87
samping itu harus mendorong peningkatan prestasi belajarnya sehingga mendapatkan kepuasan.
B. Kerangka Pemikiran
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian internal dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek
kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek
pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Berkaitan dengan tujuan tesebut maka siswa di upayakan dapat meningkat
prestasi belajar Penjasorkesnya. Menurut Nana Sudjana 1989 : 139 Prestasi belajar Penjasorkes adalah penilaian dari hasil usaha kegiatan belajar siswa yang
dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa pada mata pelajaran
Penjasorkes dalam periode tertentu. Prestasi belajar Penjasorkes merupakan salah satu dari cerminan
keberhasilan siswa dalam belajar. Namun tidak semua siswa mampu memperoleh prestasi yang baik dan membanggakan. Hal ini dilihat dari hasil pengamatan dan
laporan dari Musyawarah Kepala-Kepala Sekolah MKKS serta guru Penjasorkes SMP Kecamatan Kota Kabupaten Kudus bahwa prestasi Penjasorkes siswa
rendah. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya fasilitas dan kurang optimalnya pemanfaan sarana dan prasarana untuk kegiatan belajar mengajar baik guru
88
maupun siswa. Di samping kurangnya pemanfaatan sarana dan prasarana rendahnya prestasi belajar Penjasorkes juga disebabkan oleh kurangnya motivasi
belajar siswa dalam Penjasorkes. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan prestasi belajar Penjasorkes
melalui pemanfaatan sarana dan prasarana serta peningkatan montivasi belajar siswa. Melalui usaha tersebut diharapkan mutu pendidikan dan prestasi belajar
Penjasorkes siswa SMP Kecamatan Kota Kabupaten Kudus dapat meningkat. Sehubungan dengan hal itu, maka dapat dirumuskan kerangka pemikiran
sebagai berikut : 1.
Hubungan Pemanfatan Sarana Prasarana dengan Prestasi Belajar Penjasorkes Siswa yang dapat memanfaatkan sarana prasarana yang baik
dimungkinkan dapat memperoleh prestasi belajar Penjasorkes yang baik, sedangkan siswa yang pemanfaatan sarana dan prasarana yang minimal
dimungkinkan memperoleh prestasi belajar Penjasorkes yang kurang baik. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa seharusnya dalam menggunakan
sarana dan prasarana lebih dimaksimalkan sehingga hasil belajar atau nilai Penjasorkes menjadi meningkat.
2. Hubungan Motivasi dengan Prestasi Belajar Penjasorkes
Motivasi siswa yang tinggi kemungkinan mempunyai pengaruh dengan prestasi belajar penjasorkes siswa kelas 8. Siswa yang memiliki
motivasi belajar yang tinggi akan mendapatkan nilai yang memuaskan, sedangkan siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah kemungkinan
besar prestasi belajarnya akan menjadi turun.
89
3. Hubungan pemanfaatan sarana dan prasarana dan motivasi dengan prestasi
belajar siswa Pemanfaatan sarana dan prasarana, motivasi belajar yang tinggi dapat
berhubungan dengan prestasi belajar Penjasorkes siswa kelas 8 SMP Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus. Dapat diduga terdapat hubungan yang
signifikan antara pemanfaatan sarana dan prasarana dan motivasi dengan prestasi belajar siswa bila digunakan secara bersama-sama.
Adapun kerangka pemikiran tersebut dapat diilustrasikan dengan gambar di bawah ini :
Gambar 2 Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis Penelitian