PENYAKIT ATEROEMBOLI NEKROTIK SISTEMIK VASKULITIS 1. Poliarteritis Nodosa

Arteriografi merupakan suatu tes yang tidak membahayakan bagi pasien. Kedua tes ini bisa dilakukan dengan aman pada lansia. Apabila tidak diatasi, aterosklerosis arteri renal dapat menyebabkan tekanan darah yang tinggi, insufisisensi ginjual kronik atau bahkan gagal ginjal terminal. Angioplasti dan pembedahan memberikan haisl yang baik bagi perbaikan hipertensi renovaskular. Pengobatan jangka panjang dengan obat anti hipertensi bisa mengontrol tekanan darah tetapi tidak mengakibatkan perbaikan dari ginjal atau pencegahan terhadap kerusakan parenkim ginjal.

II.1.2. Kelainan Tromboemboli

Kelainan ini jarang ditemukan dan insidens dari kelainan ini sekitar 1,4 dari keseluruhan penyakit ginjal. Penyebab paling banyak adalah emboli yang berasal dari kelainan pada jantung, misalnya trombus mural, vegetasi jantung, gagal jantung kongestif dan aritmia jantung. Pembentukan trombus juga dapat berasal dari ginjal itu sendiri, biasanya dari trauma abdomen, pembedahan, kateter angiografi atau keadaan hiperkoagulasi darah secara umum. Manifestasiklinis bervariasi, seperti demam, mual, muntah dapat terjadi bila kadar BUN Blood Urea Nitrogen meningkat atau bahkan juga dapat tanpa gejala. Gagal ginjal akut juga dapat mengakibatkan trombosis bilateral, namun hal ini dapat tidak diketahui karena terbentuknya sirkulasi kolateral. Oklusi arteri ginjal yang berkepanjangan akan mengakibatkan infark sehingga masa parenkim ginjal akan berkurang. Dari hasil pemeriksaan laboratorium biasa didapatkan SGOT dan LDH meningkat dalam 1 sampai 2 hari setelah terjadinya infark dan peningkatan LDH dapat bertahan selama 2 minggu. Leukosituria, albuminuria dan hematuria juga sering didapatkan. Infark dapat diketahui dengan pemeriksaan radiologik seperti IVP, CT-scan dan renal arteriografi. Penanganan dini ditujukan untuk mengontrol tekanan darah dan menjaga laju aliran darah ginjal tetap baik. Apabila penanganan terlambat dapat menyebabkan hipertensi dan gagal ginjal kronik.

II.2. PENYAKIT ATEROEMBOLI

Dari pemeriksaan autopsi didapatkan insiden ateroemboli ginjal pada usia 80 tahun sebesar 12 . Diagnosa ateroemboli biasanya diketahui pada saat autopsi karena secara klinis kelainan ini tidak menunjukkan gejala yang khas. Faktor resiko yang mendasari adalah pembedahan arteri besar, penggunaan anti koagulan dan faktor-faktor lain. Ateroemboli terutama terjadi pada organ yang mendapat aliran darah langsung dari aorta, oleh karena itu ginjal merupakan organ yang paling banyak terkena. Gejala klinisnya adalah demam yang naik turun, hipertensi yang sulit dikontrol karena peningkatan rennin yang disebabkan iskemi dari parenkim ginjal. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan SGOT dan LDH yang meningkat, leukosituria, proteinuria dan hematuria, Diagnosa dari penyakit ini ditegakkan dari biopsy ginjal. Penanganan bersifat suportif dan apabila tidak ditangani dapat mengakibatkan gagal ginjak terminal sehingga perlu dilakukan hemodialisis. Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 220 II.3. NEKROTIK SISTEMIK VASKULITIS II.3.1. Poliarteritis Nodosa Penyakit ini biasanya disebabkan oleh proses autoimun. Gejala yang ditimbulkan adalah demam, penurunan berat badan, anemia, arthritis, dermatitis, miopati, hipertensi serta gangguan gastrointestinal dan ginjal. Dapat ditemukan juga kelainan pada saraf tepi dan nyeri pada testis. Poliarteritis nodosa meningkat insidensnya pada usia 60 tahun dan pria lebih sering menderita penyakit ini dibanding wanita. Dari hasil pemeriksaan sedimen urin ditemukan sel darah merah, sel darah putih, kristal sel darah merah dan protein. Sindrom nefrotik jarang menyertai dan kelainan lanjut dapat terjadi gagal ginjal kronik. Diagnosa ditegakkan dengan biopsi ginjal atau arteriografi pada aneurisma multipel. Bentuk klasik poliarteritis nodosa melibatkan inflamasi dari arteri kecil, sedang dan kapiler. Kematian akibat penyakit ini biasa disebabkan oleh vaskulitis itu sendiri atau karena dari gagal ginjal. Pengobatan masih kontroversi, namun ada anggapan penggunaan kortikosteroid mungkin bermanfaat. II.4. PENYAKIT GLOMERULUS II.4.1. Glomerulonefritis Rapidly Progressive