anjurannya. Dalam hal ini tentu sekali lagi kriteria memilih jodoh bagi pengikut dakwah salafiyyah dari kalangan laki-laki, karena telah disebutkan laki-lakilah
yang memilih dan mencari jodoh dan perempuan hanya dimintai izin atau persetujuannya. Adab-adab atau proses yang ditempuh oleh calon mempelai laki-
laki dari pengikut dakwah salafiyyah dimulai dari bagaimana dan dari mana ia mendapatkan informasi tentang perempuan yang akan dinikahinya, kriteria
perempuan yang dianjurkan untuk dinikahi bagi calon mempelai laki-laki, perkenalan calon istri atau dikenal dengan istilah ta’aruf dan adab-adab melihat
calon istri atau nazhor, penentuan hari pernikahan dan penentuan mas kawin atau mahar, dan hal-hal apa saja yang dilarang sebelum dilaksanakannya
penyelenggaraan pernikahan menurut jamaah salafiyyah.
IV.1.1. Cara Mencari Jodoh
Setiap laki-laki yang dewasa dan memiliki keinginan untuk menikah tentunya akan mempersiapkan diri dan mulai melirik, membayangkan, dan
memiliki keingina mengenai bakal calon pendamping hidupnya. Seseorang tentu akan mempersiapkan dan mulai menentukan dan memiliki target bagaimana sosok
pasangan hidup yang diimpikannya. Tentunya sebelum menuju itu semua seseorang akan memulai mewujudkan keinginannya tersebut dengan tahap
mencari pasangan yang cocok untuknya itu. Bagaimana caranya dan berasal dari mana mendapatkannya tentunya setiap orang memiliki perbedaan dan cerita
tersendiri dalam mendapatkan calon pasangan hidupnya.
Universitas Sumatera Utara
Bagi seorang laki-laki dari pengikut jamaah salafiyyah yang telah dewasa dan memiliki keinginan untuk menikah punya tata cara tersendiri untuk
mendapatkan calon pendamping hidupnya. Banyaknya hukum Islam yang mereka pahami dan wajib mereka pegang sebagai pengakuan akan kesetiannya terhadap
Allah dan nabinya membuat keputusan dalam mendapatkan calon pendamping hidup menjadi tak terkecuali. Karena itu, dalam hal ini ada beberapa cara
bagaimana seorang pengikut dakwah salafiyyah memperoleh atau mengetahui informasi mengenai calon pendamping hidupnya melauli perantara dengan orang
lain. 1. Melalui Perantaraan Ustadz Atau Pengajar Dakwah salafiyyah
Bagi kalangan laki-laki pengikut dakwah salafiyyah yang telah dewasa dan memiliki keinginan untuk menikah biasanya akan mendatangi ustadz atau guru
yang mengajarkan kepadanya dakwah salafiyyah yang dikenalnya. Peran ustadz salafiyyah sangat besar dalam proses usaha pencarian jodoh seseorang.
Ketika ada seseorang laki-laki dari pengikut dakwah salafiyyah yang ingin menikah dan belum mempunyai dan menentukan jodohnya maka ia bisa
mendatangi dan meminta nasehat serta bimbingan dari ustadznya tentang hal-hal yang berhubungan dengan seputar pernikahan. Kemudian ustadz akan
mengusahakan mencari perempuan dari pengikut dakwah salafiyyah lewat ustadzah yang membina kajian khusus untuk kalangan perempuan saja yang sudah
siap dan bersedia untuk menikah. Biasanya ustadzahnya tersebut tidak lain adalah istri ustadz, sehingga tidak menyulitkan komunikasi dan interaksi di antara
keduanya.
Universitas Sumatera Utara
2. Melalui Perantara Teman Satu Pengajian Yang Telah Menikah Terkadang banyak juga laki-laki pengikut dakwah salafiyyah mencari jodoh
lewat perantara teman sepengajiannya yang telah menikah. Temannya akan membantu lewat istrinya yang mengikuti pengajian rutin untuk perempuan agar
mencari informasi mengenai perempuan yang sudah siap dan ingin menikah untuk dijodohkan dan diperkenalkan lebih lanjut kepada laki-laki yang juga siap untuk
menikah. 3. Melalui Orang Lain Yang Bukan Sepengajian Atau Perkenalan Sendiri
Cara mendapatkan dan mencari jodoh yang ketiga ini biasanya jarang terjadi dan agak sedikit tabu pada kalangan dakwah salafiyyah. Dikatakan tabu karena
biasanya pencarian jodoh melalui orang lain yang bukan sepengajian akan mendapatkan perempuan yang mungkin bukan dari kalangan pengikut dakwah
salafiyyah atau perempuan yang memiliki perbedaan pemahaman dengan laki-laki tersebut, yang tentunya hal ini akan membuat kesulitan nantinya pada tahap-tahap
berikutnya nanti menuju penyelenggaraan pernikahan. Mendapatkan jodoh melalui perkenalan sendiri juga dianggap tabu oleh
jamaah salafiyyah. Hampir dipastikan perkenalan pribadi calon jodoh baik laki- laki maupun perempuan bagi pengikut dakwah salafiyyah secara pribadi sendiri
tentu akan terjadi banyak kesalahan dan aturan-aturan yang dilanggar. Hubungan pergaulan yang ketat antara laki-laki dan perempuan akan jadi permasalahannya.
Jamaah salafiyyah melarang campur baur atau ikhtilath antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya, melarang saling pandang antara lain jenis
Universitas Sumatera Utara
yang bukan mahramnya juga, melarang berduaan antaralaki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya, melarang berjabat tangan atau saling bersentuhan,
membatasi hubungan komunikasi antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya seperlunya dan yang penting saja, dan lain-lainnya. Jika demikian
aturan-aturan tersebut begitu banyaknya yang mengatur hubungan antara laki-laki dan perempuan bagaimana mungkin menurut mereka seseorang mendapatkan
jodoh dan mencarinya dengan perkenalan secara pribadi sendiri tanpa melanggar aturan-aturan tersebut.
Mencari jodoh melalui perantara orang lain yang bukan sepengajian atau perkenalan sendiri tentu saja kemungkinan besar akan menjadikan bentuk
pernikahan yang bersifat eksogami kelompok. Menurut jamaah salafiyyah, seorang yang mengaku salafi akan menemui kesulitan dan resiko yang besar jika
menikah dengan seorang di luar kalangan mereka sendiri karena akan berbenturan dengan banyak hal tentang pemahaman agama.
IV.1.2. Kriteria Perempuan Yang Dianjurkan Untuk Dijadikan Istri