12
2.1.2 Partisipasi Penyusunan Anggaran
Menurut Freeman 2003, anggaran adalah sebuah proses yang dilakukan organisasi sektor publik untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya
pada kebutuhan-kebutuhan yang tidak terbatas” Nordiawan, Putra, Rahmawati 2007:19 “Partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh
dua pihak atau lebih yang mempunyai dampak masa depan bagi pembuat dan penerima keputusan dan mengarah kepada seberapa besar tingkat keterlibatan
aparat pemerintah daerah serta pelaksanaannya untuk mencapai target anggaran tersebut” Bangun, 2009:12.Partisipasi merupakan suatu proses pengambilan
keputusan bersama oleh dua atau lebih dimana keputusan tersebut akan memiliki dampak di masa depan.
Menurut Brownell dalam Nasution 2013:2 “partisipasi penyusunan anggaran adalah tingkat keterlibatan dan pengaruh seseorang dalam proses
penyusunan anggaran. Partisipasi merupakan perilaku, pekerjaan, dan aktivitas yang dilakukan oleh manajer selama aktivitas berlangsung.” Adapun Menurut
Ardilla 2015:19 “Partisipasi penyusunan anggaran adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama antara manjer disemua level dan sebarapa besar
pengarauh dari keterlibatan para manajer tersebut dalam proses penyusunan anggaran dan penetapan kinerja dan tujuan yang akan dicapai”. Nurcahyani
2010 dalam Ardilla 2015:19 mendefenisikan partisipasi anggaran secara terperinci sebagai berikut:
1. Keterlibatan Merupakan sejauh mana anggaran dipengaruhi oleh keterlibatan para pengurus.
Universitas Sumatera Utara
13 2. Kebijakan
Alasan-alasan pihak manajer pada saat anggaran dalam proses revisi serta seberapa besar pengaruh kebijakan terhadap penetapan anggaran.
3. Saran Keinginan memberikan usulan atau pendapat anggaran kepada pihak atasan
tanpa diminta. 4. Komitmen
Sejauh mana manajer mempunyai pengaruh dalam mengarahkan bawahan dalam peningkatan motivasi serta komitmen terhadap anggaran akhir.
5. Kontribusi Kepentingan manajer dalam kontribusinya terhadap anggaran dan
mengefektifkan anggaran. 6. Kepuasan
Anggaran didiskusikan antara pihak manajer puncak dengan manajer pusat pertanggungjawaban pada saat anggaran disusun dan mencapai target sesuai
dengan tepat sasaran. Anthony dan Govindarajan 2005:86 dalam Sitepu 2015:21 menyatakan
bahwa “terdapat dua pendekatan dalam penyusunan anggaran, yaitu pendekatan dari atas ke bawah top down approach dan pendekatan dari bawah ke atas
bottom up approach. Selain itu, terdapat satu pendekatan lain yang merupakan penggabungan dari kedua pendekatan tersebut, yaitu pendekatan
partisipasi”.Dalam pendekatan bersifat dari atas ke bawah top down approach, manajemen senior menetapkan anggaran bagi tingkat yang lebih rendah sehingga
Universitas Sumatera Utara
14 pelaksana anggaran hanya melakukan apa saja yang telah disusun. Tapi
pendekatan ini jarang berhasil karena mengarah kepada kurangnya komitmen dari sisi pembuat anggaran dan hal ini membahayakan keberhasilan rencana anggaran.
Dalam pendekatan bersifat dari bawah ke atas bottom up approach, anggaran sepenuhnya disusun oleh bawahan dan selanjutnya, diserahkan kepada
atasan untuk mendapatkan pengesahan. Dalam pendekatan ini, manajer tingkat yang lebih rendah berpartisipasi dalam menentukan besarnya
anggaran.Pendekatan dari bawah ke atas dapat menciptakan komitmen untuk mencapai tujuan anggaran, tetapi apabila tidak dikendalikan dengan hati-hati
dapat menghasilkan jumlah yang sangat mudah atau tidak sesuai dengan tujuan keseluruhan perusahaan.Dalam pendekatan kombinasi top down dan bottom up
approach, menekankan perlunya interaksi antara atasan dan bawahan secara bersama-sama untuk menetapkan anggaran yang terbaik bagi
perusahaan.Pendekatan ini biasa disebut dengan partisipasi penyusunan anggaran. Penelitian Marpaung 2010 menyatakan:
Sebenarnya, proses penyusunan anggaran yang efektif mengabungkan pendekatan ”atas-ke-bawah’ atau dari ”bawah-ke-atas”. Pembuat anggaran
mempersiapkan draft pertama anggaran untuk bidang tanggung-jawab mereka, yang merupakan pendekatan dari bawah-ke-atas, tetapi mereka melakukan hal
tersebut berdasarkan pedoman yang ditetapkan di tingkat yang lebih tinggi, yang merupakan pendekatan dari atas-ke-bawah. Manajer senior meninjau dan
mengkritik anggaran yang diusulkan. Proses persetujuan yang keras membantu untuk memastikan bahwa pembuat anggaran tidak ”main-main” dengan system
penyusunan anggaran. Tetapi,proses peninjauan, sebaiknya harus dipandang adil, jika atasan mengubah jumlah anggaran, dia harus mencoba untuk
meyakinkan pembuat anggaran bahwa perubahan itu wajar.
Universitas Sumatera Utara
15 Ikhsan dan Ishak2005:175 dalam Ardilla 2015:19, menguraikan manfaat
partisipasi penyusunan anggaran, sebagai berikut: 1. Partisipasi dapat meningkatkan moral dan mendorong inisiatif yang lebih besar
pada semua tingkat manajemen 2. Meningkatkan rasa kesatuan kelompok, yang pada gilirannya cenderung untuk
meningkatkan kerjasama antaranggota kelompok dalam penetapan tujuan 3. Menurunkan tekanan dan kegelisahan yang berkaitan dengan anggaran
4. Menurunkan ketidakadilan yang dipandang ada dalam alokasi sumber daya organisasi antar subunit organisasi, serta reaksi negatif yang dihasilkan dari
persepsi semacam itu. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat
partisipasi penyusunan anggaran, yaitu: meningkatkan moral dan mendorong inisiatif, meningkatkan rasakesatuan kelompok, menurunkan tekanan dan
kegelisahan dalam anggaran, danmenurunkan ketidakadilan dalam alokasi sumber daya organisasi antar subunit organisasi, serta reaksi negatif yang dihasilkan dari
persepsi semacam itu. Ardilla, 2015:20
2.1.3 Kejelasan Sasaran Anggaran