4. Risiko
Akibat adanya tenggang waktu,maka pengembalian kredit akan memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu
kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit,maka semakin besar resiko,demikian pula sebaliknya. Resiko ini merupakan tanggungan bank
baik resiko yang disengaja oleh nasabah, maupun resiko yang tidak disengaja, misalnya seperti adanya bencana alam atau bangkrutnya usaha
nasabah. 5.
Balas Jasa Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas suatu
pemberian kredit. Dalam jangka jenis konvensional balas jasa kita kenal dengan nama bunga. Di samping balas jasa dalam bentuk bunga bank yang
juga merupakan keuntungan bank, bagi bank dalam bentuk syariah disebut sebagai bagi hasil.
21
F. Fungsi dan Tujuan Kredit
Ditinjau dari segi ekonomi kredit bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dengan cara pengorbanan sekecil-kecilnya untuk dapat memperoleh keuntungan
sebesar-besarnya. Menurut Thomas Suyatno,
22
tujuan kredit yang hanya mendapatkan keuntungan semata-mata hanya terdapat di negara-negara liberal. Di
Indonesia yang sedang membangun, tujuan utama kredit yaitu untuk mensukseskan pembangunan. Mensukseskan pembangunan di sini berarti pembangunan fisik dan
mental bangsa Indonesia.
21
Kasmir, dasar-dasar perbankan, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012
22
Thomas Suyatno Dkk, kelembagaan perbankan, Jakarta, Gramedia, 1990, hal.13.
Universitas Sumatera Utara
Indonesia yang dasar hukumnya adalah Undang-undang Dasar 1945 dengan berdasarkan Pancasila yang juga sebagai falsafah hidup bangsa maka tujuan kredit
di Indonesia tidaklah semata-mata hanya untuk mencari keuntungan, melainkan harus disesuaikan dengan tujuan negara kita, yaitu untuk mencapai masyarakat adil
dan makmur yang berdasarkan Pancasila. Fungsi kredit dalam kehidupan perekonomian perdagangan dan keuangan di
Indonesia secara garis besarnya adalah sebagai berikut:
23
Kredit dapat meningkatkan utility daya guna dari modal atau uang dana yang tersimpan pada
suatu bank akan bermanfaat bagi para pengusaha untuk memperluas usahanya. Karena dana yang ada tersebut tidaklah diam, tetapi dana tersebut disalurkan untuk
usaha-usaha yang bermanfaat baik kemanfaatan bagi pengusaha juga bagi masyarakat luas.
a. Kredit dapat meningkatkan utility daya guna sesuatu barang
Dengan mendapatkan kredit para pengusaha dapat memproses bahan baku menjadi barang jadi kemudian dijual dengan kredit yang diterima, pengusaha
tersebut dapat memproduksi barang mentah menjadi barang jadi yang kemudian hasilnya dijual ke pasar.
b. Kredit meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Melalui kredit maka peredaran uang kartal maupun uang giral akan lebih berkembang baik itu di daerah terpencil maupun di daerah perkotaan.
c. Kredit menimbulkan gairah usaha masyarakat
23
Djuhaendah Hasan, Lembaga Jaminan Kebendaan Bagi Tanah Dan Benda Lain Yang Melekat Pada Tanah Dalam Konsepsi Penerapan Asas Pemisahan Horisontal, Bandung, Citra
Aditya Bakti, 1996, hal.152.
Universitas Sumatera Utara
Kegiatan ekonomi akan selalu berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dengan cara tidak langsung akan memacu kegairahan masyarakat
untuk berusaha. Dengan pemberian kredit maka bank memberikan bantuan permodalan guna meningkatkan usaha pihak pengusaha masyarakat.
d. Kredit sebagai alat stabilitas ekonomi
Bahwa pemberian kredit dapat menekan arus inflasi, dapat meningkatkan eksport, rehabilitasi, prasarana, dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok
rakyat sehingga stabilitas ekonomi tetap terjaga. e.
Kredit sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional Dengan meningkatnya usaha degan pemberian kredit maka memperluas
usaha dan mendirikan proyek baru yang membutuhkan tenaga kerja maka akan membuka lapangan pekerjaan sehingga meningkatkan pendapat
nasional. f.
Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan Internasional Bank sebagai pemberi kredit tidak hanya menjalankan usaha di dalam negeri
tetapi juga di luar negeri. Bank asing yang berada di Indonesia misalnya: tidak hanya beroperasi di negara asalnya tetapi juga di Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KREDIT
A. Pengertian Perjanjian Kredit
1. Pengertian Perjanjian
Pengertian perjanjian berbeda dengan perikatan. Perikatan adalah suatu hubungan antara dua orang atau dua pihak, dimana pihak yang satu berhak
menuntut sesuatu hal dari pihak lain, dan pihak lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu.
24
Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada orang lain atau dimana dua orang tersebut saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu
hal. Dari peristiwa ini, timbul suatu hubungan antara dua orang tersebut yang dinamakan perikatan. Perjanjian itu menerbitkan suatu perikatan antara dua orang
yang membuatnya. Dalam bentuknya, perjanjian itu berupa suatu rangkaian perkataan yang mengandung janji-janji atau kesanggupan yang diucapkan atau
ditulis.
25
R. Setiawan, menyebutkan bahwa perjanjian ialah suatu perbuatan hukum di mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya atau saling mengikatkan dirinya
terhadap satu orang atau lebih.
26
Dari pendapat-pendapat di atas, maka pada dasarnya perjanjian adalah proses interaksi atau hubungan hukum dan dua
perbuatan hukum yaitu penawaran oleh pihak yang
24
R Subekti, hukum perjanjian, Citra Aditya Bhakti, Jakarta, 1987, hal.1.
25
Ibid, hal.6.
26
R.Setiawan, hukum perikatan-perikatan pada umumnya, Bina Cipta, Bandung, 1987, hal.49.
Universitas Sumatera Utara