bagi guru maupun bagi siswa. Langkah memilih metode pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar adalah merupakan hal yang sangat
penting, yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan dan prestasi belajar siswa.
Menurut Dahar Wilis 1996: 106 metode pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan dan cara pengorganisasian materi pelajaran,
peralatan, dan bahan serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran,
guru dituntut untuk memiliki kemampuan memilih metode pembelajaran yang tepat. Kemampuan tersebut sebagai sarana serta usaha dalam menentukan dan
memilih metode pembelajaran untuk menyajikan materi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan program pembelajaran. Suatu metode pembelajaran
dikatakan efektif dan efisien apabila metode tersebut dapat mencapai tujuan dengan waktu yang lebih singkat dari metode yang lain.
4. Quantum Teaching a. Pengertian Quantum Teaching
Quantum teaching adalah penggubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya DePorter et al., 2007: 3. Quantum teaching
menguraikan cara-cara baru yang memudahkan proses belajar melalui perpaduan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah. Quantum
teaching pada awalnya adalah badan ilmu pengetahuan dan metodologi yang digunakan dalam rancangan, penyajian, dan fasilitasi Super Camp.
Quantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Semua kehidupan adalah energi, sedangkan learning artinya belajar.
Belajar bertujuan untuk meraih sebanyak mungkin cahaya: interaksi, hubungan, dan inspirasi agar menghasilkan energi cahaya. Dengan
demikian quantum teaching adalah cara penggubahan bermacam-macam interaksi, hubungan, dan inspirasi yang ada di dalam dan di sekitar
kegiatan belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. interaksi ini akan mengubah
kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka maupun bagi orang lain DePorter et al., 2007: 5.
Quantum teaching
menggabungkan suggestologi,
teknik pemercepatan belajar atau accelerated learning, dan neurolinguistik
dengan teori, keyakinan, dan metode tertentu DePorter et al., 2007: 10. Quantum teaching
mengasumsikan bahwa siswa, jika mampu mempergunakan potensi nalar dan emosinya secara jitu, akan mampu
membuat loncatan prestasi yang tidak terduga sebelumnya. Dengan metode belajar yang tepat, siswa dapat meraih prestasi belajar secara
berlipat ganda. Salah satu dari metode ini adalah bahwa belajar harus mengasyikkan dan berlangsung dalam suasana gembira, sehingga pintu
masuk untuk informasi baru akan lebih lebar dan terekam dengan baik.
b. Asas Utama Quantum Teaching
Asas utama atau alasan dasar dari segala strategi, model, dan keyakinan quantum teaching adalah ”bawalah mereka ke dunia kita, dan
antarkan dunia kita ke dunia mereka.” Dalam hal ini, setiap interaksi dengan siswa, setiap rancangan kurikulum, dan setiap metode
instruksional dibangun dan dilakukan berdasarkan asas utama tersebut. Asas utama quantum teaching tersebut menegaskan bahwa pada
pada dasarnya belajar melibatkan semua aspek kepribadian manusia, yaitu pikiran, perasaan, dan bahasa tubuh, di samping juga pengetahuan, sikap,
dan keyakinan yang sudah dimiliki atau dianut dan persepsi atau harapan masa depan.
c. Prinsip-Prinsip Quantum Teaching
Quantum teaching memiliki lima prinsip, yaitu 1 segalanya berbicara, 2 segalanya bertujuan, 3 pengalaman sebelum pemberian
nama, 4 akui setiap usaha, dan 5 jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan.
Prinsip tersebut menegaskan bahwa semua hal yang berkaitan dengan pembelajaran, seperti ruang kelas, buku, kertas, pakaian, bahasa
tubuh, ucapan, dan rancangan pembelajaran yang dibuat oleh guru memiliki makna dan menyampaikan pesan tentang belajar. Suasana kelas
yang berantakan, buku yang sobek, kertas yang berserakan, dan pakaian kotor yang dikenakan oleh guru menyampaikan pesan bahwa proses
pembelajarn tidak akan menyenangkan dan menjadi beban. Lingkungan kelas sangat berpengaruh terhadap proses dan
keberhasilan belajar. Dorothy dalam DePorter et al. 2007: 66 menyatakan bahwa segala sesuatu dalam lingkungan kelas menyampaikan
pesan yang memacu atau menghambat belajar. Penataan meja dan bangku, pemasangan poster, kebersihan kelas, susunan buku di rak yang rapi, dan
sebagainya memberikan pesan yang dapat memacu atau bahkan menghambat belajar.
Kegiatan belajar adalah satu hal yang mengandung resiko oleh karena itu guru perlu memberikan pengakuan atas keberanian siswa dalam
belajar. Setelah melakukan usaha atau kegiatan belajar, maka harus dirayakan. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan
meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.
d. Delapan Kunci Keunggulan dalam Quantum Teaching
Delapan kunci keunggulan dalam quantum teaching adalah: 1 Integritas
2 Kegagalan awal kesuksesan. 3 Bicaralah dengan niat baik.
4 Hidup di saat ini. 5 Komitmen.
6 Tanggung jawab. 7 Sikap luwes dan fleksibel.
8 Keseimbangan. Kunci-kunci tersebut dapat ditulis dengan huruf besar dan dipasang
di dinding kelas. Kunci tersebut bukan hanya bermakna sebagai pengingat atau penyemangat untuk siswa dan guru, tetapi juga sebagai landasan
dalam pembelajaran di kelas. Hal ini berarti bahwa kunci tersebut harus
dimasukkan dalam kurikulum, diterapkan dalam pelajaran dan permainan. Pada akhirnya kunci tersebut akan menjadi kosa kata umum antara guru
dan siswa. Agar siswa menerapkan kunci-kunci tersebut dalam kegiatan
pembelajaran dan dalam kegiatan sehari-hari, maka guru juga harus melakukan hal yang sama. Dengan kata lain, guru harus menjadi teladan
dalam penerapan kunci-kunci tersebut. Selain memberikan teladan, guru dapat mengajarkan kunci-kunci tersebut melalui cerita-cerita atau
perumpamaan yang berkaitan. Kunci-kunci tersebut juga dapat diajarkan dengan cara disisipkan dalam atau diintegrasikan dengan mata pelajaran
yang sedang dipelajari. Misalnya adalah dalam menjelaskan materi lingkungan sekitar atau
flora fauna, kunci tersebut dapat disisipkan dengan tangung jawab untuk memelihara
alam semesta,
untuk menjaga
pepohonan dan
keberlangsungan hewan dan sumber daya alam lainnya sehingga keseimbangan kehidupan dapat terjaga.
e. Kerangka Perancangan Quantum Teaching
Kerangka perancangan quantum teaching memiliki 5 unsur, yaitu ”TANDUR.” T adalah akronim untuk Tumbuhkan, A adalah Alami, N
adalah Namai, D adalah Demonstrasikan, U adalah Ulangi, dan R adalah Rayakan. Kerangka ini dimaksudkan untuk menarik siswa dalam belajar
dan berminat pada setiap pelajaran.
Unsur pertama adalah Tumbuhkan. Dalam unsur ini terdapat tiga aktivitas, yaitu melibatkan siswa, menarik siswa, dan memuaskan dengan
memberikan manfaat bagi mereka. Keikutsertaan atau keterlibatan siswa menciptakan jalinan dan kemampuan saling memahami.
Unsur kedua adalah Alami. Unsur ini memberikan pengalaman kepada siswa. Guru perlu melakukan permainan atau kegiatan sehingga
siswa mengalami secara langsung dengan memanfaatkan pengetahuan yang sudah mereka miliki, misalnya adalah pengalaman menanam pohon,
mengidentifikasi tanaman atau hewan. Hal yang penting adalah guru harus mampu mengkaitkan antara konsep dengan pengalaman atau kehidupan
sehari-hari. Untuk melaksanakan unsur kedua ini, guru dapat memberikan tugas kelompok atau kegiatan penelitian kepada kelompok untuk
mengaktifkan pengetahuan-pengetahuan yang sudah mereka miliki sebelumnya.
Unsur ketiga adalah Namai. Unsur pengalaman harus dilakukan sebelum pemberian nama. Pengalaman dapat menciptakan ikatan
emosional. Pengalaman juga memberikan pertanyaan mental yang harus dijawab seperti mengapa dan bagaimana. Pengalaman menciptakan
pertanyaan, membuat siswa penasaran dan kemudian baru dilakukan pemberian nama. Penamaan dapat dilakukan dengan membuat
perumpamaan atau metafora, misalnya laporan tulisan terdiri dari tiga hal, pendahuluan, isi dan penutup. Hal ini dapat diumpamakan dengan biskuit
isi seperti Oreo.
Unsur keempat adalah Demonstrasikan. Siswa perlu diberi kesempatan untuk mendemonstrasikan pengetahuan mereka dengan
menerapkannya. Misalnya dengan membuat laporan. Penerapan ini dilakukan dengan bertahap, latihan demi latihan. Melalui latihan siswa
mengetahui dan mengalami sendiri cara pembuatan laporan yang baik, dan pada akhirnya siswa akan menguasai cara pembuatan laporan tersebut.
Unsur kelima adalah Ulangi. Unsur ini berkaitan dengan unsur terdahulu, yaitu demonstrasikan. Pengulangan pembelajaran dapat
memperkuat koneksi syaraf dan menumbuhkan rasa ”aku tahu bahwa aku tahu ini.”
Unsur keenam adalah Rayakan. Setelah pembelajaran usai dan siswa mampu menjalankan proses pembelajaran dengan baik maka hal
tersebut perlu dirayakan. Perayaan dapat dilakukan dengan bertepuk tangan, meneriakkan yel-yel atau bernyanyi bersama. Perayaan ini
memberi rasa rampung dengan menghormati usaha, ketekunan, dan kesuksesan.
f. Alat Bantu dalam Pembelajaran dengan Quantum teaching
Pembelajaran dengan quantum teaching membutuhkan berbagai alat bantu. Namun demikian, alat bantu yang dibutuhkan dalam
pembelajaran adalah alat bantu yang dapat dikreasikan sendiri oleh guru. Guru harus kreatif dalam memakai alat bantu. Alat bantu tersebut misalnya
adalah tumbuhan, aroma wangi, hewan peliharaan, dan musik. Pemakaian musik di dalam pembelajaran memiliki pengaruh yang positif, yaitu
1 menata suasana hati, 2 meningkatkan hasil belajar yang diinginkan, dan 3 menyoroti hal-hal yang penting.
Musik dipakai untuk menata hati. Oleh karena itu pemakaian musik harus mempertimbangkan aspek yang diinginkan, misalnya musik
dengan nada yang cepat dan riang dipergunakan pada waktu pergantian jam atau memulai jam pelajaran yang baru. Musik instrumentalia yang
lembut dan nada lambat dapat dipakai untuk menumbuhkan keadaan refleksi. Jenis musik ini dapat dimainkan pada waktu siswa sedang
membuat jurnal atau menulis esai. Musik juga dapat dipergunakan untuk meningkatkan hasil belajar.
Misalnya, pada awal diskusi kelas, musik yang keras dapat merangsang siswa untuk berbicara. Hal ini disebabkan karena suara musik yang keras
membebaskan siswa untuk berbicara tanpa menarik perhatian terhadap diri mereka. Setelah beberapa saat musik dapat dikecilkan volumenya.
Pergantian antara tugas kelompok dengan tugas individu juga dapat diiringi dengan musik yang riang. Suara musik yang riang mendorong
siswa untuk segera bangun dan berpindah. Musik juga dapat dipergunakan untuk menyoroti hal-hal penting.
Misalnya, lagu tema kuis di televisi dapat dipakai untuk menambah kesan permainan dan ketegangan. Guru dapat memakai beragam efek suara
untuk meningkatkan semangat, merangsang pengalaman, menumbuhkan relaksasi, dan lain sebagainya.
5. Taraf Inteligensia a. Arti Inteligensia