Dari hasil regresi pengaruh variabel modal kerja, tenaga kerja, pengalaman kerja, teknologi, harga jual terhadap pendapatan diperoleh nilai R
2
sebesar 0.524. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 52,4 dari variasi variabel pendapatan telah
dijelaskan secara serempak oleh variabel pendidikan X
1
, umur X
2
, lamanyabekerja X
3
, pendapatan X
4
dan jumlah tanggungan X
5
. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 47,6 dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang belum dimasukkan dalam model.
5.4.2.2 Pengujian Signifikan Simultan Uji-f
Dari hasil regresi pengaruh variabel pendidikan, umur, lamanyabekerja, pendapatan dan jumlah tanggungan terhadap sikap karyawan terhadap sistem
manajemen yang berlaku diperoleh tingkat signifikansi F adalah sebesar 0,147 ≥0,05.Hal ini menunjukkan bahwa H1 diterimadan H0 ditolak, yang berarti variabel
bebas pendidikan, umur, lamanyabekerja, pendapatan dan jumlah tanggungan secara serempak tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat sikap karyawan terhadap
sistem manajemen yang berlaku.
5.4.2.3 Pengujian Signifikan parsial Uji-t
Dari hasil regresi pengaruh variabel pendidikan, umur, lamanya bekerja, pendapatan dan jumlah tanggungan terhadap sikap karyawan terhadap sistem
manajemen yang berlaku:
a. variabel pendidikan karyawan memiliki tingkat signifikansi adalah sebesar 0,036
≤ 0,05 . Hal ini menunjukkan bahwa variabel pendidikansecara parsial berpengaruh nyata terhadap sikap nelayan terhadap system manajemen yang
berlaku.
Universitas Sumatera Utara
b. Variabel tenaga umur, lamanyabekerja, pendapatan dan jumlah
tanggunganmemiliki tingkat signifikansi masing-masing 0,752 ≤ 0,05, 0,305
≤ 0,05, 0,953 ≤ 0,05, 0,192 ≤ 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa masing- masing variabelumur, lamanyabekerja, pendapatan dan jumlah tanggungan secara
parsial tidak berpengaruh nyata terhadap sikap karyawan terhadap sistem
manajemen yang berlaku. 5.4.3. Pengaruh Pendidikan Terhadap Sikap Karyawan
Dari penelitian ini diketahui bahwa pendidikan berpengaruh signifikan terhadap sikap karyawan artinya pendidikan secara parsial berpengaruh nyata
terhadap sikap karyawan. Besarnya koefisien regresi adalah0,036 ≤ 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap adanya kenaikan pendidikan satu satuan, maka akanterjadi penurunan sikap karyawan terhadap manajemen yang berlaku sebesar
6,143 dengan asumsi variabel lain tetap. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa pendidikan tidak berhubungan dengan sikap
mereka terhadap system manajemen yang berlaku.
5.4.4. Pengaruh Usia Terhadap Sikap Karyawan
Dari penelitian ini diketahui bahwa usia karyawan tidak berpengaruh signifikan terhadap sikap karyawan terhadap manajemen yang berlaku 0,752 0,05
artinya usia karyawan secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap sikap karyawan. Hal ini tidak sesuai dengan peneltian terdahulu yang menyatakan bahwa
usia tidak berhubungan dengan sikap karyawan terhadap system manajemen yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
5.4.5. Pengaruh Lama Bekerja Terhadap Sikap Karyawan
Dari penelitian ini diketahui bahwa lama bekerja tidak berpengaruh signifikan terhadap sikap karyawan 0,305 0,05 artinya lama bekerja secara parsial tidak
berpengaruh nyata terhadap sikap karyawan. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa lama bekerja berhubungan dengan sikap mereka
terhadap system manajemen yang berlaku.
5.4.6. Pengaruh Jumlah Tanggungan Terhadap Sikap Karyawan
Dari hasil penelitian diketahui bahwa jumlah tanggungan tidak berpengaruh signifikan terhadap sikap karyawan 0,953 0,05 artinya jumlah tanggungan secara
parsial tidak berpengaruh nyata terhadap sikap karyawan. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa pendapatan tidak memiliki hubungan
dengan sikap karyawan terhadap system manajemen yang berlaku.
5.4.7. Pengaruh Pendapatan Utama Terhadap Sikap Karyawan
Dari hasil penelitian diketahui bahwa pendapatan utama karyawan tidak berpengaruh signifikan terhadap sikap karyawan 0,192 0,05 artinya pendapatan
utama secara parsial tidak berpengatuh nyata terhadap sikap karyawan.
5.5 Permasalahan Sistem Manajemen Yang Berlaku di Perkebunan PTPN IV Tinjowan.
Sistem manajemen yang diterapkan diperkebunan PTPN IV Tinjowan banyak mengalami permasalahan.Sistem Manajemen yang dijalankan sesuai dengan
kebutuhan operasional dan teknis kebun. Dengan memperhatikan kondisi daerah dan
Universitas Sumatera Utara
karakteristik masyarakat sekitarnya, perkebunan menjalankan kegiatan operasional dan fungsinya untuk mencapai tujuan perusahaan.Dalam menjalankan dan
melaksanakan sistem manajemen perkebunan,banyak menghadapi masalah-masalah baik dari masalah internal maupun masalah eksternal
Masalah internal merupakan masalah yang terjadi dari dalam kebun sendiri. Masalah-masalah internal yang terjadi antara lain:
5.5.1 Masalah yang terjadi di Divisi Administrasi dan SDM Sumber Daya Manusia
1. Stukturisasi manajerial PTPN IV Tinjowan belum tersusun dengan baik. Strukturisasi yang dimaksud adalah susunan fungsional kebun secara teknis dan
operasional.Susunan fungsional secara teknis meliputi penempatan dan pengangkatan SDM pada divisi-divisi yang ada meliputi penempatan dan pembagian kerja setiap
divisi. 2. Deskrisi kerja Job Description yang belum tersusun dengan baik.
Petunjuk pelaksanaan tugas dari setiap divisi yang belum terbentuk dengan jelas dan kuat.
3. Petunjuk teknis dari setiap divisi belum tersusun. 4. Peraturan penggajian dan dasar penggajian yang tidak jelas. Sebaiknya kebun
memiliki dasar penggajian kepada karyawan baik berdasarkan tingkat pendidikan, jabatan, lama masa kerja, dan prestasi karyawan yang dapat di indikasi kepada
kenaikan gaji dan pangkat. 5. Karyawan Jam kerja bertambah tapi gaji yang didapatkan dari perusahaan
tetap.Sehingga merugikan Karyawan Anonimus, 2005: 65.
Universitas Sumatera Utara
b. Masalah yang terjadi di divisi produksi 1. Produksi kelapa sawit yang sangat rendah.
2. Rotasi panen yang tidak teratur. 3. Pohon kelapa sawit yang tinggi sehingga tidak terjangkau untuk dipanen.
4. Sarana dan prasarana yang kurang memadai. c. Masalah yang terjadi di divisi pemeliharaan tanaman
1. Anggaran rencana kerja di divisi pemeliharaan tanaman sangat terbatas. 2. Kurangnya tenaga kerja di divisi pemeliharaan tanaman.
3. Banyaknya karyawan berstatus borongan yang bekerja dibidang pemeliharaan tanaman, sehingga rencana kerja dan target kerja tidak tercapai.
d. Masalah yang terjadi di divisi keamanan 1. Kurangnya tingkat keamanan terhadap tanaman kelapa sawit.
2. Kurangnya sarana dan manajerial prasarana keamanan yang mendukung pelaksanaan tugas kerja.
Masalah eksternal yang terjadi di perkebunan PTPN IV Tinjowan antara lain: 1. Masalah penggarapan lahan dan areal kelapa sawit PTPN IV Tinjowan
2. Masalah pencurian terhadap tanaman buah segar TBS.
5.5.2 Upaya-Upaya Perbaiki Sistem Manajemen Yang Berlaku Di Perkebunan PTPN IV Tinjowan
Berbagai Upaya-upaya perbaikan harus segera dilakukan oleh pihak Perkebunan. Upaya-Upaya perbaikan sistem manajemen yang telah dan sedang berjalan sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Penyusunan Draf Restrukturisasi PTPN IV Tinjowan 2. Penyusunan Deskripsi kerja Job Description.
3. Menyusun Draf petunjuk pelaksanaan tugas dan petunjuk teknis. 4. Mengusulkan dan Memperbaiki peningkatan gaji karyawan,serta menetapkan
dasar-dasar penggajian. 5. Memberikan Pemupukan dan pemeliharaan secara intensif.
6. Mengganti Pohon yang sudah tua dengan bibit yang baru. 7. Menambah dan melengkapi sarana dan prasarana produksi.
8. Menambah tenaga kerja karyawan dibidang keamanan 9. Membuat pos-pos penjagaan dan memasang palang disetiap ujung jalan yang
menuju lokasi areal perkebunan dan melakukan, menjadwalkan dan melakukan rute patroli setiap hari.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
a. Karakteristik Sosial Ekonomi karyawan PTPN IV Tinjowan bervariasi b. Pendikan karyawan berpengaruh signifikan terhadap sikap karyawan di PTPN IV
Tinjowan Kecamatan Ujung Padang Kabupaten Simalungun. Karena variabel pendidikan karyawan tersebut mempengaruhi secara negatif terhadap sikap
karyawan. Usia, lama bekerja, jumlah tanggungan dan pendapatan utama tidak berpengaruh sgnifikan terhadap sikap karyawan di PTPN IV Tinjowan di
Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun. c. Permasalahan-permasalahan yang terjadi di perkebunan disebabkan terbatasnya
dana, dimana biaya operasional yang diperlukan tidak didukung oleh ketersediaan dana yang cukup sehingga banyak rencana yang tidak terealisasi.
d. Berbagai upaya-upaya dilakukan untuk memperbaiki sistem manajemen diperkebunan. Antara lain:
1. Penyusunan rencana kerja dan anggaran rencana kerja secara prioritas.
2. Pengangkatan staff mengisi kedudukan sebagai kelapa divisi beserta karyawan-
karyawannya. 3.
Pemberian sanksi kerja kepada karyawan yang bermasalah 4.
Penyusunan kedisiplinan kerja meliputi : jadwal masuk dan keluar kerja 5.
Peningkatan keamanan kerja karyawan dan fasilitas kebun.
Universitas Sumatera Utara
6.2 Saran a. Saran Kepada Pemerintah
1. Agar pemerintah memberikan perhatian kepada perusahaan-perusahaan
perkebunan dengan melakukan pengawasan dan memonitoring kegiatan-kegiatan perkebunan.
2. Agar terjalin hubungan yang baik antara pemerintah dengan perusahaan
perkebunan dan mempermudah pemberian surat ijin usaha dan urusan birokrasi.
b. Saran kepada Perusahaan
1. Perusahaan sebaiknya dalam membuat sistem manajemen lebih memperhatikan
apakah manajemen itu baik untuk perusahaan dan tidak merugikan karyawan.
c. Saran kepada karyawan