menunjukkan bahwa tidak ada hubungan pola asuh keluarga dengan tipe

67 asuh orang tua terhadap perilaku seksual remaja.Didukung oleh hasil penelitian oleh Deviy 2012 diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang positif pola asuh demokratis orang tua berpengaruh terhadap kemampuan mengemukakan pendapat anak 144 52. Dengan nilai nilaikoefisien korelasi product moment 0,397 dan koefisien determinasi 15,8 Dari hasil penelitian di atas, berbading terbalik dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari Endang 2007, bahwa dari analisis statistika diperoleh nilai signifikan p value sebesar 0,07 sehingga lebih besar dari nilai α = 0,05. Hal ini menunjukkan Ho gagal ditolak sehingga disimpulkan tidak ada hubungan pola asuh orangtua terhadap perilaku seksual remaja. Sebaliknya, Menurut pendapat Lauritsen 1994 bahwa pola asuh orang tua baik otoriter maupun demokrasi, permisif tidak ada hubungan yang signifikan terhadap perilaku seksual remaja. Karena seperti pola asuh otoriter yang diterapkan di kalangan keluarga yang artinya berdampak buruk pada remaja, ketika diteliti bahwa orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter tidak berdampak apa-apa pada anak remajanya. Remaja tersebut juga tidak ada berpengaruh terhadap pergaulan bebas, yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja. Didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Susi 87

97.6 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan pola asuh keluarga dengan tipe

kepribadian remaja di SMP Negeri 7 Medan dengan nilai signifikasi 0,332 dengan menggunakan analisa chi-square Orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis didalam teori mengatakan berdampak lebih baik pada remaja, artinya remaja menjadi mandiri, Universitas Sumatera Utara 68 anak akan merasa bahagia, mempunyai kontrol diri dan rasa percaya dirinya terpupuk, bisa mengatasi stress, punya keinginan untuk berprestasi dan bisa berkomunikasi dengan baik, tetapi dari hasil penelitian orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis pada anak remaja, mengakibatkan remaja tersebut menjadi ketergantuan terhadap orangtuanya. Tidak bisa mengambil keputusan atau pun tindakan yang tepat untuk dirinya. Anak remaja tersebut karena banyak nasehat tentang perilaku-perilaku remaja yang menyimpang terhadap seksual akan lebih ingin mengetahui lebih jauh apa yang hal apa yang dijelaskan orang tuanya tersebut Hurlock, 1978 Universitas Sumatera Utara 69

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian maka dapat diambil kesimpulan mengenai Pola Asuh Orangtua terhadap Perilaku Seksual Remaja di Kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntungan.

1. Kesimpulan

1.1 Hasil penelitian menunjukan bahwa dapat diketahui mayoritas responden berusia antara 17 – 20 tahun 58,4 , dengan jenis kelamin laki-laki 51,2, agaman islam 69,0 , dengan suku batak 48,8 jenjang pendidikan SMA 63,1 , Pola asuh yang digunakan orang tua responden mayoritas memiliki pola asuh demokratis adalah 48 orang atau 57,1 dan data menunjukan bahwa mayoritas memiliki pola orang tua yang hasilnya adalah positif. Hasil penelitian mengenai perilaku seksual remaja menunjukan bahwa perilaku seksual remaja 89.2 positif dan data menunjukan bahwa mayoritas memiliki perilaku seksual yang hasilnya adalah positif. 1.2 Hasil uji sperman diperoleh p= 0.01 yang berarti Ha diterima, artinya bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pola asuh orangtua dengan perilaku seksual remaja di Kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntungan dengan kekuatan korelasi yang sedang yaitu sebesar 0,521 Universitas Sumatera Utara