18
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
mengamanatkan bahwa
pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan dilaksanakan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokrasi serta bertanggung jawab Tim Sinar Grafika, 2003 : 3. Pendidikan harus mampu mengembangkan diri seseorang sebagai
individu yang utuh, sebagai anggota masyarakat, sabagai warga bangsanya. Dengan kata lain mampu mengenal diri, masyarakat di sekitar dan bangsanya.
Proses pengenalan ini menghendaki pengembangan kemampuan kognitif, afektif termasuk imajinasi dan inspirasi Hamid Hasan, 1993 : 128.
Salah satu fungsi utama pendidikan adalah pengembangan kesadaran nasional, karena kesadaran nasional merupakan sumber daya mental dalam
proses pembangunan kepribadian yang tersusun dari karakteristik perwatakan yang tumbuh dan melembaga dalam proses pengalaman sepanjang kehidupan
bangsa. Dengan demikian, kepribadian nasional serta identitas suatu bangsa
19
bertumpu pada pengalaman kolektif bangsa, yang bersifat historis Sartono Kartodirdjo, 1988 : 1.
Dalam upaya mencapai hasil yang maksimal dalam pendidikan, guru dalam penyampaian mata pelajarannya senantiasa menggunakan berbagai
sarana dan prasarana serta senantiasa memberikan dorongan kepada setiap siswa agar siswa mampu meningkatkan kemampuan belajarnya. Khususnya di
bidang pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan penjasorkes. Namun kenyataan menunjukkan bahwa pada sebagian guru olah raga di
Sekolah Menengah Pertama, kurang menggunakan sarana dan prasarana sesuai dengan standart yang ada. Demikian halnya dengan usaha guru untuk
menumbuhkan motivasi belajar siswa kurang mendapat perhatian, sehingga ada kecenderungan siswa yang mengikuti pembelajaran penjasorkes
merupakan kegiatan untuk memenuhi kewajiban semata. Malahan ada kecenderungan bahwa dalam melakukan pembelajaran penjasorkes siswa
tertarik kewajiban mereka untuk memperoleh nilai semata-mata tanpa memperhatikan prestasi yang harus dicapainya.
Menanggapi munculnya pandangan beberapa guru terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah dalam menunjang pelajaran penjasorkes,
maka perlu memperhatikan standart sarana dan prasarana seperti termuat dalam keputusan menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2007, tentang
standart sarana dan prasarana sekolah. Karena dengan memperhatikan standart tersebut kemungkinan guru dapat menggunakan sarana prasarana
yang ada untuk kegiatan pembelajaran khususnya pelajaran penjasorkes.
20
Rendahnya motivasi siswa sebagai akibat kurangnya perhatian guru terhadap pembelajaran penjasorkes mengakibatkan siswa enggan dalam mengikuti
pelajaran tersebut, sehingga siswa kurang memiliki pandangan bahwa penjasorkes merupakan pelajaran yang penting, dengan kebiasaan berolah
raga akan tumbuh raga yang sehat, dan dalam raga yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
Pemanfaatan sarana dan prasarana merupakan bagian dari strategi pengajaran, maka dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai guru
dapat menggunakan strategi yang tepat terkait dengan tujuan-tujuan pengajaran mata pelajaran. Di sinilah seorang guru harus terus menerus
belajar dan berupaya meningkatkan kemampuan dan keterampilan mengajar, sehingga mampu merumuskan beberapa alternatif model cara-cara
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang merupakan pola-pola umum kegiatan yang harus diikuti guru dan siswa sehingga guru mampu
menggunakan sarana dan prasarana dengan tepat dan mampu menumbuhkan motivasi bagi siswa.
Seorang guru penjasorkes wajib memiliki kemampuan untuk menggunakan sarana dan prasarana dengan tepat, sebab semakin trampil guru
menggunakan sarana dan prasarana khususnya yang berkaitan dengan penjasorkes, maka semakin efektif dalam pencapaian tujuan. Guru yang baik
adalah guru yang mampu memilih sarana dan prasarana yang paling tepat untuk mencapai tujuan. Dengan demikian dalam pelaksanaan pembelajaran
21
siswa akan lebih mampu menguasai ketrampilan seperti yang ditargetkan dalam RPP yang telah dibuat.
Keberhasilan seorang guru di dalam mendidik siswanya, bukan hanya bergantung pada kepribadiannya yang menawan. Seorang guru memang tidak
terpancang sarana dan prasarana yang telah ada, tetapi seorang guru harus mampu merancang kebutuhan sarana dan prasarana untuk kepentingan
pembelajaran, kreativitas seorang guru sangat diperlukan untuk mencari atau mengembangkan alternatif-alternatif baru sesuai dengan kondisi individual
guru serta lingkungan sekolah yang dimiliki. Merencanakan dan menggunakan alat peraga yang dapat membantu pemahaman siswa, dan
menjaga kondisi kelas dengan baik. Dengan penggunaan sarana dan prasarana yang tepat, disertai dengan
kondisi kelas yang mendukung pembelajaran, maka siswa akan memiliki dorongan untuk mengikuti pembelajaran di kelas. Ketertarikan siswa dalam
mengikuti pelajaran disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya seperti disebutkan di atas. Dari uraian di atas jelaslah sarana dan prasarana
pembelajaran sangatlah diperlukan dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran khususnya penjasorkes, memilih dan menentukan sarana dan
prasarana pembelajaran dalam rangka mendorong keinginan merupakan tugas guru, sehingga dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai sesuai
dengan standart sarana dan prasarana sekolah kemungkinan siswa dapat termotivasi untuk belajar mengikuti pembelajaran, yang pada gilirannya
mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
22
B. Perumusan Masalah