Teori Penanaman Modal Asing

2. Motif Investasi langsung foregin direct invesment a. Motif investasi langsung pada dasarnya keinginan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi melalui tingkat pertumbuhan suatu negara yang lebih tinggi, perpajakan yang lebih murah, tenaga kerja yang lebih murah, dan infrastruktur yang lebih baik. b. Investasi langsung juga dilakukan untuk diversifikasi resiko risk diversification. Diversifikasi resiko merupakan penanaman modal pada berbagai sektor yang berbeda-beda dengan tidak memiliki multikolinerity untuk memperkecil resiko investasi yang dihadapi. c. Untuk menghindari tarif yang dibebankan pada impor.

2.2.3 Teori Penanaman Modal Asing

Teori penanaman modal asing berusaha untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penanaman modal asing PMA. Adapun teori tersebut adalah : 1. Teori Alan M. Rugman Alan M. Rugman 1981, menyatakan bahwa penanaman modal asing atau foreign direct invesment FDI dipengaruhi oleh variabel lingkungan dan variabel internalisasi. a. Variabel Lingkungan Variabel lingkungan seringkali disebut sebagai keunggulan spesifik negara. Ada tiga jenis variabel lingkungan yang menjadi perhatian, yaitu ekonomi, Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara nonekonomi, dan pemerintah dan menjadi pertimbangan oleh investor untuk melakukan penanaman modal pada suatu negara. Setiap persentase pengaruh masing-masing faktor produksi terhadap jumlah produksi suatu negara adalah alasan mengapa investasi dilakukan. Didalam fungsi sederhananya hanya menganggap tenaga kerja dan modal saja sebagai faktor produksi Q = ʄ L,K . Namun untuk lebih dalam lagi, investor juga mempertimbangkan faktor produksi yang mencakup teknologi, sumber daya alam, sumber daya manusia. Selain faktor ekonomi, spesifikasi suatu negara juga dilihat dari kondisi politik, budaya, dan sosialnya dan bagaimana kondisi pemerintahan oleh suatu negara. b. Variabel internalisasi Variabel internalisasi ini merupakan keunggulan internal yang dimiliki perusahaan multinasional dengan melihat keunggulan spesifik perusahaan- perusahaan yang ada pada suatu negara. Keunggulan spesifik perusahaan tersebut dipengaruhi oleh struktur manajemen, teknik pemasaran, atau rencana strategi keseluruhan yang mengarah pada keunggulan spesifik perusahaan. 2. Teori Vernon Vernon 1966 menjelaskan penanaman modal asing dengan model yang disebut model siklus produk dengan mengikuti tiga tahap. Dalam tahap pertama produk baru diproduksi dan dikonsumsi pada negara sendiri dan pasar luar negeri dilayani dengan ekspor. Dalam tahap kedua produk yang dewasa diproduksi di luar negeri, karena pertimbangan biaya produksi di negara lain tersebut lebih murah dilihat upah tenaga kerja yang lebih rendah, bahan baku yang tersedia. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Karena berproduksi di luar negeri, sebagian barang di impor oleh negara sendiri. Dalam tahap ketiga produk yang sekarang distandarisasi semuanya diproduksi di luar negeri, meskipun dengan perlisensian negara sendiri mengimpor semua barang yang diperlukan. 3. Teori Jhon Dunning John Dunning 1977 menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penanaman modal asing dengan teori ancangan ekletis. Teori ekletis menjelaskan tiga point penting yang diperlukan apabila perusahaan ikut dalam penanaman modal asing. a. Keunggulan spesifik perusahaan Perusahaan harus memiliki keunggulan kepemilikan neto bila berhadapan dengan perusahaan negara lain dalam melayani pasar tertentu, terutama pasar luar negeri. Keunggulan spesifikasi perusahaan sebagian besar dilihat dari kepemilikan aset tak berwujud. b. Keunggulan internalisasi Keunggulan spesifik perusahaan yang dimiliki, akan lebih menguntungkan apabila perusahaan itu tidak menjual dan menyewakannya pada perusahaan luar negeri, melainkan menggunakannya sendiri. Oleh karena itu, perusahaan harus menginternalisasi keunggulan spesifik perusahaannya. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara c. Keunggulan spesifik negara Keunggulan spesifik negara dapat dilihat dari sumber daya alam yang tersedia, biaya dan kualitas tenaga kerja dan juga kehidupan sosial seperi agama, budaya, politik. 4. Teori David K. Eitmen Menurut David K. Eiteman 1989, motif yang mendasari penanaman modal asing ada tiga, yaitu : motif strategis, motif perilaku, dan motif ekonomi. Dalam motif strategis dibedakan dalam mencari pasar, mencari bahan baku, mencari efisiensi produksi, mencari pengetahuan, mencari keamanan politik. Motif perilaku merupakan rangsangan lingkungan eksternal dan yang lain dari organisasi didasarkan pada kebutuhan dan komitmen individu atau kelompok. Motif ekonomi merupakan motif untuk mencari keuntungan dengan cara memaksimalkan keuntungan jangka panjang dan harga pasar saham perusahaan. 5. Teori Robock dan Simmonds Teori penanaman modal asing oleh Robock dan simonds 1989, melalui pendekatan global, pendekatan pasar yang tidak sempurna, pendekatan internalisasi, model siklus produk, produksi internasional, model imprealisasi Marxis. Menurut pendekatan global, kekuatan intern yang mempengaruhi penanaman modal asing yaitu pengembangan teknologi, ketergantungan pada sumber-sumber bahan baku, memanfaatkan mesin-mesin yang sudah usang, mencari pasar yang lebih besar. Untuk industri pada karya, produksi diarahkan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara pada negarawilayah yang memiliki tenaga kerja murah, hal ini disebut juga dengan model imperialisasi marxis.. 6. Teori Kindleberger Suatu negara dapat takut jika orang- orang asing akan melakukan investasi di Negaranya, karena orang asing akan mengeskploitasi sumber daya alam, tetapi disatu sisi suatu negara juga takut apabila orang asing tidak melakukan penanaman modal di negara nya. Oleh karena itu, larangan dan pembatasan ditentukan terhadap investasi yang memboroskan sumber daya alam, perbankan, surat- surat kabar, perdagangan eceran atau kerugian pada negara itu sendiri. Dan ditentukan persyaratan- persyaratan bahwa harus ada partisipasi dari pihak dalam negeri, valuta asing harus dibawa masuk, riset dalam negeri, ekspor atau hal yang menguntung pada negeri. Hal- hal tersebut akan mempengaruhi kegiatan penanaman modal asing ke dalam negeri.

2.3 Aliran Modal Keluar Asing Capital Outflow