mata uang dolar terapresiasi. Hal ini sebagai bukti bagaimana dampak perekonomian global dapat mempengaruhi nilai kurs.
2.1.6 Sistem Nilai Tukar
Pada umunya terdapat tiga kelompok besar sistem nilai tukar mata uang
yang diterapkan oleh berbagai Negara ,yaitu :
1. Sistem Nilai Tukar Mengambang Penuh Freely Flexible reely Floating
Exchanges Rate System. Pada sistem nilai tukar mengambang penuh, penentuan nilai tukar tidak
dicampuri oleh pihak pihak apapun baik itu pemerintah bank sentral. Namun, setiap perubahan nilai tukar ditentukan oleh mekanisme pasar atau pergerakan
permintaan dan penawaran akan mata uang tersebut. 2.
Sistem nilai Tukar Tetap Fixed Pagged Exchange Rate System Sistem nilai tukar tetap merupakan sistem dimana penentuan nilai tukar
terhadap mata uang asing ditentukan oleh pemerintah. Pemerintah berperan aktif didalam pasar valuta asing untuk mengontrol pergerakan nilai tukar suatu mata
uang agar berada pada suatu acuan nilai tukar tertentu. 3.
Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali ManagedControlled Semi Pagged Exchanges Rate System
Pada sistem nilai tukar ini, nilai tukar diambangkan suatu interval atau rentan tertentu. Apabila nilai tukar berada diluar tingkat interval yang sudah
ditentukan, maka pemerintah Bank sentral akan melakukan intervensi untuk mengembalikan posisi nilai tukar pada batas yang telah ditentukan. Namun,
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
apabila nilai tukar mengalami pergerakan masih pada interval yang sudah ditetapkan, pemerintah tidak perlu ikut intervensi.
2.1.7 Teori-Teori Nilai Tukar
Teori kurs secara umum dapat dibagi dua yaitu teori kurs tradisional yang didasarkan pada arus perdagangan dan paritas daya beli serta menjelaskan
pergerakan kurs dalam jangka panjang, dan teori kurs modern yang memusatkan perhatiaanya pada pasar-pasar modal dan arus permodalan internasional dan
berusaha menjelaskan gejolak kurs dalam jangka pendek yang keseimbangan titik ekuilibrium jangka panjang. Dapat dijelaskan pada rincian berikut,
1. Pendekatan Perdagangan atau Pendekatan Elastisitas Terhadap Pembentukan
Kurs Model ini melihat bahwa nilai tukar atau kurs antara dua mata uang dari
dua negara ditentukan oleh besar-kecilnya perdagangan barang dan jasa yang berlangsung diantara kedua negara tersebut. Menurut pendekatan ini kurs
ekuilibrium adalah kurs yang akan menyeimbangkan nilai ekspor dan impor dari suatu negara. Jika impor negara tersebut lebih besar ketimbang ekspornya defisit
perdagangan, maka kurs mata uangnya akan mengalami penurunan nilai mata uang depresiasi. Depresiasi nilai tukar akan mengurangi impor dan akan
menaikkan tingkat ekspor sebagai pemulihan neraca perdagangan. Karena kecepatan proses penyesuaian tersebut ditentukan oleh seberapa responsif atau
elastis ekpor dan impor terhadap perubahan harga kurs, maka pendekatan ini juga dikatakan sebagai pendekatan elastisitas elasticity approach.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2. Teori Paritas Daya Beli Purchasing Power Parity Teori, PPP untuk
Menjelaskan Proses Pembentukan Kurs Teori ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1556 oleh Martin De
Azpilcueta Navarro. Teori PPP didasarkan pada hukum satu harga one law price yang menyatakan bahwa nilai tukar mata uang pada mata uang lain didasarkan
pada tingkat harga pada kedua negara tersebut. Misalnya di Indonesia harga 5 kg beras Rp 18.000 sedangkan di Amerika harga 5 kg beras UD 2, artinya 2 dolar
sama dengan 18.000 rupiah. Oleh karena itu, kurs antara Indonesia rupiah dengan Amerika UD apabila disesuaikan dengan daya beli adalah Rp 9.000 per
satu dolar. Teori ini terdapat dua versi yaitu versi absolut dan versi relatif. a.
Versi Absolut Dalam versi absolut menganggap UD 1 sama dengan Rp 9.000. Jika
pemerintah menetapkan kurs sebesar Rp7000 per UD, maka nilai rupiah dikatakan overvaluation dan dolar dikatakan undervaluation. Sebaliknya jika
pemerintah menetapkan kurs sebesar Rp10.000 per UD, maka nila rupiah dikatakan undervaluation dan dolar overvaluation. Karena dalam versi absolut
teori PPP ini dilihat kurang realistis, maka muncul versi lain untuk menjelaskan teori PPP dengan memperhitungkan biaya transport, tarif dan kuota barang yang
disebut sebagai versi relatif. b.
Versi relatif Dalam versi relatif menganggap kedua barang tersebut tidaklah realistis
apabila hanya disesuaikan pada satu harga, karena pada kenyataannya barang
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
tersebut apabila dikirim ke negara yang berbeda mempunyai biaya transport, tarif dan kuota dan biaya tersebut berbeda-beda pada setiap negara. Versi relatif
kemudian memperhitungkan biaya tersebut selain dari pada penyesuaian dalam hukum satu harga.
3. Pendekatan Moneter Terhadap Pembentukan Kurs dan Lonjakan Kurs
Pendekatan moneter monetary approach mempostulasikan atau menyatakan bahwa kurs tercipta dalam proses penyamaan atau penyeimbangan
stok atau total permintaan dan penawaran mata uang nasional dimasing-masing negara. Penawaran disuatu negara diasumsikan dapat ditetapkan atau diciptakan
secara independen oleh otorita moneter dari negara yang bersangkutan. Namun sebaliknya, permintaan uang akan sangat ditentukan oleh tingkat pendapatan riil
oleh negara tersebut, atau tingkat harga-harga umum yang berlaku serta suku bunga.
4. Pendekatan Keseimbangan Portofolio Terhadap Pembentukan Kurs
Perbedaan lain dari keseimbangan portofolio ini adalah penekanan bahwa kurs sesungguhnya terbentuk dalam proses penyamaan dan penyeimbang stok atau
total permintaan dan total penawaran asset-asset finansial seperti saham dan obligasi dalam setiap negara..
2.1.8 Sistem Kurs Alternatif Maurice D. Levi, 2004:171