Landasan Teori 1. Belajar dan Prestasi Belajar Geografi

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori 1. Belajar dan Prestasi Belajar Geografi

Tirtaraharja 2005: 51 mendefinisikan belajar sebagai aktivitas pengembangan diri melalui pengalaman, bertumpu pada kemampuan diri belajar di bawah bimbingan pengajar. Belajar adalah suatu kegiatan yang telah dikenal dan bahkan sadar atau tidak boleh dilakukan manusia untuk mengembangkan pengetahuan dirinya tentang banyak hal. Dengan adanya perubahan dalam pola perilaku inilah yang menandakan telah terjadi belajar. Proses belajar ini merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan di luar. Hilgard dan Bower dalam Baharuddin dan Wahyuni, 2008: 12 menyatakan bahwa belajar adalah aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu. Sedangkan menurut ahli lain disebutkan bahwa ”belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku pada diri seseorang” Purwanto, 2003: 5. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, serta aspek-aspek lain yang ada dalam individu yang belajar. Baharudin dan Wahyuni 2008: 12 menyatakan bahwa belajar adalah aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam 8 dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Dengan demikian, belajar dapat membawa perubahan bagi si pelaku, baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Proses belajar akan terjadi apabila siswa melakukan kegiatan untuk mempelajari segala seasuatu yang ada di lingkungannya, mulai dari manusia, hewan, tumbuhan, maupun benda-benda lain yang dijadikan bahan belajar. Setiap aktivitas belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan, yang dapat berupa tingkah laku, kecakapan, sikap, minat, nilai maupun pola beraktivitas. Perubahan sebagai hasil belajar biasanya merupakan peningkatan, menjadi lebih baik. Berdasarkan beberapa pendapat tentang definisi belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha sadar yang dilakukan individu di mana menghasilkan perubahan tingkah laku dalam pengetahuan dan pemahaman tentang suatu hal. Adapun kata prestasi menurut Zainal Arifin 1990:2:3 berasal dari bahasa Belanda yaitu ”prestatie”. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi ”prestasi” yang berarti ”hasil usaha”. Menurut Zainal Arifin 1990:2 bahwa prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perrenial. Dalam sejarah dan kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuannya masing-masing. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa, berupa pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap setelah siswa tersebut mengalami proses belajar. Pengukuran prestasi belajar dapat dilakukan dengan penilaian hasil belajar secara menyeluruh. Penilaian adalah suatu proses uintuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang melalui instrumen tes maupun non tes. Menurut Bloom dalam Arikunto 1998:112 prestasi belajar dibagi dalam tiga kategori yaitu : kognitif, afektif, dan psikomotorik. Lebih lanjut Winkel 1996: 245 menguraikan ketiga aspek tersebut sebagai berikut: a. Aspek Kognitif meliputi : 1 Pengetahuan. Pengetahuan mencakup ingatan terhadap hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. 2 Pemahaman. Pemahaman mencakup kemampuan mengungkap makna atau arti bahan yang sedang dan telah dipelajari. 3 Penerapan. Penerapan mencakup kemampuan menggunakan ketentuan-ketentuan, prinsip-prinsip, konsep-konsep yang telah diterimanya. 4 Analisis. Analisis meliputi kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. 5 Sintesis. Sintesis meliputi kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola yang baru. 6 Evaluasi. Evaluasi merupakan kemampuan kognitif yang tertinggi tingkatannya. Evaluasi mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, beserta dengan pertimbangan pendapat berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. b. Aspek Afektif meliputi: 1 Penerimaan. Penerimaan adalah kesediaan untuk memperhatikan rangsangan. Kesediaan ini dinyatakan dalam memperhatikan sesuatu. 2 Partisipasi. Partisipasi mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam kegiatan. Keaktifan ini dinyatakan dalam memberikan sesuatu reaksi terhadap rangsangan yang disajikan. 3 Penilaian atau penentuan sikap. Penilaian atau penentuan sikap meliputi kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu atau membawa diri sesuai dengan penilaian itu. Kemampuan ini dinyatakan dalam suatu perkataan atau tindakan. 4 Organisasi. Organisasi meliputi kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan. Kemampuan ini dinyatakan dalam mengembangkan suatu perangkat nilai. 5 Pembentukan pola hidup. Pembentukan pola hidup mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa sehingga menjadi milik pribadi dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupan sendiri. Kemampuan ini dinyatakan dalam pengaturan hidup di berbagai bidang. c. Aspek Psikomotorik meliputi: 1 Persepsi. Persepsi mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih berdasarkan perbedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing perangsang. 2 Kesiapan. Kesiapan meliputi kemampuan untuk menempatkan diri dalam keadaan akan memulai suatu gerakan, kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental. 3 Gerakan terbimbing. Gerakan terbimbing mencakup kemampuan untuk melakukan suatu serangkaian gerak-gerik sesuai dengan contoh yang diberikan. Kemampuan ini dinyatakan dalam menggerakkan anggota tubuh. 4 Gerakan yang terbiasa. Gerakan yang terbiasa mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar. 5 Gerakan kompleks. Gerakan kompleks mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan yang terdiri atas berbagai komponen dengan lancar, tepat, dan efisien. 6 Penyesuaian pola gerakan. Penyesuaian pola gerakan mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan kondisi setempat. 7 Kreativitas. Kreativitas mencakup kemampuan untuk melahirkan pola-pola gerak-gerik baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KALIREJO

0 5 53

Studi komparasi prestasi belajar geografi ditinjau dari sikap belajar siswa kelas xi Sma negeri 2 Boyolali 2006 2007

0 8 92

PENGGUNAAN METAFORA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI SURAKARTA

1 23 209

Metode quantum teaching dengan study group untuk peningkatan prestasi belajar geografi siswa Kelas vii smp negeri 1 mojolaban Kabupaten sukoharjo (penelitian tindakan kelas)

0 4 135

PENERAPAN METODE QUANTUM TEACHING LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KUTALIMBARU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 3 21

PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI PENGGUNAAN MEDIA Prestasi Belajar ditinjau dari penggunaan media Elektronika dan Kreativitas belajar siswa kelas XI-IS SMA AL Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.

0 0 16

PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DITINJAU DARI PENGGUNAAN MEDIA BELAJAR DAN TANGGUNG JAWAB SISWA KELAS XI IPS DI PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DITINJAU DARI PENGGUNAAN MEDIA BELAJAR DAN TANGGUNG JAWAB SISWA KELAS XI IPS DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJARA

0 2 15

PENGARUH METODE QUANTUM TEACHING DAN QUANTUM LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PENGARUH METODE QUANTUM TEACHING DAN QUANTUM LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA ( Pada Siswa Kelas III SD Negeri 2

0 1 24

PENDAHULUAN PENGARUH METODE QUANTUM TEACHING DAN QUANTUM LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA ( Pada Siswa Kelas III SD Negeri 20 Kota Madya Banda Aceh ).

0 2 8

PENERAPAN MODEL PAKEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPS1 SMA NEGERI 16 MAKASSAR

0 2 189