Hubungan Pemanfaatan Sarana dan Prasarana X

150 Dari gambar 4.8 Nilai t hitung berada di daerah penolakan. Ho atau 5,798 1645 maka Ho di tolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif variabel motivasi belajar dengan prestasi belajar Penjasorkes, teruji kebenarannya. Hal ini berarti semakin tinggi motivasi belajar maka semakin tinggi pula prestasi belajar penjasorkes siswa. 4 Perhitungan koefisien determinasi Koefisien determinasi merupakan kuadrat dari koefisien korelasi antara variabel motivasi belajar dengan prestasi belajar Penjasorkes sebesar r 2 y2 = 0,501 2 = 0,251, yang menunjukkan bahwa 25,1 variansi yang terjadi pada prestasi belajar Penjasorkes dapat dijelaskan oleh motivasi belajar melalui Y = 28,556 + 0,573X 2.

c. Hubungan Pemanfaatan Sarana dan Prasarana X

1 Motivasi Belajar X 2 dengan Prestasi Belajar Penjasorkes Y. 1 Perhitungan Koefisiensi Regresi Berganda Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini menyatakan ada hubungan antara pemanfaatan sarana prasarana dan motivasi secara bersama dengan prestasi belajar Penjasorkes pada kelas 8 siswa SMP Negeri Kecamatan Kota Kabupaten Kudus. Adapun hasil perhitungan analisis regresi sederhana pada data variabel prestasi belajar Penjasorkes atas pemanfaatan sarana prasarana dan motivasi belajar dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 151 Tabel : 4.14 Pemanfaatan Sarana dan Prasarana dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Penjasorkes Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 8.776 6.165 1.423 .156 Pemanfaatan Sarana dan Prasarana X1 .397 .080 .291 4.990 .000 Motivasi Belajar X2 .404 .067 .353 6.064 .000 a Dependent Variable: Prestasi Belajar Penjasorkes Y Berdasarkan tabel koefisien korelasi di atas, perhitungan analisis regresi sederhana pada data variabel prestasi belajar Penjasorkes atas pemanfaatan sarana dan prasarana dan motivasi belajar menghasilkan arah regresi b 1 sebesar 0,397 untuk variabel pemanfaatan sarana dan prasarana, b 2 sebesar 0,404 dan konstanta a sebesar 8,776. Pada koefisien b 1 sebesar 0,397 yang bertanda positif pada koefisien ini, berarti jika ada pemanfaatan sarana dan prasarana X 1 naik satu satuan maka prestasi belajar Penjasoreks Y naik sebesar 0,397 tanpa ada dimensi lainnya. Demikian pula pada koefisien b 2 sebesar 0,404 yang bertanda positif pada koefisien ini, berarti jika ada motivasi belajar X 2 naik satu satuan maka prestasi belajar Penjasoreks Y naik sebesar 0,404 tanpa ada dimensi lainnya. Dari hasil koefisien regresi tersebut dapat digambarkan persamaan regresi Y = 8,776 + 0,397X 1 + 0,404X 2 persamaan regresi ini baru dapat digunakan untuk keperluan prediksi apabila telah memenuhi syarat kelinearan dan keberartian. Untuk mengetahui derajad keberartian dan 152 keliniearan persamaan regresi, dilakukan uji F dan hasilnya disajikan di bawah ini. 2 Uji F Tabel : 4.15 Analisis Variansi Regresi Linear X 1, X 2 dan Y dengan persamaan Y = 8,776 + 0,397X 1 + 0,404X 2 ANOVAb Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 9072.071 2 4536.036 62.119 .000a Residual 19861.798 272 73.021 Total 28933.869 274 a Predictors: Constant, Motivasi Belajar X2, Pemanfaatan Sarana dan Prasarana X1 b Dependent Variable: Prestasi Belajar Penjasorkes Y Dari tabel di atas, dilakukan pengujian hipotesis. Ho menyatakan bahwa motivasi belajar X 2 tidak berhubungan dengan prestasi belajar Penjasorkes Y. Sedangkan Ha menyatakan bahwa pemanfaatan sarana dan prasarana X 1 dan motivasi belajar X 2 berpengaruh terhadap prestasi belajar Penjasorkes Y, kemudian menentukan F tabel dengan menggunakan tingkat keyakinan α = 5 dan tingkat kebebasan df = k; n-k-1 = 274 =273. Dari nilai df ini dapat diperiksa nilai F tabel sebesar 3,89, sedang F hitung sebesar 62,119 tabel 4.15 kolom F. Dengan melihat besarnya F tabel 3,89 dan F hitung 62,119 di mana nilai F hitung F tabel atau 62,1193,89 dan F hitung terletak pada daerah tolak, maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti Ha menyatakan bahwa pemanfaatan sarana dan prasarana X 1 motivasi belajar X 2 berpengaruh terhadap prestasi belajar Penjasorkes Y dapat diterima. Sedangkan nilai 153 siqnifikan 0.000 lebih kecil dari α 0,05. Maka hasil pengujian berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar Penjasorkes Y. 3 Perhitungan koefisien korelasi ganda Kekuatan hubungan antara pemanfaatan sarana dan prasarana X 1 dan motivasi belajar X 2 dengan prestasi belajar Penjasorkes Y ditunjukkan oleh koefisien korelasi product moment sebesar R = 0,560. Adapun hasil dari koefisien korelasi ganda tentang hubungan pemanfaatan sarana dan prasarana X 1 dengan prestasi belajar Penjasorkes Y dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel : 4.19 Rangkuman Uji Korelasi Berganda Variabel Pemanfaatan Sarana dan Prasarana X 1 dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Penjasorkes Y. F tabel Korelasi R F hitung α= 0,05 α = 0,01 r y1,2 0,560 62,119 3,860 6,700 Keterangan : = Koefisien Korelasi sangat signifikan, jika F h F t pada α = 0,01. F hitung = 62,119 t tabel = 3,860 r y1,2 = Koefisien korelasi antara Pemanfaatan Sarana dan Prasarana X 1 dan Motivasi Belajar X 2 dengan Prestasi Belajar Penjasorkes Y. Berdasarkan hasil pengujian korelasi berganda tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini signifikan. Ini berarti terdapat pengaruh positif Pemanfaatan Sarana dan Prasarana X 1 dan Motivasi Belajar X 2 secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Penjasorkes Y teruji kebenarannya. Sedangkan keputusan ujinya adalah sebagai berikut : 154 Daerah Daerah Penerimaan Ho Penolakan Ho 2,236 62,119 Gambar 4.9 Daerah Uji F Dari gambar 4.9 menunjukkan nilai F hitung berada di daerah penolakan Ho, maka Ho ditolak dan sebagai konsekuensinya Ha diterima, atau dapat disimpulkan bahwa rata-rata peningkatan variabel yang diteliti memang berbeda nyata, atau dapat dinyatakan bahwa pemanfaatan sarana dan prasarana dan motivasi belajar secara bersama-sama berpengaruh positif dengan prestasi belajar Penjasorkes. 4 Perhitungan koefisien determinasi Koefisien determinasi merupakan kuadrat dari koefisien korelasi antara variabel pemanfaatan sarana dan prasarana motivasi belajar dengan prestasi belajar Penjasorkes sebesar R = 0,560 2 = 0,175, yang menunjukkan bahwa 17,5 variansi yang terjadi pada prestasi belajar Penjasorkes dapat dijelaskan oleh pemanfaatan sarana dan prasarana dan motivasi belajar melalui Y = 8,776 + 0,397X 1 + 0,404X 2 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut sumbangan efektif pemanfaatan sarana dan prasarana, motivasi dengan prestasi belajar 155 Penjasorkes sebesar 17,5, ini menunjukkan sumbangannya kecil. Hal dimungkinkan prestasi Penjasorkes siswa banyak dipengaruhi oleh bakat dan minat siswa. Oleh karena itu, komponen pendidikan kepala sekolah, guru, siswa dan orang tua perlu meningkatkan baik secara kualitas maupun kuantitas sarana dan prasarana sekolah serta mendorong motivasi siswa

B. Pembahasan

Berdasarkan analisis data di atas, dapat dilakukan pembahasan sebagai berikut : 1. Pemanfaatan Sarana Dan Prasarana Menurut Mulyasa dalam Susilo, 2007: 185 tujuan pemanfaatan sarana dan prasarana adalah memberikan kontribusi yang optimal pada jalannya proses pendidikan di sekolah. Di samping itu, agar kegiatan belajar mengajar terlaksana dengan lancar dan efektif. Dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun siswa sehingga akan betah berada di sekolah. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan koefisien regresi variabel pemanfaatan sarana dan prasarana menunjukkan hasil 0,470 dan t hitung sebesar 3,416. Dari hasil ini menunjukkan makna pemanfaatan sarana dan prasarana mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar. Ini berarti besar kecilnya pemanfaatan