yang bukan mahramnya juga, melarang berduaan antaralaki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya, melarang berjabat tangan atau saling bersentuhan,
membatasi hubungan komunikasi antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya seperlunya dan yang penting saja, dan lain-lainnya. Jika demikian
aturan-aturan tersebut begitu banyaknya yang mengatur hubungan antara laki-laki dan perempuan bagaimana mungkin menurut mereka seseorang mendapatkan
jodoh dan mencarinya dengan perkenalan secara pribadi sendiri tanpa melanggar aturan-aturan tersebut.
Mencari jodoh melalui perantara orang lain yang bukan sepengajian atau perkenalan sendiri tentu saja kemungkinan besar akan menjadikan bentuk
pernikahan yang bersifat eksogami kelompok. Menurut jamaah salafiyyah, seorang yang mengaku salafi akan menemui kesulitan dan resiko yang besar jika
menikah dengan seorang di luar kalangan mereka sendiri karena akan berbenturan dengan banyak hal tentang pemahaman agama.
IV.1.2. Kriteria Perempuan Yang Dianjurkan Untuk Dijadikan Istri
Terdapat banyak kriteria yang dituntut dari diri seorang perempuan. Pada kalangan jamaah salafiyyah bukan berarti laki-laki tidak dituntut memiliki kriteria
sebagai syarat agar dapat diterima oleh perempuan, tetapi mengingat laki-laki sebagai jenis manusia yang kodratnya memilih dan menentukan jodohnya
sedangkan perempuan hanya dimintai persetujuannya menurut jamaah salafiyyah. Bagi jamaah salafiyyah terdapat beberapa kriteria yang penting untuk
menentukan dan memilih perempuan sebagai calon pendamping hidup laki-laki.
Universitas Sumatera Utara
Di antara kriteria-kriteria dalam pemilihan jodoh tersebut adalah berhubungan dengan masalah keagamaan dari seorang perempuan tersebut. Beberapa kriteria-
kriteria dalam memilih jodoh itu antara lain: 1. Perempuan Yang Taat Agama Dan Cinta Terhadap Agamanya
Bagi jamaah salafiyyah kriteria perempuan yang menjadi keharusan dan yang paling penting untuk laki-laki adalah perempuan yang taat terhadap ajaran
agamanya dan sangat mencintai agamanya. Menurut mereka kalau perempuan sudah paham tentang ajaran agamanya maka urusan yang lainnya tidak perlu
dikhawatirkan lagi karena agama telah menerangkan dan menjelaskan bagaimana kedudukan hukum seorang perempuan di dalam Islam, baik sebagai hamba Allah,
sebagai istri, dan sebagai perempuan. Alasan harus memiliki ilmu agama yang baik mereka pahami berdasarkan
perintah Allah di dalam Qur’an dan hadits nabi yang berbunyi “perempuan itu dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, karena keturunannya, karena
kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlalah oleh kamu wanita karena taat agamanya, niscaya kamu beruntung dunia dan akhirat.”HR. Bukhari dan
Muslim. Menurut jamah salafiyyah perempuan yang taat agamanya adalah perempuan shalihah yang jika seseorang memilih jodoh karena itu ia akan
beruntung di dunia dan di akhirat.
2. Perempuan Yang Tidak Memakai Parfum Jika Keluar Rumah
Universitas Sumatera Utara
Salah satu ciri kriteria yang baik dari seorang perempuan yang cocok dijadikan sebagai istri menurut jamaah salafiyyah adalah perempuan yang tidak
memakai parfum ketika keluar rumah. Pada jamaah salafiyyah, kalangan perempuan dilarang keras memakai parfum atau wewangian keluar rumah.
Larangan yang terbilang keras itu menurut mereka berdasarkan syariat Islam yang mereka pahami berdasarkan hadits dari nabi “Perempuan mana saja yang
memakai parfum lalu keluar rumah dan melintas di hadapan orang-orang dan mereka mencium aromanya, maka perempuan itu adalah seorang pelacur, tidak
diterima shalatnya apabila ia keluar rumah memakai parfum menuju mesjid sampai ia mandi seperti mandi wajib.”HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i,
Ahmad, dan Ad-Darimi. Dengan alasan hadits nabi yang mengancam keras perempuan yang
memakai parfum keluar rumah di atas, jamaah salafiyyah juga melarang keras dan mendidik kalangan perempuan untuk tidak memakai parfum, apalagi jika sampai
aromanya tercium oleh kalangan laki-laki. 3. Perempuan Yang Selalu Memakai Jilbab Bila Keluar Rumah
Bagi jamaah salafiyyah kriteria yang sangat penting dalam memilih perempuan untuk dijadikan pasangan hidup adalah masalah pakaian, terutama
jilbab atau kain penutup kepala yang dipereintahkan di dalam Islam. Berbagai model bentuk dan cara penggunaan jilbab pada saat ini yang dirancang untuk
perempuan. Di antara model jilbab itu ada yang berupa seperti selendang dan dipaki untuk menutupi bagian rambut perempuan. Ada juga yang berupa kerudung
untuk menutupi kepala perempuan juga. Bahkan ada juga yang berupa bentuk
Universitas Sumatera Utara
kerudung panjang sampai menutupi seluruh tubuh perempuan seperti mukena, yaitu pakaian salat untuk perempuan.
Pada jamaah salafiyyah aturan bagi perempuan untuk mengenakan jilbab sangat ditekankan. Bagi mereka aturan bentuk dan cara pemakaian jilbab harus
sesuai dengan apa yang telah diajarkan nabi kepada perempuan-perempuan Islam di zamannya dahulu. Perempuan pengikut dakwah salafiyyah, memiliki ciri khas
dalam mengenakan jilbab. Jilbab berwarna gelap seperti hitam dan menutupi seluruh bagian tubuh dari kepala sampai hampir ke kaki dan hanya tersisa muka
dan telapak tangannya saja seperti mukena, sudah menjadi pakaian yang lazim dipakai perempuan pengikut dakwah salafiyyah. Menurut pemahaman mereka
pakaian seperti itulah yang dikatakan jilbab yang diperintahkan Allah di dalam Qur’an surat Al-Ahzab ayat 59 dan An-Nur ayat 31.
Bahkan di kalangan pengikut dakwah salafiyyah bayak perempuannya juga mengenakan cadar pada jilbabnya. Walaupun sebenarnya di antara ulama mereka
terjadi perbedaan pendapat dalam masalah memakai cadar akan kewajibannya.
IV.1.3. Perkenalan Dengan Calon Istri Ta’aruf Dan Melihatnya Nazhor