II.3. NEKROTIK SISTEMIK VASKULITIS II.3.1. Poliarteritis Nodosa
Penyakit ini biasanya disebabkan oleh proses autoimun. Gejala yang ditimbulkan adalah demam, penurunan berat badan, anemia, arthritis, dermatitis,
miopati, hipertensi serta gangguan gastrointestinal dan ginjal. Dapat ditemukan juga kelainan pada saraf tepi dan nyeri pada testis. Poliarteritis nodosa meningkat
insidensnya pada usia 60 tahun dan pria lebih sering menderita penyakit ini dibanding wanita.
Dari hasil pemeriksaan sedimen urin ditemukan sel darah merah, sel darah putih, kristal sel darah merah dan protein. Sindrom nefrotik jarang menyertai dan
kelainan lanjut dapat terjadi gagal ginjal kronik. Diagnosa ditegakkan dengan biopsi ginjal atau arteriografi pada aneurisma multipel. Bentuk klasik poliarteritis
nodosa melibatkan inflamasi dari arteri kecil, sedang dan kapiler. Kematian akibat penyakit ini biasa disebabkan oleh vaskulitis itu sendiri atau karena dari gagal
ginjal.
Pengobatan masih kontroversi, namun ada anggapan penggunaan kortikosteroid mungkin bermanfaat.
II.4. PENYAKIT GLOMERULUS II.4.1. Glomerulonefritis Rapidly Progressive
Penyakit ini jarang ditemukan dan merupakan sindrom yang paling agresif dari glomerulonefritis akut dan memiliki cirri perburukan cepat kea rah gagal
ginjal terminal dalam beberapa hari atau minggu, kecuali bila di terapi dengan tepat. Penyebab yang mendasarinya adalah reaksi antigen antibodi pada
glomerulus dan kerusakan karena kompleks imun. Gejala yang timbul adalah hematuria dan proteinuria yang akut. Kadang juga disertai edema, hipertensi dan
penurunan GFR.
Tidak semua penderita menunjukkan gejala klinis yang seperti disebutkan di atas bahkan mungkin tanpa gejala. Penting untuk diketahui bahwa bukan sesuatu
yang normal pada lansia apabila terjadi hematuria dan proteinuria yang tidak ada keluhan tapi merupakan tanda adanya proses patologik yang melibatkan ginjal,
ureter atau kandung kemih. Lansia mempunyai prognosis yang buruk terhadap penyakit ini, namun data terakhir menunjukkan pengobatan dengan metal
prednisolon mungkin dapat menolong.
II.4.2. Etiologi
1. Glomerulonefritis proliferatif primer 2. Sindrom Goodpasture
3. Vaskulitis Granulomatosis Wegener, Purpura Henoch Schonlein 4. Lupus Eritomatosus Sistemik
5. Mikroangiopati trombotik Sindrom Uremia Hemolitik, Purpura
Trombositopeni Trombotik 6. Diatesa Hemoragik
Orang-orang yang cenderung untuk lebih mudah mengalami perdarahan atau lebih lambat mengatasi perdarahan karena hemostasis yang tidak normal,
dikatakan menderita Diatesa Hemoragik. Untuk menghentikan perdarahan karena
Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 221
luka pada pembuluh darah besar biasnya diperlukan tindakan bedah. Perdarahan oleh luka-luka pada pembuluh darah kecil kapiler, venula diatasi dengan
mekanisme hemostasis.
II.4.3. Manifestasi Klinis
Gejala umumnya adalah hematuria berat, oliguria berat dan nyeri pinggang. Kecurigaan terutama bila ditemukan :
a. Sindrom nefrotik akut pada orang dewasa b. Hematuria mikroskopik yang berat pada sindrom nefritik akut
c. Proteinuria berat pada sindrom nefritik akut d. Oliguria berat atau anuria
e. Penurunan laju filtrasi glomerulus f. Adanya penyakit sistemik
II.4.4. Pemeriksaan Penunjang
Karena merupakan kedaruratan, yang terpenting adalah biopsi ginjal. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan sesuai dengan pada sindrom nefritik
akut.
II.4.5. Penatalaksanaan
Terdapat 2 jenis penatalaksanaan, yaitu : 1. Pertukaran plasma
Pertukaran plasma secara intensif, biasanya menukar 4 liter plasma pasien dengan albumin atau cairan plasma protein setiap hari selama 1-2 minggu,
diikuti dengan penurunan bertahap dalam frekuensi, dikombinasi dengan imunosupresif dan terapi antitrombotik biasanya prednisolon 1
mgkgBBhari, siklofosfamid 1,5-2,5 mgkgBBhari dan dipiridamol 400 mghari. Dengan terapi ini, biasanya hanya pasien dengan anuria lengkap
yang tidak mengalami perbaikan fungsi ginjal.
2. Terapi steroid pulsasi Diberikan metilprednisolon secara intravena dengan pulsasi berupa 1 ghari
selama 3 hari kedua untuk 3 dosis dan diulangi 1 minggu kemudian bila responsnya tidak baik.
II.5.INFEKSI SALURAN KEMIH
Infeksi Saluran Kemih ISK adalah istilah umum yang dipakai umum yang dipakai untuk menyatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih.
Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki maupun wanita dari semua umur, baik anak-anak, remaja, dewasa maupun lanjut usia. Akan tetapi dari
kedua jenis kelamin, ternyata wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi umum, kurang lebih 5-15 . Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan
bakteri dalam urin. Bakteriuria bermakna yang disertai dengan gejala pada saluran kemih disebut bakteriuria bergejala. Sedangkan yang tanpa gejala disebut bakteriuria
tanpa gejala.
Prevalensi ISK yang tinggi pada usia lanjut antara lain disebabkan karena: Sisa urin dalam kandung kemih meningkat akibat pengosongan kandung
kemih kurang efektif.
Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 222
Mobilitas menurun. Pada usia lanjut nutrisi sering kurang baik.
Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral. Adanya hambatan pada aliran urin.
Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat.
II.5.1. Etiologi