Beberapa Aturan Berumah Tangga

Engkau jadikan padanya..”HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, Thabrani, dan ‘Abdurrazzaq. Zaki 25 tahun mengatakan bahwa dirinya ketika selesai akad nikah langsung melihat isterinya dan menunaikan sunnah yang telah diajarkan nabi. “…ana setelah akad langsung jumpai isteri dengan ngetuk kamar dan ngucap salam sama dia. Terus ngajakin ambil wudhu’ untuk salat. Siap salat berjamaah terus ana letakkan tangan ana di atas kepalanya dan doain dia. Terus cium keningnya. Dan selanjutnya terserah kita lah. Tapi ana ngobrol-ngobrol untuk kenalan lebih dalam.”

IV.3.2. Beberapa Aturan Berumah Tangga

Pada jamaah salafiyyah terdapat beberapa adab-adab atau aturan dalam berumah tangga. Aturan aturan tersebut mencakup tempat menetap setelah menikah, hak-hak suami dalam berumah tangga, dan hak-hak isteri. 1. Tempat Menetap Setelah Menikah Biasanya bagi jamaah salafiyyah pasangan suami dan isteri yang baru menikah kemudian akan tinggal dan memulai hidup berumah tangga dengan tinggal menjauh dari orang tua suami maupun isteri. Cara hidup menetap setelah menikah dengan menempati tempat tinggal yang baru disebut neolokal. Alasan menetap di kediaman yang baru adalah agar dapat menciptakan kehidupan rumah tangga dengan aturan-aturan mengikuti ajaran Islam menurut pemahaman mereka dengan mengikuti sunnah nabi. Dengan tinggal di tempat yang baru menurut mereka akan mempermudah menerapkan cara-cara hidup yang Universitas Sumatera Utara sesuai dengan ajaran Islam seperti menata dan mengatur rumah yang isinya sesuai dengan tuntunan nabi. 2. Hak-hak Suami Dalam Berumah Tangga Pada jamaah salafiyyah terdapat beberapa hak suami dalam berumah tangga yang harus dipenuhi serta adakalanya menjadi kewajiban isteri untuk mematuhinya. Beberapa hak-hak suami dalam hidup berumah tangga menurut jamaah salafiyyah adalah;  Suami berhak memimpin rumah tangga.  Suami berhak mengucilkan isterinya jika isterinya tidak mau mendengarkan nasihatnya.  Suami berhak memukul isterinya jika tidak melaksanakan perintahnya yang tidak mengandung kemaksiatan, setelah terlebih dahulu dikucilkan dan dinasihati. Memukulnya dengan pukulan yang tidak menyakitkan yaitu pukulan yang tidak melukai dan membekas pada tubuhnya.  Suami berhak memerintahkan isteri melarang seorang pun masuk ke dalam rumah kecuali dengan izinnya.  Suami lebih besar haknya untuk dipatuhi dari pada orang tua isterinya.  Suami berhak meminta untuk dilayani isterinya walupun isterinya sedang sibuk, ia tidak boleh menolaknya. Universitas Sumatera Utara  Suami berhak kepada isteri agar memelihara harta dan rumahnya.  Suami berhak melarang isterinya berpuasa sunnah kecuali dengan izinnya.  Suami berhak untuk tidak disakiti oleh isteri, dan berhak menolak tuntutan isteri yang ia tidak sanggup melaksanakannya.  Suami berhak melarang isteri untuk keluar dari rumah dan harus mendapatkan izin dari suami jika keluar rumah.  Suami berhak untuk dihormati kedua orang tuanya. 3. Hak-hak Isteri Dalam Berumah Tangga Beberapa hak-hak isteri yang menjadi kewajiban suami dalam berumah tangga menurut jamaah salafiyyah adalah;  Isteri berhak diperlakukan baik oleh suami dan mendapat kasih sayang suami.  Isteri mempunyai hak untuk tidak menyebarkan rahasia isteri kepada siapa pun oleh suaminya.  Isteri memiliki hak untuk mendapatkan izin dari suami agar dapat keluar rumah untuk keperluan yang mendesak.  Isteri berhak untuk tidak mentaati suaminya jika terdapat sesuatu yang melanggar aturan agama di dalamnya.  Isteri berhak untuk cemburu kepada suaminya dengan sewajarnya. Universitas Sumatera Utara  Isteri berhak untuk diajarkan beberapa permasalahan agama oleh suaminya.  Isteri berhak diberikan nafkah menurut kesanggupan suaminya.  Isteri berhak mendapatkan kesetiaan dari suaminya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan

Pernikahan adalah suatu hubungan antara satu manusia dengan manusia lainnya yang berlainan jenis melalui suatu ikatan yang disebut akad. Tanpa adanya ucapan akad sebagai pengikat maka pernikahan tidak dianggap sah. Pernikahan yang berlangsung pada manusia atau individu dalam masyarakat tertentu, akan terus berlangsung dan berulang-ulang pada waktu-waktu tertentu di dalam kehidupannya. Tahap-tahap pertumbuhan sepanjang hidup individu akan Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Asimilasi Pada Pernikahan Campuran (Studi Kasus Tentang Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Asimilasi Pada Pernikahan Campuran Suku Batak Toba-Tionghoa di kota Medan)

17 176 147

Aktivitas Komunikasi Dalam Tradisi Nyawer Pada Proses Pernikahan Adat Sunda di Kota Bandung (Studi Etnografi Komunikasi Mengenai Aktivitas Komunikasi Dalam Tradisi Nyawer Pada Proses Pernikahan Adat Sunda di Kota Bandung)

2 70 112

STRATEGI COPING PERNIKAHAN PADA SUAMI ANGGOTA JAMAAH TABLIGH Strategi Coping Pernikahan Pada Suami Anggota Jamaah Tabligh.

0 2 18

STRATEGI COPING PERNIKAHAN PADA SUAMI ANGGOTA JAMAAH TABLIGH Strategi Coping Pernikahan Pada Suami Anggota Jamaah Tabligh.

0 5 17

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Asimilasi Pernikahan Jawa Dan Minangkabau (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Pernikahan Jawa dan Minangkabau).

0 3 12

PENDAHULUAN Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Asimilasi Pernikahan Jawa Dan Minangkabau (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Pernikahan Jawa dan Minangkabau).

0 2 24

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Asimilasi Pernikahan Jawa Dan Minangkabau (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Pernikahan Jawa dan Minangkabau).

0 3 13

Studi Deskriptif Mengenai Kepuasan Pernikahan pada Istri Pasangan Commuter Marriage di Gereja "X" Kota Bandung.

0 0 42

hakikat dakwah salafiyyah

0 0 15

Garis Pemisah Dakwah Salafiyyah & Dakwah Hizbiyyah

0 0 9