Saran kepada karyawan Perkebunan Kelapa Sawit

6.2 Saran a. Saran Kepada Pemerintah

1. Agar pemerintah memberikan perhatian kepada perusahaan-perusahaan perkebunan dengan melakukan pengawasan dan memonitoring kegiatan-kegiatan perkebunan. 2. Agar terjalin hubungan yang baik antara pemerintah dengan perusahaan perkebunan dan mempermudah pemberian surat ijin usaha dan urusan birokrasi.

b. Saran kepada Perusahaan

1. Perusahaan sebaiknya dalam membuat sistem manajemen lebih memperhatikan apakah manajemen itu baik untuk perusahaan dan tidak merugikan karyawan.

c. Saran kepada karyawan

1. Karyawan lebih bersikap profesional kerja dalam lingkungan kerja dan menjalin hubungan yang baik dengan perusahaan, antar karyawan dan masyarakat sekitar. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perkebunan Kelapa Sawit

Kelapa sawit masuk ke Indonesia sekitar tahun 1848, namun tanaman kelapa sawit yang didatangkan ke Indonesia pada mulanya hanya dijadikan sebagai tanaman hias untuk taman, jalan serta pekarangan dan juga dijadikan tanaman hias langka Kebun Raya Bogor, hal itu berlangsung cukup lama. Pada masa itu, Pemerintah Kolonial Belanda membawa masuk 2 batang bibit pohon kelapa sawit dari Amsterdam, bibit kelapa sawit tersebut lalu ditanam di Kebun Raya Bogor, dari hasil anakan yang diperoleh lalu dipindahkan ke daerah Deli, Sumatera Utara. Didaerah ini, selama beberapa dekade, tanaman kelapa sawit yang sudah banyak berkembang biak masih dijadikan sebagai tanaman hias di sepanjang jalananDeli. Pemerintah kolonial Belanda, sebenarnya sudah mengetahui banyak tentang nilai ekonomis dari tanaman kelapa sawit, sehingga pada saat itu mereka berusaha untuk menimbulkan minat masyarakat terhadap usaha budidaya tanaman kelapa sawit. Karena tercatat beberapa kali pemerintah kolonial belanda melakukan percobaan penanaman kelapa sawit yang juga disertai dengan melakukan kegiatan penyuluhan di daerah Muara Enim pada tahun 1869, di daerah Musi hulu tahun 1870, serta di daerah Belitung tahun 1890. Namun hasil yang didapatkan belum memuaskan karena masyarakat masih memiliki keraguan akan nilai ekonomis dari perkebunan kelapa sawit, serta masih belum menguasai dan mengetahui pemrosesan kelapa sawit Universitas Sumatera Utara untuk dijadikan minyak sawit. Sehingga, peran kelapa sawit masih tetap menjadi sekedar tanaman penghias jalan Semangun, 2000. Perkebunan Indonesia berkembang pesat setelah lahirnya Undang-undang Agraria. Pada tahun 1977 seluruh areal perkebunan di Indonesia tercatat 7 juta Ha, yang terdiri dari perkebunan rakyat 5,99 juta Ha atau 83,6 , perkebunan besar milik negara 0,57 juta Ha atau 8,2 , perkebunan besar milik swasta 0,43 juta ha atau 6,2 . Berikut ini ulasan Mubyarto tentang sistem perkebunan di Indonesia: Masa lalu dan masa depan, sistem perkebunan berkembang pesat setelah berakhirnya sistem tanam paksa pada tahun 1870 dan berdatanganlah orang-orang Belanda dan Eropa ke Indonesia, terutama ke Jawa untuk menanamkan modalnya Batinggi, 1998. Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses kegiatan mengelola sumber daya manusia dalam suatu organisasi yang merupakan aset penting pencapaian tujuan organisasi tersebut. Departemen dalam organisasi yang khusus menangani pengelolaan SDM adalah departemen sumber daya manusia atau dalam bahasa inggris disebut Human Resources Department HRD. Keberadaan SDM dalam sebuah organisasi sangat penting karena mereka yang memprakarsai terbentuknya organisasi, mereka yang berperan membuat keputusan untuk semua fungsi dan mereka juga yang berperan dalam menentukan kelangsungan hidup organisasi itu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa SDM mempunyai daya dukung terhadap eksistensi organisasi. Pesatnya teknologi yang diterapkan organisasi tidak dapat berfungsi secara optimal apabila tidak ada peran manusia di dalamnya Panggabean dan mutiara 2004. Universitas Sumatera Utara Manajemen sumber daya manusia merupakan kebijakan dan praktik yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan aspek “orang “ atau sumber daya manusia dari posisi seorang manajemen, meliputi perekrutan, penyaringan, pelatihan, pengimbalan dan penilaian Dessler, 1997. Produktivitas kerja biasanya dinyatakan dengan suatu imbangan dari hasil kerja rata-rata dalam hubungannya dengan jam kerja rata-rata dari yang diberikan dengan proses tersebut. Sedangkan konsep produktivitas menurut piagam OSLA tahun 1984 adalah : 1 Produktivitas adalah konsep universal, dimaksudkan untuk menyediakan semakin banyak barang dan jasa untuk semakin banyak orang dengan menggunakan sedikit sumber daya. 2 Produktivitas berdasarkan atas pendekatan multidisiplinyang secara efektif merumuskan tujuan rencana pembangunan dan pelaksanaan cara-cara produktif dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien namun tetap menjaga kualitas. 3 Produktivitas terpadu menggunakan keterampilan modal, teknologi manajemen, informasi, energi, dan sumber daya lainnya untuk mutu kehidupan yang mantap bagi manusia melalui konsep produktivitas secara menyeluruh. 4 Produktivitas berbeda di masing-masing negara dengan kondisi, potensi, dan kekurangan serta harapan yang dimiliki oleh negara yang bersangkutan dalam jangka panjang dan pendek, namun masing-masing negara mempunyai kesamaan dalam pelaksanaan pendidikan dan komunikasi. Universitas Sumatera Utara 5 Produktivitas lebih dari sekedar ilmu teknologi dan teknik manajemen akan tetapi juga mengandung filosofi dan sikap mendasar pada motivasi yang kuat untuk terus menerus berusaha mencapai mutu kehidupan yang baik Ravianto, 1986.

2.2 Landasan Teori

Dokumen yang terkait

Karakteristik Sosial Ekonomi Karyawan Pegawai Rendah Bulanan (PRB) dan Hubungannya Dengan Sikap Mereka Terhadap Sistem Manajemen yang Berlaku. (Studi Kasus: PTP Nusantara IV Kebun Dolok Ilir)

0 32 109

PERANAN PAWANG HUJAN DALAM PELAKSANAAN PESTA PERNIKAHAN PADA ETNIS JAWA DI TINJOWAN KECAMATAN UJUNG PADANG KABUPATEN SIMALUNGUN.

9 35 26

PERKEMBANGAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PTPN IV TINJOWAN DI KECAMATAN UJUNG PADANG KABUPATEN SIMALUNGUN (1996-2012).

5 29 23

Karakteristik Sosial Ekonomi Karyawan PTPN IV Tinjowan dan Sikap Mereka Terhadap Manajemen yang Berlaku (StudiKasus: Desa Tinjowan, Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun)

0 0 15

Karakteristik Sosial Ekonomi Karyawan PTPN IV Tinjowan dan Sikap Mereka Terhadap Manajemen yang Berlaku (StudiKasus: Desa Tinjowan, Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun)

0 0 2

Karakteristik Sosial Ekonomi Karyawan PTPN IV Tinjowan dan Sikap Mereka Terhadap Manajemen yang Berlaku (StudiKasus: Desa Tinjowan, Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun)

0 0 6

Karakteristik Sosial Ekonomi Karyawan PTPN IV Tinjowan dan Sikap Mereka Terhadap Manajemen yang Berlaku (StudiKasus: Desa Tinjowan, Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun)

0 0 18

Karakteristik Sosial Ekonomi Karyawan PTPN IV Tinjowan dan Sikap Mereka Terhadap Manajemen yang Berlaku (StudiKasus: Desa Tinjowan, Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun)

0 0 2

Karakteristik Sosial Ekonomi Karyawan PTPN IV Tinjowan dan Sikap Mereka Terhadap Manajemen yang Berlaku (StudiKasus: Desa Tinjowan, Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun)

0 0 11

EFEKTIVITAS PENILAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS : PTPN IV (PERSERO)-KEBUN TINJOWAN SIMALUNGUN)

0 0 6