Pengertian dan BANK SEBAGAI PENYALUR KREDIT

3. Khusus untuk jasa-jasa bank lainnya dengan melakukan oleh bank umum campuran dan bank asing sebagaimana layaknya bank umum yang ada di Indonesia. 18

E. Pengertian dan

Unsur Kredit a. Pengertian Kredit 19 Kata kredit berasal dari bahasa Romawi yaitu credere yang artinya percaya. Artinya pemberi pinjaman percaya bahwa penerima pinjaman mampu memenuhi perikatannya. Didalam kepustakaan Hukum Perdata terdapat beberapa pendirian mengenai arti kredit antara lain : 1. Savelberg mengatakan bahwa kredit mempunyai arti antara lain : a Sebagai dasar perikatan dimana seseorang berhak menuntut sesuatu dari orang lain; b Sebagai jaminan, dimana seseorang menyerahkan sesuatu kepada orang lain dengan tujuan untuk memperoleh kembali apa yang telah diserahkannya. 2. Levy merumuskan arti kredit yaitu menyerahkan secara sukarela sejumlah uang untuk dipergunakan secara bebas oleh penerima kredit. 20 Pengertian kredit dalam Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang merupakan perubahan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan; Kredit adalah : Penyedian uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam- 18 Kasmir,Dasar-dasar perbankan, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012, hal.33. 19 Mariam Darus Badrulzaman, beberapa masalah hukum dalam perjanjian kredit bank dengan jaminan hypotheek serta hambatan-hambatannya dalam praktek, Medan, 1978, hal.21-22. 20 Mariam Darus Badrulzaman, perjanjian kredit bank, Alumni, Bandung, 1991, hal.24. Universitas Sumatera Utara meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah janhka waktu tertentu dengan pemberian bunga Pasal 1 angka 12 UU Perbankan 1998 mengartikan Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Dari pengertian kredit dan pembiayaan diatas ternyata pengertian kredit pada UU Perbankan 1998 lebih luas bila dibandingkan pengertian pembiayaan dalam UU Perbankan 1998. Karena dalam UU Perbankan 1998 hanya diisyaratkan adanya bunga, sedangkan dalam UU Perbankan 1998 tentang pembiayaan selain mengisyaratkan adanya bunga, juga ada mengisyaratkan adanya imbalan atau pembagian hasil keuntungan. b. Unsur-unsur Kredit Dalam kata kredit mengandung berbagai maksud atau dengan kata lain dalam kata kredit terkandung unsur-unsur yang direkatkan menjadi satu. Sehingga jika bicara kredit, maka termasuk membicarakan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya. Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberitaan fasilitas kredit adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Kepercayaan Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bagi si pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan baik bank uang, barang, atau jasa benar-benar diterima kembali di masa yang akan datangsesuai dengan masa kredit. Kepercayaan diberikan oleh bank sebagai dasar utama yang dilandasi mengapa kredit dikucurkan. Oleh karena itu, sebelum kredit dikucurkan harus harus dilakukan penelitian dan penyelidikan lebih dulu secara mendalam tentang kondisi nasabah, baik secara konteren maupun interen. 2. Kesepakatan Di samping adanya unsur kepercayaan harus ada unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing. Kesepakatan ini kemudian dituangkan dalam akad kredit dan ditanda tangani kedua belah pihak sebelum kredit dikucurkan. 3. Jangka Waktu Setiap kredit diberikan dalam jangka waktu tertentu. Jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek dibawah 1 tahun, jangka menengah 1 tahun hingga 3 tahun, atau jangka panjang diatas 3 tahun. Jangka waktu merupakan masa pengembalian kredit yang telah disepakati oleh kedua belah pihak untuk kondisi tertentu jangka waktu dapat diperpanjang. Universitas Sumatera Utara 4. Risiko Akibat adanya tenggang waktu,maka pengembalian kredit akan memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit,maka semakin besar resiko,demikian pula sebaliknya. Resiko ini merupakan tanggungan bank baik resiko yang disengaja oleh nasabah, maupun resiko yang tidak disengaja, misalnya seperti adanya bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah. 5. Balas Jasa Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas suatu pemberian kredit. Dalam jangka jenis konvensional balas jasa kita kenal dengan nama bunga. Di samping balas jasa dalam bentuk bunga bank yang juga merupakan keuntungan bank, bagi bank dalam bentuk syariah disebut sebagai bagi hasil. 21

F. Fungsi dan Tujuan Kredit