C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi dan Sampel
Populasi  dalam  penelitian  ini  adalah  pasien  gagal  ginjal  terminal  yang menjalani terapi hemodialisa di kota Medan dengan karakteristik sebagai beikut:
a. Pasien berusia minimal 18 tahun Pasien yang berusia minimal di atas 18 tahun diharapkan mampu merawat
diri secara mandiri self-care. Pasien juga diharapkan mandiri dalam mengambil keputusan  terkait  terapi  dan  anjuran  medis  yang  direkomendasikan
Kim, Evangelista, Philips, Linda, Pavlish,  Kopple, 2010 . b. Pasien telah menjalani terapi HD setid aknya 3 bulan
Pasien  gagal  ginjal  terminal  diharuskan  mengikuti  terapi  HD  secara terus-menerus  continous,  sedangkan  penyakit  gagal  ginjal  akut  hanya
mengharuskan pasien
melakukan HD
kurang -lebih selama
3 bulan
Kim, Evangelista, Philips, Linda, Pavlish,  Kopple, 2010. c. Pasien rawat jalan
Penelitian ini dipusatkan pada pasien yang melakukan proses HD di rumah sakitklinik, bukan pasien yang memiliki mesin HD dan mampu melakukan HD di
rumah.
2. Jumlah dan Teknik Pengambilan Sampel
Penelitian  ini  melibatkan  75  orang  pasien  sebagai  sampel  penelitian. Metode  yang  digunakan  dalam  pengambilan  sampel  adalah teknik incidental,
yakni teknik  pengambilan  sampel  yang melibatkan  subjek    yang  tersedia  di lapangan  ketika  pengambilan  data  dilakuka n  Singh,  2006.  Sampel  penelitian
Universitas Sumatera Utara
diambil  dari  tiga  rumah  sakitklinik  penyedia  layanan  hemodialisa, yaitu:
RSUP  H.  Adam  Malik,  RSUD  Dr.  Pirngadi,  dan  KSGH  Rasyida.  Ketiga  rumah sakitklinik  ini  dipilih  karena  lokasi  tersebut  memiliki  pasien  HD  t erbanyak  di
kota Medan. Hal ini dapat mempermudah peneliti dalam melakukan pengambilan data.
3. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan  data  dilakukan  dengan  metode self-report menggunakan kuesioner.  Metode  ini  memiliki  beberapa  kelebihan  dengan  asumsi  yaitu  Hadi,
2000: a. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya
b. Hal  yang  diungkapkan  subjek  kepada  peneliti  adalah  benar  dan  dapat dipercaya
c. Interpretasi subjek tentang pernyataan -pernyataan yang diajukan sama dengan yang dimaksud oleh peneliti
Selain  memiliki  beberapa  kelebihan,  metode self-report juga  memiliki beberapa kelemahan yaitu Azwar, 2011:
a. Respon  subjek  terhadap  aitem  alat  ukur  dibatasi  pilihan -pilihan  jawaban sehingga pasien cenderung diminta untuk memilih satu pilihan jawaban yang
belum tentu sesuai dengan kondisi subjek. b. Respon  subjek  juga  dipengaruhi  kemampuan  subjek  memahami  kalimat
aitem.
Universitas Sumatera Utara
c. Metode self-report tidak  mampu  menangkap  kompleksitas,  intensitas,  atau individualitas  fenomena  yan g diteliti  sehingga  diperlukan  studi  kualitatif
sebagai penelitian lanjutan. d. Kesalahan pengukuran dapat berasal dari subjek sendiri.
e. Kesalahan  pengukuran  juga  dipengaruhi  situasi  pengambilan  data,  seperti suasana ruangan pengambilan data, kondisi subjek ket ika mengisi kuesioner,
dan sebagainya. f.
Respon subjek dipengaruhi oleh social desirability dan penerimaan sosial bila pernyataan  aitem  mendorong  subjek  memberikan  jawaban  sesuai  kedua
faktor tersebut. Penelitian ini  menggunakan  alat  ukur  yang  dimodifikasi  d ari  ESRD-AQ
yang  dikonstruk  oleh  Kim,  Evangelista,  Phillips,  Linda,  Pavlish,    Kopple 2010.  ESRD-AQ  merupakan  kuesioner  yang  dirancang  untuk  mengukur
kepatuhan  pasien  hemodialisa  terhadap  anjuran  medis  yang  dipengaruhi  oleh faktor  kognitif,  perilaku,  sos iodemografis,  dan  psikososial.  Kuesioner  ini  terdiri
dari 46 aitem yang disusun dalam lima subtes, yaitu subtes yang mendata riwayat penyakit  dan  terapi  yang  dijalani  pasien,  subtes  yang  mengukur  kepatuhan
terhadap  anjuran  menjalani  terapi  HD,  mengkonsumsi obat,  membatasi  cairan, dan mengawasi pola makan.
Perilaku patuh pasien terhadap anjuran menjalani terapi HD diukur dengan menghitung  frekuensi  pasien  membolos  dan  mempersingkat  durasi  HD  dalam
sebulan.  Karena  pengukuran  terhadap  kepatuhan  melakukan  anjur an  membatasi cairan, meminum obat, dan mengawasi pola makan diukur secara biologis, Kim,
Universitas Sumatera Utara
Evangelista,  Phillips,  Pavlish,    Kopple  2010  mengadaptasi  a item  dari  DDFQ Vlaminck, dkk., 2001 untuk mengukur perilaku patuh pasien. Kim, Evangelista,
Phillips,  Pavlish,    Kopple  2010  mengukur  perilaku  patuh  pasien  dengan menghitung  intensitas  pasien  mampu  melakukan  anjuran  tersebut  setiap  hari
selama satu minggu. Validitas  ESRD-AQ  ukur  ini  dihitung  dengan  menggunakan  uji Mann-
Whitney  U. Dalam  proses  pengambilan data,  pasien  yang  telah  setuju  untuk menjadi  partisipan  diindentifikasi  terlebih  dahulu  sebagai  pasien  yang  patuh  dan
tidak patuh berdasarkan pengukuran biologis yang dilakukan secara berkala oleh tenaga  medis.  Hasil  pengukuran  dari  ESRD -AQ  kemudian  dibandingkan  antara
kelompok partisipan yang patuh dan tidak patuh. Pengujian menunjukkan bahwa aitem komponen psikomotor ESRD -AQ dapat membedakan kelompok partisipan
yang  patuh  dan  tidak  patuh,  sedangkan  aitem  komponen  kognitif  tidak  dapat membedakan  kelompok partisipan  yang  patuh  dan  tidak  patuh.  Hal  ini  terjadi
karena penglemopokkan partisipan berdasarkan kepatuhannya dilakukan menurut perilaku  pasien  bukan  berdasarkan  pemahaman  pasien  terhadap  anjuran  medis
Kim, Evangelista, Philips, Linda, Pavlish,  Koppl e, 2010. Uji  reliabilitas  ESRD-AQ  dilakukan  dengan  teknik test-retest dengan
interval  waktu  dua  hari.  Hasil  uji  reliabilitas  menunjukkan  bahwa  terdapat stabilitas  yang  kuat  antara  skor  yang  diperoleh  pasien  diantara  dua  administrasi
alat ukur Kim, Evangelista, Philips, Linda, Pavlish,  Kopple , 2010.
Universitas Sumatera Utara
Modifikasi  alat  ukur  ESRD -AQ  dilakukan  dimana  peneliti  hanya mengambil  14  aitem  yang  mengukur  komponen  kognitif  dan  psikomotor,  serta
subtes  sosiodemografis  yang  dimodifikasi  menjadi  data  kontrol  pada  alat ukur yang  baru,  yakni Kuesioner  Kepatuhan  Pasien  Gagal  Ginjal  yang  Menjalani
Terapi  Hemodialisa  terhadap  Anjuran  Medis.  Kuesioner  hasil  modifikasi selengkapnya  dilampirkan  pada  Lampiran  2. Blueprint alat  ukur  baru  hasil
modifikasi disajikan pada Lampiran 1 . Sistem skoring yang digunakan pada kuesioner modifikasi terdiri dari dua
bagian  karena  kuesioner  mengukur  dua  komponen  yang  berbeda  cara  skoringya. Komponen  kognitif  terdiri  dari  4  aitem  dimana  setiap  aitem  memiliki  empat
pilihan jawaban dengan nilai sko r mulai 1 hingga 4, yakni “sangat penting” skor 4,  “penting”  skor  3,  “kurang  penting”  skor  2,  dan  “tidak  penting”  skor  1.
Komponen psikomotor terdiri dari enam aitem dengan cara skoring yang berbeda pada  tiap  aitemnya.  Skoring  aitem  komponen  psiko motor  dijabarkan  pada  tabel
3.1.
4. Uji Coba Alat Ukur