25
6.
Ardilla 2015
Independen : Partisipasi Penganggaran
Dependen : Kinerja Manajerial pada
Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara
Partisipasi Penganggaran berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kinerja Manajerial pada Dinas Pertanian
Provinsi Sumatera Utara
2.3 Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang masalah, kajian pustaka dan penelitian terhadulu maka peneliti membuat kerangka konseptual penelitian sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Berdasarkan kerangka konseptual pada gambar 2.1 menunjukkan hubungan pengujian pengaruh: 1 variabel partisipasi penyusunan anggaran X
1
secara parsial terhadap kinerja manajerial Y; 2 variabel kejelasan sasaran anggaran X
2
secara parsial tehadap kinerja manajerial Y; 3 variabel akuntabilitas publik X
3
secara parsial terhadap kinerja manajerial Y, dan juga menunjukkan adanya pengaruh variabel partisipasi penyusunan anggaran X
1
,
Kinerja
Manajerial
Partisipasi Penyusunan A
Kejelasan Sasaran Anggaran X
2
Akuntabilitas Publik X
3
Universitas Sumatera Utara
26 kejelasan sasaran anggaran X
2
, dan akuntabilitas publik X
3
secara simultan terhadap kinerja manajerial Y.
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran, maka hipotesis dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :
H
1
: Apakah Partisipasi Penyusunan Anggaran X
1
berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial Y di SKPD Kota Medan?
H
2
: Apakah Kejelasan Sasaran Anggaran X
2
berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial Y di SKPD Kota Medan?
H
3
:Apakah Akuntabilitas Publik X
3
berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial Y di SKPD Kota Medan?
H
4
:Apakah Partisipasi Penyusunan Anggaran X
1
, Kejelasan Sasaran Anggaran X
2
, dan Akuntabilitas Publik X
3
berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial Y di SKPD Kota Medan?
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Penetapan UU No. 22 Tahun 1999 dan UU No. 25 Tahun 1999 oleh pemerintah mengenai Pemerintah Daerah dan Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah, berimplikasi pada tuntutan otonomi yang lebih luas dan akuntabilitas publik yang nyata dan harus diberikan kepada pemerintah
daerah Halim, 2007:23 dalam Sitepu 2015:1. Selanjutnya, UU ini diganti dan disempurnakan dengan UU No. 32 Tahun 2004 dan UU No. 33 Tahun 2004
. Kedua undang-undang tersebut telah mengubah akuntabilitas atau
pertanggungjawaban pemerintah daerah dari pertanggungjawaban vertikal kepada pemerintah pusat ke pertanggungjawaban horizontal kepada masyarakat
melalui DPRD. Sebagai organisasi sektor publik, pemerintah daerah dituntut agar
memiliki kinerja yang berorientasi pada kepentingan masyarakat dan mendorong pemerintah untuk senantiasa tanggap dengan lingkungannya, dengan berupaya
memberikan pelayanan terbaik secara transparan dan berkualitas serta adanya pembagian tugas yang baik pada pemerintah tersebut. Tuntutan yang semakin
tinggi diajukan terhadap pertanggungjawaban yang diberikan oleh penyelenggara negara atas kepercayaan yang diamanatkan kepada mereka Putra, 2013:1. Akibat
dari disahkannya undang-undang tentang pemerintah daerah tersebut organisasi sektor publik mengalami perkembangan yang cukup pesat. Dengan sistem
desentralisasi ini, setiap daerah dituntut agar mampu mengelola daerahnya sendiri
Universitas Sumatera Utara