EVALUASI KLINIS BAB 3. PEMERIKSAAN GERONTOLOGI

Pemeriksaan Gerontologi Medik dan Evaluasi Klinis Menfri Layanto, S.Ked 406080025

5.5. QUESIONER AKTIVITAS FUNGSIONAL FAQ

Kegiatan 1 Menulis cek, membayar tagihan, dan melakukan pembukuan buku cek 2 Mengumpulkan dan mengurus catatan pajak atau surat menyurat bisnis 3 Berbelanja sedikit pakaian, keperluan rumah tangga dan bahan makanan 4 Melakukan hobi atau permainan yang memerlukan keterampilan 5 Memasak air, membuat kopi,dan mematikan kompor 6 Menyiapkan makanan 7 Dapat mengikuti peristiwa – peristiwa yang baru terjadi 8 Dapat memperhatikan, mengerti dan mediskusikan acara TV, buku, artikel majalah 9 Dapat mengingat janji, hari libur, dan kegiatan – kegiatan keluarga dan waktu minum obat 10 Berjalan – jalan di lingkungan sekitar rumah, membawa kendaraan, bepergian dengan kendaraan umum Skor Adaptasi dari Pfeffer,Kurosaki TT,Harrah CH,et al,Measurement of functional activities of older adults in the community .J.Gerontol 1982;373;323-9 Cara penilaian : Pilihlah salah satu di antara 4 kategori di bawah ini yang menggambarkan keadaan pasien saat ini untuk setiap pertanyaan di atas : 1. Nilai 3 : Ketergantungan penuh 2. Nilai 2 : Memerlukan bantuan 3. Nilai 1 : Dapat melakukan sendiri tapi dengan kesulitan atau tidak pernah melakukan dan akan mengalami kesulitan saat ini 4. Nilai 0 : Dapat melakukan sendiri tanpa kesulitan atau tidak pernah melakukan tetapi dapat melakukannya Penilaiaan : Skor total antara 0 mandiri sampai 30 ketergantungan total Skor total lebih dari 9 atau kesulitan aktivitas di atas mengindikasikan adanya gangguan aktivitas fungsional yang signifikan Evaluasi dari status fungsional ini bermanfaat untuk menentukan kualitas hidup pasien geriatri, bahkan dapat memperpanjang usia harapan hidup dari lansia itu sendiri sebagai bagian proses rehabilitasi.

IV. EVALUASI KLINIS

Seorang tenaga kesehatan, apakah itu dokter, psikiater dan tenaga medis lainnya, perlu mempersiapkan diri untuk melaksanakan evaluasi klinis pada lansia, karena lansia memiliki beberapa kekhususan, antara lain yaitu sering memaparkan riwayat perjalanan penyakit secara panjang lebar dan berlebihan, membutuhkan waktu lebih lama untuk melepas pakaian dan berpakaian kembali, keluhan yang disampaikan bersifat luas dan tersamar, sehingga dokter seringkali mengalami kesulitan untuk menegakkan diagnosa, bahkan memprediksi prognosa. Ditambah lagi dengan masalah perekonomian lansia yang Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 6 April 2009 – 9 Mei 2009 54 Pemeriksaan Gerontologi Medik dan Evaluasi Klinis Menfri Layanto, S.Ked 406080025 lebih didominasi oleh pengeluaran, maka pembiayaan kesehatan lansia menjadi masalah tersendiri. Tidaklah mengherankan bila kualitas perawatan dalam segala hal yang diterima oleh lansia cenderung di bawah standar. Di samping masalah kependudukan dan kebijaksanaan ekonomi yang menuntun sistem perawatan kesehatan pada geriatri, ada beberapa hal yang membuat masalah geriatri menarik bagi para dokter maupun tenaga kesehatan lainnya. Pasien lansia merupakan salah satu mata rantai yang menghubungkan masa lalu dengan kondisi saat ini sehingga keberadaannya menentukan masa depan generasi muda sekarang, sedangkan kesuksesan untuk mengatasi penyakit dan disabilitas pada lansia jauh lebih sulit dan menantang. Selama lebih dari dua dekade ini, ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat. Demikian pula pada bidang-bidang yang berkaitan dengan proses penuaan, dan pusatnya adalah pada perawatan geriatrik klinik, terutama di bidang penelitian dan program pendidikan yang telah dikembangkan di beberapa universitas secara luas. Kebutuhan akan penelitian mengenai hal tersebut perlu ditingkatkan terus dalam rangka memperbaiki pelayanan geriatrik yang telah ada, misalnya dengan penyediaan data-data terbaru yang relevan serta kumpulan pengetahuan dan informasi-informasi baru yang dapat diaplikasikan. Pengetahuan ini harus didasarkan terutama kepada geriatri dan dapat diintegrasikan dalam penegakkan diagnosa serta perawatan untuk lansia. Perlunya informasi dasar tentang proses penuaan yang normal pada manusia akan menentukan metode analisa pasien secara tepat tentang fungsi kerja jantung, fungsi ginjal, tekanan darah, kapasitas volume paru, fungsi kekebalan, metabolisme glukosa pada lansia yang sehat. Ketika suatu penyakit mempengaruhi fungsi normal tubuh termasuk perubahan lainnya yang timbul berkaitan dengan usia, maka pada lansia akan timbul gejala yang berbeda bila dibandingkan dengan individu muda yang sedang menderita sakit. Pemahaman akan proses penuaan yang normal dan pengaruhnya pada penyakit jelas dibutuhkan ketika kita mempertimbangkan suatu diagnosa bagi lansia yang menderita sakit. Kebingungan dapat menghasilkan tiga konsekuensi yang berbeda. Pertama, perubahan yang berkaitan dengan usia dapat dianggap sebagai penyakit dan menghasilkan pengobatan yang tidak efektif dan cenderung berbahaya. Kedua, penyakit mungkin tidak terdiagnosa atau salah diagnosa sehingga progresifitas pada penyakit yang tidak terdeteksi terus berjalan. Hal ketiga dan yang terburuk adalah penghindaran dari lansia secara pribadi untuk berkonsultasi pada dokter, karena sering terdapat rasa malu, takut, minder, bahkan frustasi pada pasien lansia yang memiliki banyak masalah kesehatan. Sudut pandang penting telah ditambahkan pula untuk mempertimbangkan kesakitan morbiditas dan penanganannya pada lansia berkaitan dengan definisi perubahan yang normal dalam proses penuaan. Hal ini telah diterapkan secara nyata pada grup lansia yang normal, dengan pengenalan berbagai resiko untuk kemungkinan timbulnya kesakitan pada masa yang akan datang dan tentunya grup dengan resiko paling sedikit, berdasarkan genetik, gaya hidup, diet dan latihan kesehatan akan menuntut pada proses penuaan yang berhasil. Sedangkan pengenalan banyaknya resiko penuaan yang kurang berhasil penting diketahui dalam pendekatan klinis pada pasien lansia sebagai promosi kesehatan health promotion dan pencegahan penyakit disease prevention.

V. PRINSIP DASAR DALAM EVALUASI KLINIS 1. PERILAKU PASIEN SELAMA SAKIT