2.4 Kualitas Air
Kualitas air merupakan karakteristik mutu yang dibutuhkan dalam pemanfaatan air sesuai dengan yang diperuntukannya Joeharno, 2000. Pengelompokan
kualitas air dibagi menjadi empat golongan menurut peruntukannya dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 20 Tahun 1990, pembagian tersebut sebagai
berikut :
a. Golongan A : air dapat digunakan sebagai air minum secara langsung,tanpa
pengolahan terlebih dahulu. b.
Golongan B : air dapat digunakan sebagai air baku air minum. c.
Golongan C : air dapat digunakan untuk keperluan perikanan danpeternakan. d.
Golongan D : air dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di perkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air.
Kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air terhadap penggunaan tertentu dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, mulai dari air untuk
memenuhi kebutuhan langsung yaitu air minum, mandi dan cuci, air irigasi atau pertanian, peternakan, perikanan, rekreasi dan transportasi Effendi, 2003.
2.5 Syarat Air Minum
1. Parameter Fisik
Air yang sebaiknya dipergunakan untuk minum ialah air yang tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, jernih dengan suhu sebaiknya di bawah suhu udara
sehingga menimbulkan rasa nyaman. Jika semua syarat di atas terpenuhi, belum tentu air tersebut baik untuk diminum, karena mungkin mengandung zat ataupun
bibit penyakit yang membahayakan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
2. Parameter Biologis
Secara teoritits semua air minum hendaknya dapat terhindar dari kemungkinan terkontaminasi dengan bakteri, terutama yang bersifat pathogen. Dipakainya E
Coli sebagai patokan utama untuk menentukan apakah air minum memenuhi syarat bakteriologis atau tidak ialah karena pada umumnya bibit penyakit ini
ditemui pada kotoran manusia serta secara relatif lebih sukar dimatikan dengan pemanasan air.
3. Parameter Kimia
Air minum yang baik ialah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat – zat kimia ataupun mineral, terutama oleh zat – zat ataupun mineral yang berbahaya
bagi kesehatan. Selanjutnya diharapkan pula zat ataupun bahan kimia yang terdapat dalam air minum, tidak sampai menimbulkan kerusakan pada tempat
penyimpanan air, sebaliknya zat ataupun bahan kimia ataupun mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, hendaknya harus terdapat dalam kadar yang sewajarnya
dalam sumber air minum tersebut Azwar,1996.
2.6 Standar Baku Air
Standar mutu air minum atau air untuk kebutuhan rumah tangga ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesian Nomor 492 Tahun
2010 tentang persyaratan kualitas air minum. Standarisasi kualitas air tersebut bertujuan untuk memelihara, melindngi, dan mempertinggi derajat kesehatan
masyarakat, terutama dalam pengelolaan air atau kegiatan usaha mengolah dan mendistribusikan air minum untuk masyarakat umum. Adanya standarisasi
tersebut, dapat dinilai kelayakan pendistribusian sumber air untuk keperluan rumah tangga maupun industri Kusnaedi, 2010.
Universitas Sumatera Utara
2.7 Pengelolaan Air Untuk Minum