RPJMD TTU 2011 – 2015
159
pendapatan daerah tersebut harus ditekankan agar tidak menimbulkan ekonomi biaya tinggi. Upaya ekstensifikasi lebih diarahkan pada upaya
mempertahankan potensi daerah sehingga potensi tersebut dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Pada prinsipnya ekstensifikasi pajak
daerah bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam memfasilitasi kegiatan ekonomi yang semakin berkembang dalam masyarakat.
3. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat
Peningkatan pelayanan kepada masyarakat ini merupakan unsur yang penting mengingat bahwa paradigma yang berkembang dalam masyarakat
saat ini adalah bahwa pembayaran pajak dan retribusi sudah merupakan hak daripada kewajiban masyarakat terhadap negara. Selain itu perlu adanya
penerapan mekanisme reward and punishment kepada wajib pajak daerah.
b. Proyeksi Pendapatan Daerah
Proyeksi pendapatan daerah Kabupaten Timor Tengah Utara dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
160 RPJMD TTU 2011
– 2015
Tabel 3.17. Proyeksi Pendapatan Daerah
No Uraian
Data Tahun 2010 Rp
Tingkat Pertum
bu han Proyeksi Tahun
2011 Rp Proyeksi Tahun
2012 Rp Proyeksi Tahun
2013 Rp Proyeksi Tahun
2014 Rp Proyeksi Tahun
2015 Rp Total
Rp.
1 PENDAPATAN
415,482,223,851.47 480,167,273,585.65
541,423,761,787.00 569,977,471,753.65
599,335,819,213.58 634,735,045,346.22
2,825,639,371,686.10 1.1
Pendapatan Asli Daerah
13,581,719,408.47 3
39,278,279,486.65 15,650,437,546.00
17,915,481,300.60 21,527,029,430.66
23,679,732,373.73 118,050,960,137.64
1.1.1 Pajak Daerah
4,103,970,674.00 5
4,163,903,750.00 4,163,903,750.00
4,580,294,125.00 6,368,323,537.50
7,005,155,891.25 26,281,581,053.75
1.1.2 Retribusi Daerah
3,387,637,418.00 2
3,386,953,996.00 3,386,953,996.00
3,725,649,395.60 4,098,214,335.16
4,508,035,768.68 19,105,807,491.44
1.1.3 Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
2,204,294,787.47 3
3,600,000,000.00 3,000,000,000.00
4,000,000,000.00 4,890,000,000.00
5,379,000,000.00 20,869,000,000.00
1.1.4 Lain-lain PAD Yang
Sah 3,885,816,529.00
2 28,127,421,740.65
5,099,579,800.00 5,609,537,780.00
6,170,491,558.00 6,787,540,713.80
51,794,571,592.45
1.2 Dana Perimbangan
354,671,210,273.00 10
413,737,066,945.00 493,946,397,890.00
518,643,717,784.50 542,719,603,480.94
574,211,667,355.42 2,543,258,453,455.86
1.2.1 Dana Bagi Hasil
PajakBagi Hasil Bukan Pajak
23,306,337,973.00 5
18,757,436,945.00 21,098,228,890.00
22,153,140,334.50 -
- 62,008,806,169.50
1.2.2 Dana Alokasi Umum
DAU 296,407,172,300.00
10 334,409,730,000.00
403,508,769,000.00 423,684,207,450.00
466,272,914,980.94 493,942,644,430.42
2,121,818,265,861.36 1.2.3
Dana Alokasi Khusus DAK
34,957,700,000.00 15
60,569,900,000.00 69,339,400,000.00
72,806,370,000.00 76,446,688,500.00
80,269,022,925.00 359,431,381,425.00
1.3 Lain-lain Pendapatan
Daerah Yang Sah 47,229,294,170.00
10 27,151,927,154.00
31,826,926,351.00 33,418,272,668.55
35,089,186,301.98 36,843,645,617.08
164,329,958,092.60 1.3.1
Hibah 2,834,757,150.00
- -
- -
- -
- 1.3.2
Dana Darurat -
- -
- -
- -
- 1.3.3
Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi
4,268,178,461.00 10
3,560,876,154.00 4,294,485,351.00
4,509,209,618.55 4,734,670,099.48
4,971,403,604.45 22,070,644,827.48
1.3.4 Dana Penyesuaian
37,827,958,559.00 -
23,591,051,000.00 27,532,441,000.00
28,909,063,050.00 30,354,516,202.50
31,872,242,012.63 142,259,313,265.13
1.3.5 Bantuan Keuangan
dari Propinsi 2,298,400,000.00
- -
- -
- -
-
RPJMD TTU 2011 – 2015
161
Dari tabel proyeksi pendapatan daerah di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1 Kelompok Pendapatan Asli Daerah PAD
Pendapatan Asli Daerah diproyeksikan akan mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 3 per tahun walaupun rata-rata pertumbuhan PAD
berdasarkan realisasi penerimaan tahun 2006-2010 seperti ditunjukkan dalam tabel 3.1 adalah sebesar 11,20. Pajak daerah diproyeksikan akan
bertumbuh sebesar 5 per tahun walaupun berdasarkan data realisasi tahun 2006-2010 rata-rata pertumbuhan adalah sebesar 81. Hal ini disebabkan
karena adanya obyek pendapatan pajak daerah baru yakni Iuran KP Mangan di tahun 2009 yang mengakibatkan pendapatan pajak daerah meningkat lebih
dari 300 dibanding tahun anggaran sebelumnya. Akan tetapi setelah tahun 2009 pertumbuhannya diproyeksikan akan kembali berkisar antara 4-6.
Jenis Pendapatan Retribusi Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan juga diproyeksikan akan mengalami rata-rata
pertumbuhan sebesar 2 dan 3 per tahun. Obyek penerimaan terbesar dari pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan adalah laba
atas penyertaan modal deviden pada perusahaan milik daerahBUMD. Oleh karena itu, tingkat pertumbuhannya sangat dipengaruhi oleh kebijakan
penyertaan modal pemerintah daerah. Jenis pendapatan lain-lain PAD yang sah diproyeksikan akan mengalami
rata-rata pertumbuhan sebesar 2 walaupun rata-rata pertumbuhan lain-lain PAD yang sah berdasarkan data realisasi tahun 2006-2010 seperti
ditunjukkan dalam tabel 3.1 adalah sebesar -10. Realisasi pendapatan lain- lain PAD yang sah mengalami penurunan disebabkan tidak tercapainya target
penerimaan khususnya pada obyek penerimaan tuntutan atas ganti kerugian daerah, yang mengakibatkan rata-rata tingkat pertumbuhan lain-lain PAD
yang sah minus. Obyek penerimaan terbesar dari pendapatan lain-lain PAD yang sah adalah tuntutan ganti rugi yang tingkat pertumbuhannya diharapkan
semakin berkurang dari tahun ke tahun.
162 RPJMD TTU 2011
– 2015
2 Kelompok Dana Perimbangan
Sumber penerimaan daerah dalam konteks otonomi dan desentralisasi masih didominasi oleh bantuan dan sumbangan dari pemerintah pusat dalam
bentuk dana perimbangan. Dana perimbangan merupakan komponen terbesar dari pendapatan daerah Kabupaten Timor Tengah Utara. Jenis
Pendapatan Bagi Hasil PajakBagi Hasil Bukan Pajak diproyeksikan akan mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 5 per tahun walaupun rata-rata
pertumbuhan Pendapatan Bagi Hasil PajakBagi Hasil Bukan Pajak seperti ditunjukkan dalam tabel 3.1 adalah sebesar 10. Proyeksi ini didasarkan
pada asumsi bahwa pendapatan bagi hasil pajak akan berkurang sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat menjadikan Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan BPHTB dan Pajak Bumi dan Bangunan PBB sebagai pajak daerah.
Jenis pendapatan Dana Alokasi Umum DAU diproyeksikan akan mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 10 per tahun. Pertumbuhan
pendapatan DAU sangat ditentukan oleh bobot daerah dan kebijakan pemerintah pusat.
Jenis Pendapatan Dana Alokasi Khusus DAK diproyeksikan akan mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 15 walaupun rata-rata
pertumbuhan Dana Alokasi Khusus DAK berdasarkan data realisasi tahun 2006-2010 seperti ditunjukkan dalam tabel 3.1 adalah sebesar 9. Proyeksi
ini didasarkan pada asumsi bahwa Dana Alokasi Khusus DAK dialokasikan untuk membiayai kebutuhan khusus di daerah berdasarkan usulan daerah.
3 Kelompok Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan rata-rata 10 per tahun. Pertumbuhan lain-lain pendapatan
daerah yang sah terutama berasal dari penerimaan dana penyesuaian yang meliputi Bantuan Operasional Sekolah BOS dan Dana Penguatan
Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah DPDF PPD. Jenis Pendapatan Hibah tidak dapat diproyeksikan secara tepat walaupun
rata-rata pertumbuhan pendapatan hibah berdasarkan data realisasi tahun
RPJMD TTU 2011 – 2015
163
2006-2010 seperti ditunjukkan dalam tabel 3.1 adalah sebesar -13. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa pendapatan hibah dialokasikan berdasarkan
usulan daerah dan kebijakan pemerintah pusat. Jenis Pendapatan Bagi Hasil Pajak dari Propinsi diproyeksikan akan
mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 10 per tahun. Pertumbuhan Pendapatan Bagi Hasil Pajak dari Propinsi ditentukan oleh besarnya
penerimaan pajak-pajak propinsi seperti Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Pajak Air Bawah Tanah.
Jenis Pendapatan Dana Penyesuaian juga tidak dapat diproyeksikan secara tepat walaupun rata-rata pertumbuhan dana penyesuaian seperti
ditunjukkan dalam tabel 3.1 adalah sebesar 48. Pertumbuhan pendapatan dana penyesuaian sebesar 48 pada tahun anggaran 2006-2010 terutama
disebabkan karena adanya penerimaan obyek pendapatan Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah DPDF PPD,
Tambahan Penghasilan dan Tunjangan Profesi bagi Guru PNSD yang sejak tahun 2009 pembayarannya melalui APBD dan dana Bantuan Operasional
Sekolah BOS. Hal ini mengakibatkan pendapatan dana penyesuaian daerah meningkat lebih dari 300 dibanding tahun anggaran sebelumnya. Akan
tetapi setelah tahun anggaran 2011, dana DPDF PPD tidak lagi dialokasikan dan pembayaran dana BOS tidak lagi melalui APBD Kabupaten Timor Tengah
Utara. Jenis Pendapatan Bantuan Keuangan dari Propinsi juga tidak dapat
diproyeksikan secara tepat walaupun rata-rata pertumbuhan bantuan keuangan dari propinsi seperti ditunjukkan dalam tabel 3.1 adalah sebesar -
8. Pertumbuhan pendapatan bantuan keuangan dari propinsi ditentukan oleh usulan pemerintah kabupaten dan kebijakan pemerintah propinsi.
3.4.2 Kebijakan, Proyeksi Belanja Daerah dan Kerangka Pendanaan
a. Pengelolaan Belanja Daerah
Ada 2 dua hal yang menjadi kelemahan mendasar dalam pengelolaan belanja daerah yaitu :
164 RPJMD TTU 2011
– 2015
1. Konsep pagu anggaran sebagai batas tertinggi pengeluaran. Konsep ini telah
menjadi dasar bagi satuan kerja dan unit kerja untuk menghabiskan anggaran yang disediakan.
2. Pengeluaran daerah yang dilakukan berorientasi jangka pendek.
Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas, langkah yang diambil oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara dalam pengelolaan
belanja tahun 2011 – 2015 antara lain:
a. perlu adanya analisis yang mendalam untuk mengetahui struktur, komponen dan tingkat biaya dari setiap kegiatan. Hal ini dilakukan untuk
mengidentifikasi jumlah kebutuhan alokasi dana dari seluruh kegiatan secara lebih akurat sesuai kebutuhan rill. Pemerintah daerah perlu melakukan
pengujian atas belanja dan biaya-biaya sehingga dapat dilakukan penghematan atau menghilangkan biaya-biaya yang tidak perlu dikeluarkan.
b. perlu adanya Standar Analisa Belanja SAB sebagai dasar penentuan besar alokasi dana untuk setiap kegiatan pemerintah daerah. Standar Analisa
Belanja SAB adalah perkiraan jumlah pengeluaran untuk setiap unit kerja, program dan kegiatan pemerintah daerah.
c. perlu adanya kerangka pendanaan sehingga dapat dihitung kapasitas riil kemampuan keuangan daerah untuk pendanaan program pembangunan
jangka menengah daerah Kabupaten Timor Tengah Utara.
b. Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2011-2015