Pengendalian Diri Pasien HUBUNGAN BAIK ANTARA DOKTER DAN PASIEN

Pemeriksaan Gerontologi Medik dan Evaluasi Klinis Menfri Layanto, S.Ked 406080025  Bersikaplah jujur dan bertindaklah sebagaimana mestinya. Kejujuran dalam dunia kedokteran harus menang, meskipun kita tergoda untuk melakukan pengecualiaan. Penyimpangan terhadap kebenaran sering kali terlihat tepat dengan berkedok ” Untuk kebaikan pasien”. Anggota keluarga seringkali menganjurkan kebohongan atau menyembunyikan penyakit yang diderita pasien dalam usaha melindungi pasien dari persoalan yang sulit. Kita tidak boleh menghindari untuk memberikan informasi yang sebenarnya hanya untuk menghndarkan diri kita dari situasi sulit untuk menghadapi pasien.  Hargailah sikap pasien terhadap penyakit. Tidak ada gunanya memperlihatkan optimisme yang berlebihan dalam menghadapi penyakit yang berat atau menyembunyikan keadaan sulit. Bersikaplah untuk selalu siap membantu pasien, tanyakan kebutuhan- kebutuhannya dan bersikaplah positif dalam melakukan tindakan-tindakan yang sering meringankan penderitaan mereka.

5. Pengendalian Diri Pasien

 Keinginan pasien menentukan tujuan terapi. Sampai batas tertentu, pasien mengatur perawatannya dan besarnya rahasia yang akan diceritakan selama wawancara. Nanti, ia mungkin melarang hal- hal yang dianggapnya merugikannya. Akhirnya mungkin ia memutuskan untuk tidak mengkonsumsi obat atau tidak melakukan operasi. Anda juga mungkin menentang suatu cara pengobatan kalau terlihat ada pengobatan yang lebih baik. Pasien dapat menerima, menolak atau merundingkannya selama perawatan. Anda dapat mempengaruhi pengendalian diri pasien selama wawancara dengan memperlihatkan sikap menerima dan memahami. Kalau pasien melihat bahwa ceritanya dirahasiakan, bebas dari pertimbangan moral didengarkan dengan penuh simpatik, sikap membungkamnya biasanya hilang.  Hindarilah kesembronoaan tentang penyakit. Pasien seringkali menghubungkan penyakit dideritanya sebagai ganjaran atas apa yang telah dilakukan olehnya dimasa muda, atau oleh keluarganya. Sikap kita yang sembrono terdapat penyakit tidak dapat diterima, dan menganggap remeh usaha pasien untuk menjelaskan penyakitnya tidak dapat ditolerir. Kita harus hati-hati dalam memberikan wawasan mendalam kepada pasien tentang penyakitnya, sehingga pasien mungkin menjadi berkurang rasa takutnya, kurang mencela diri dan biasanya menjadi lebih kooperatif.  Berikanlah penjelasan sebelum anda bertindak. Pasien mungkin melarang untuk dilakukan suatu pemeriksaan fisik. Keberhasilan atau ketidakberhasilan untuk mendapatkan riwayat penyakit menentukan kemudahan untuk dilakukannya pemeriksaan fisik. Kontak fisik menakutkan untuk sebagian pasien terlebih dengan orang asing. Penjelasan yang cukup tentang apa yang akan anda lakukan akan mengurangi ketakutan mereka dan mengajak mereka untuk melihat tindakan pemeriksaan yang akan dilakukan akan menghilangkan keengganan mereka.  Beresponlah terhadap emosi pasien. Emosi yang kuat pada dokter dapat segera dirasakan oleh pasien dan diinterpelasikan secara negatif. Jika anda menjadi marah dan banyak menuntut maka pasien akan menarik diri atau memberikan respon dengan cara yang sama. Jika pasien menangis, anggaplah itu respon yang dapat Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 6 April 2009 – 9 Mei 2009 41 Pemeriksaan Gerontologi Medik dan Evaluasi Klinis Menfri Layanto, S.Ked 406080025 diterima. Jika pasien marah carilah penyebabnya. Emosi merupakan bagian dari penyakit.

6. Pengendalian diri dokter