156 RPJMD TTU 2011
– 2015
No Uraian
2008 2009
2010 Rata-rata
Pertumbuhan P1
P2 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
DANA 918,683,631,938.68 1,006,474,065,713.19 1,249,646,802,306.21
16.86 0.10
0.24
RPJMD TTU 2011 – 2015
157
Tabel 3.16. Rasio Keuangan Daerah
No Uraian
Tahun 2008 Tahun 2009
Tahun 2010 I
Rasio Likuiditas
1 Rasio Lancar = aktiva lancar :
kewajiban jangka pendek 6.319
11.505 27.686
2 Rasio Quick = aktiva lancar -
persediaan : kewajiban jangka pendek 5.350
9.907 24.482
II Rasio Solvabilitas
1 Rasio total hutang terhadap aset = total
hutang : total aset 0.008
0.003 0.001
2 Rasio hutang terhadap modal = total
hutang : total ekuitas 0.008
0.003 0.001
Berdasarkan tabel perkembangan neraca daerah Kabupaten Timor Tengah Utara tahun anggaran 2008 sampai dengan tahun anggaran 2010 di atas
dapat dijelaskan sebagai berikut: 1
Terdapat peningkatan
jumlah nilai
aset daerah
sebesar Rp.330.963.170.367,53 dengan tingkat pertumbuhannya sebesar 16,86 dan
sebaliknya terjadi penurunan jumlah nilai utangkewajiban daerah sebesar Rp.6.034399382,- dengan tingkat pertumbuhan sebesar -53,17.
2 Kenaikan nilai aset daerah terutama disebabkan oleh kenaikan jumlah asset
tetap yang diperoleh. 3
Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi kewajiban jangka pendek sedangkan rasio solvabilitas
digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya.
158 RPJMD TTU 2011
– 2015
3.4 Proyeksi Pendapatan dan Belanja Daerah serta Kerangka
Pendanaan
3.4.1 Peningkatan Pendapatan Asli Daerah PAD
a. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah PAD
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah memberikan kesempatan dan kewenangan yang luas bagi pemerintah daerah
dalam menghimpun berbagai jenis pendapatan daerah. Pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk menghimpun pendapatan daerah yang konvensional
yaitu dari pajak dan retribusi ataupun sumber pendapatan daerah yang non konvensional seperti obligasi daerah misalnya. Pemerintah daerah juga harus
dapat menjamin bahwa semua potensi penerimaan telah terkumpul dan dicatat ke dalam sistem akuntansi pemerintah daerah. Pemerintah daerah diharapkan dapat
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD untuk mengurangi ketergantungan terhadap pembiayaan dari pusat sehingga dapat meningkatkan otonomi dan
keleluasaan daerah. Langkah penting yang harus dilakukan pemerintah daerah untuk meningkatkan PAD adalah menghitung potensi PAD yang riil dimiliki
daerah. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah PAD dilaksanakan melalui
langkah-langkah sebagai berikut: 1.
Intensifikasi melalui upaya : a
Pendataan dan peremajaan obyek dan subyek pajak dan retribusi daerah. b
Mengintensifkan penerimaan retribusi daerah yang ada. c
Memperbaiki sarana dan prasarana pungutan yang belum memadai. d
Perbaikan administrasi penerimaan PAD untuk menjamin agar semua pendapatan dapat terkumpul dengan baik.
2. Ekstensifikasi
Upaya penggalian sumber-sumber penerimaan diarahkan pada pemanfaatan potensi daerah yang memberikan kelebihan atau keuntungan secara
ekonomis kepada masyarakat. Di mana penggalian sumber-sumber
RPJMD TTU 2011 – 2015
159
pendapatan daerah tersebut harus ditekankan agar tidak menimbulkan ekonomi biaya tinggi. Upaya ekstensifikasi lebih diarahkan pada upaya
mempertahankan potensi daerah sehingga potensi tersebut dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Pada prinsipnya ekstensifikasi pajak
daerah bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam memfasilitasi kegiatan ekonomi yang semakin berkembang dalam masyarakat.
3. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat
Peningkatan pelayanan kepada masyarakat ini merupakan unsur yang penting mengingat bahwa paradigma yang berkembang dalam masyarakat
saat ini adalah bahwa pembayaran pajak dan retribusi sudah merupakan hak daripada kewajiban masyarakat terhadap negara. Selain itu perlu adanya
penerapan mekanisme reward and punishment kepada wajib pajak daerah.
b. Proyeksi Pendapatan Daerah