II-12
Gambar 2.3 Kegiatan International Congress Sumber: iucr.org
2 Membantu mengusahakan pemasaran dalam rangka meningkatkan
daya saing produk masional terhadap pasar lokal maupun pasar internasionaleksport.
3 Meningkatkan dan mengembangkan potensi pariwisata daerah.
4 Mengadakan kerja sama dengan badan swasta, lembaga
pemerintahan maupun perorangan yang bergerak dalam bidang pembangunan, industri dan produksi dalam rangka pengembangan
dan promosi pembangunan daerah. 5
Untuk mengakomodir kegiatan pameran dan konvensi di Purwokerto yang berlangsung secara rutin.
2.1.2.2.3 Macam Kegiatan, Pelaku Kegiatan, Sarana dan Prasarana
Berdasarkan karakteristik dalam memasarkan industri
MICE
ada lima segment pasar seperti yang telah diuraikan sebelumnya, yaitu:
1. Interna tional Congress
II-13 Merupakan pertemuan atau konvensi yang pesertanya sebagian
besar atau seluruhnya anggota organisasi yaang bernaung di bawah PBB seperti: FAO, WHO, UNESCO, IMF, UNDP, ICAO, dan sebagainya.
Sebuah kongres didefinisikan sebagai pertemuan untuk mendiskusikan beberapa masalah. Hal ini umumnya merupakan pembicaraaan formal
bertukar informasi dan pandangan, topiknya berkisar pada perkembangan masalah-masalah sebelumnya. Kongres diadakan dengan waktu yang
periodik. Aula kongres dibuat sebanyak pesrtadelegasi yang hadir, umumnya berbentuk auditorium dengan atau tanpa meja tepi sebelah
dinding. Ruang pertemuan
biasanya berbentuk setengah lingkaran parlementer, persegi atau persgi panjang. Kadang-kadang disediakan
kursi ganda dan meja untuk peserta advisornya.
2. Associa tion Convention
Pertemuan semacam ini biasanya diselenggarakan oleh asosiasi profesi, dengan tingkatan nasional, regional atau internasional, contohnya:
a. Pertemuan Ikatan Arsitek Indonesia IAI di Jakarta
b. Pertemuan Ikatan Ahli Penyakit Dalam se-Asia Pasifik
c. Pertemuan ahli ekonomi se-Asia Tenggara
Termasuk di dalamnya adalah
off Shore Meeting
yakni semacam pertemuan asosiasi di negara A dengan pertemuan di begara B.
Yang menjadi topik pembahasan umumnya mengenai mencoba memecahkan masalah yang yang berkenaan dengan fakta dan
informasi dalam operasional organisasi. Peserta dibatasi pada anggota
II-14 profesinya, bersifat kurang formal tetapi didukung dengan jumlah
peserta yang banyak agar dapat menyatakan suatu objek dan tujuan. Jumlah delegasi yang mengikuti kenferensi antara 30 sampai dengan
150 orang, tergantung tema pertemuan. Pengaturan furniture ruang layout berbentuk lingkaran atau cincin, model senat setengah
lingkaran atau persegi dengan ujung lancip.
3. Incentive Tra vel Programme
Pertemuan semacam ini diselenggarakan oleh suatu perusahaan besar. Pesertanya biasanya karyawan yang dianggap telah memajukan
perusahaan baik dalam penjualan maupun meningkatkan produktivitas perusahaan.
Perusahaan sengaja memberikan insentivedorongan kepada para karyawannya agar lebih terpacu produktivitasnya dan akhirnya dapat
memberikan keuntungan bagi perusahaannya. Pertemuan ini memiliki tipe workshop agar para pesertanya dapat menambah wawasan, pengetahuan
dan keahlian baru.
4. Compa ny Corpora te Event
Pertemuan yang umumnya berupa rapat direksi, sales seminar,
divisiona l conferences
. Termasuk di dalamnya adalah rapat kerja departemen-departemen pemerintah. Pada umumnya pertemuan semacam
ini timbul karena seiringnya permasalahan yang timbul, kemudian di bawah bimbingan seorang atau lebih yang ahli di bidangnya, membahas
tentang: a.
Pengalaman di lapangan yang harus ditangani.
II-15
Gambar 2.4 Kegiatan exhibition Sumber:
modernmarketingjapan.blogspot.com
b. Dari hasil rekonstruksi ditekankan dengan diskusi.
5. Exhibition Tra de Fa ir
Suatu pameran dapat diselenggarakan secara international, nasional, maupun regional. Umumnya kegiatan konvensi selalu dikaitkan dengan
kegiatan wisata antara lain: a.
Akomodasi b.
Transportasi c.
Hiburan
d. Pre a nd Post Conference Tour
Dengan demikian wisata konvensi merupakan perpaduan antara bisnispekerjaan dengan rekreasihiburan. Melalui kegiatan semacam
inilahh para peserta konvensi dapat bersantai setelah mengadakan pertemuan.
II-16
2.1.3. Bisnis
MICE Meeting, Incentives, Convention, Exhibition
Istilah
MICE
di Indonesia dikenal juga dengan nama wisata konvensi, kegiatan wisata konvensi ini merupakan bagian dari kegiatan pariwisata, karena
banyak sekali menggunakana fasilitas pariwisata dalam pelaksanaannya, sehingga kegiatan ini merupakan kegiatan yang berkarakteristik padat karya, memberikan
kontribusi baik dari sisi penyediaan tenaga kerja maupun dalam memberikan devisa negara.
Beberapa pengertian untuk kegiatan
MICE
dihubungkan dengan kegiatan pariwisata. Definisi juga diberikan untuk wisata kovensi, seperti yang diberikan
oleh Pendit 1999:
Usa ha ja sa konvensi, perja la na n insentive, dan pamera n merupaka n usa ha denga n kegia ta n memberi ja sa pela ya na n ba gi sua tu
pertemuan sekelompok ora ng nega ra wa n, usaha wa n, cendikia wa n, da n seba gainya untuk membaha s ma sa lah-ma sala h ya ng berka itan dengan
kepentinga n bersa ma . Pa da umummnya kegia ta n kovensi berka ita n dengan usa ha pariwisa ta la innya , seperti tra nsporta si, akomoda si hibura n enterta iment,
perjala na n pra- dan pa sca - konfrensi pre- a nd post- conference tours.
Kepanjangan
MICE
sebagai
meeting, incentive, conference and exhibition
yang telah dikenal secara luas di dunia dan menjadi istilah umum dalam industri pariwisata. Industri
MICE
merupakan industri yang masih muda, di kenal di Eropa dan Amerika Utara sekitar 50 tahun yang lalu dan bahkan lebih mudah di
beberapa kawasan dunia lainnya, tetapi dengan cepat indiustri ini menjadi matang terutama di negara-negara sedang berkembang, karena jelas terlihat
perkembangannya mampu memberikan dampak ekonomi yang tinggi.