dengan LFG turun ringan 60 – 89 3 Kerusakan ginjal dengan LFG turun sedang 30 – 59 4 Kerusakan ginjal dengan LFG turun berat 15 – 29 5 Gagal ginjal 15 atau dialisis Berikut adalah hubungan antara penurunan LFG dan gambaran klinik pada pasien gangguan ginjal yaitu: a. penurunan cadangan faal ginjal LFG = 40 – 75 Pada tahap ini biasanya tanpa keluhan, karena faal ekskresi dan regulasi masih dapat dipertahankan normal. Kelompok pasien ini sering ditemukan secara tidak sengaja pada pemeriksaan laboratorium rutin. Universitas Sumatera Utara 8 b. insufisiensi renal LFG = 20 – 50 Pasien GGK pada tahap ini masih dapat melakukan aktivitas normal walaupun sudah memperlihatkan keluhan keluhan yang berhubungan dengan retensi azotemia. Pada pemeriksaan hanya ditemukan hipertensi, anemia dan hiperurisemia. c. gagal ginjal LFG = 5 – 25 Gambaran klinik dan laboratorium makin nyata: anemia, hipertensi, dehidrasi, kelainan laboratorium seperti hiperurisemia, kenaikan ureum dan kreatinin serum, kalium serum biasanya masih normal. d. sindrom azotemia LFG = kurang dari 5 Sindrom azotemia istilah lama uremia dengan gambaran klinik sangat komplek dan melibatkan banyak organ multi organ Sukandar, 2006.

2.2 Farmakokinetik pada Pasien Gangguan Ginjal Kronik

Dokumen yang terkait

Hubungan Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis Terhadap Sensitivitas Pengecapan di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan

3 100 81

Hubungan Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis Terhadap Sensitivitas Pengecapan di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan

0 0 15

Hubungan Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis Terhadap Sensitivitas Pengecapan di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan

0 0 2

Hubungan Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis Terhadap Sensitivitas Pengecapan di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan

0 0 5

Evaluasi Regimen Dosis Pengobatan Hipertensi Terhadap Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan Periode Maret – Mei 2016

0 0 14

Evaluasi Regimen Dosis Pengobatan Hipertensi Terhadap Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan Periode Maret – Mei 2016

0 0 2

Evaluasi Regimen Dosis Pengobatan Hipertensi Terhadap Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan Periode Maret – Mei 2016

0 0 4

Evaluasi Regimen Dosis Pengobatan Hipertensi Terhadap Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan Periode Maret – Mei 2016

0 0 14

Evaluasi Regimen Dosis Pengobatan Hipertensi Terhadap Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan Periode Maret – Mei 2016

0 0 2

Evaluasi Regimen Dosis Pengobatan Hipertensi Terhadap Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan Periode Maret – Mei 2016

0 0 11