Prosedur Penelitian a Persiapan Penelitian

b Reliabilitas Alat Ukur Reliabilitas alat ukur dilakukan dalam satu kali pengambilan data single trial administration dengan menggunakan uji konsi stensi internal alpha Cornbach. Reliabilitas alat ukur yang baik ditunjukkan dengan nilai koefisien yang positif dan mendekati angka 1 Azwar, 2010. c Hasil Pengujian Alat Ukur Pengambilan data guna melakukan pengujian alat ukur yang telah dimodifikasi melibatkan sebanyak 50 orang pasien dari ketiga lokasi pengambilan data yang telah diuraikan sebelumnya. Hasil pengujian terhadap reliabilitas alat ukur menemukan bahwa nilai reliabilitas alat ukur pada subtes kognitif sebesar 0,678 dan subtes psikomotor s ebesar 0,486. Nunnally dalam Finchilescu, 2003 menyatakan bahwa nilai reliabilitas alpha pada alat ukur yang digunakan untuk penelitian setidaknya mencapai angka 0,70. Mengacu pada nilai tersebut, nilai reliabilitas pada al at ukur ini tergolong rendah. Penyebab rendahnya nilai reliabilitas ini adalah sedikitnya jumlah aitem dalam alat ukur dan melibatkan subjek dalam jumlah yang sedikit.

5. Prosedur Penelitian a Persiapan Penelitian

Pertama, peneliti terlebih dahulu mempersiapkan alat ukur yang digunakan. ESRD-AQ terlebih dahulu dialihbahasakan dalam bahasa Indonesia. Proses penerjemahan dilakukan dalam dua kali; penerjemahan pertama dilakukan dengan menerjemahkan altem asli menjadi bahasa Indonesia, dan penerjemahan kedua dilakukan dengan menerjemahkan aitem bahasa Indonesia menjadi bahasa Universitas Sumatera Utara Inggris. Aitem-aitem kemudian disusun berdasarkan tatanan bahasa yang diperoleh dengan mempertimbangkan hasil pengujian dalam dua tahap tersebut. Pada lembar identitas kuesioner , peneliti melakukan modifikasi dengan menambahkan beberapa kondisi demografis yang tidak terdapat pada kuesioner asli ESRD-AQ seperti pengalaman pasien mengikuti pengobatan alternatif dan lama subjek telah menjalani hemodialisa. Alat ukur yang sudah diadaptasi dalam bahasa Indonesia kemudian diujikan pada 50 orang pasien. Hasil uji coba terhadap alat ukur ini kemudian menunjukkan bahwa adanya masalah dalam penerjemahan beberapa aitem dalam alat ukur sehingga menimbulkan efek leading. Efek ini mengarahkan pasien untuk menjawab aitem pada arahan terten tu. Hal ini terjadi pada aitem -aitem yang mengukur frekuensi atau intensitas, seperti aitem nomor 1 yang mengukur intensitas pentingnya anjuran menjalani HD bagi pasien. Merujuk pada hal di atas, peneliti kemudian memperbaiki kembali tatanan bahasa dalam aitem-aitem untuk menghilangkan efek leading tersebut. Peneliti kemudian mempertimbangkan untuk memodifikasi alat ukur hasil adaptasi dengan mengurangi jumlah aitem dari 46 menjadi 14 aitem. Seperti yang diuraikan pada bagian sebelumnya bahwa Kim, Evangeli sta, Phillips, Pavlish, dan Kopple 2010 mengkonstruk alat ukur ESRD -AQ menurut empat faktor, yakni kognitif, perilaku psikomotor, sosiodemografis, dan psikososial. Pengukuran tingkat kepatuhan sendiri didasarkan pada skor pasien dalam aitem-aitem komponen kognitif dan psikomotor, sedangkan aitem -aitem yang mengukur kepatuhan pasien dari komponen psikososial dan sosiodeografis Universitas Sumatera Utara merupakan aitem yang bersifat pendataan dan tidak diikutsertakan dalam skoring untuk mengukur tingkat kepatuhan pasien. Hal ini k emudian menjadi salah satu pertimbangan peneliti untuk memodifikasi alat ukur ESDR -AQ dengan hanya menggunakan 14 aitem yang mengukur komponen kognitif dan psikomotor kepatuhan. Pertimbangan kedua dari modifikasi alat ukur adalah dari segi masalah teknis. Dalam pengujian alat ukur, peneliti menemui beberapa kendala yang menghambat proses pengambilan data. Jumlah aitem yang banyak membuat peneliti juga memerlukan waktu lebih lama dalam mengumpulkan data dari tiap pasien. Kondisi ini juga dianggap tenaga medi s setempat dapat menganggu jalannya proses terapi hemodialisa. Mengurangi jumlah aitem dalam alat ukur membuat proses pengambilan data memakan waktu yang lebih sedikit sehingga tidak mengganggu proses hemodialisa. Kemudian peneliti melakukan uji coba alat ukur hasil modifikasi dengan melibatkan 50 orang pasien yang berbeda dengan pasien yang dilibatkan pada proses uji coba yang pertama. Kedua, peneliti mengurus perizinan untuk melakukan penelitian pada ketiga lokasi yang diuraikan sebelumnya. Pada tahap ini peneliti mengalami kendala dengan lambatnya proses perizinan di salah satu lokasi sehingga peneliti membutuhkan waktu 1 bulan lebih untuk akhirnya mendapatkan izin melakukan pengambilan data. Universitas Sumatera Utara b Pelaksanaan Penelitian Dengan menggunakan alat ukur yang telah dimodifikasi, peneliti melakukan pengambilan data untuk dianalisis dengan melibatkan 75 orang pasien HD yang berbeda dengan pasien yang dilibatkan untuk pengujian alat ukur. c Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan setelah peneliti selesai melakukan peng ambilan data. Dalam proses ini, peneliti dibantu dengan perangkat lunak SPSS for Windows ver. 17.0

6. Metode Analisis Data