II-20
Gambar 2.5 Gedung Jogja Expo Center
Sumber: www.jogjaexpocenter.com
1. Sebagian  dari  pameran-pameran  itu  diselenggarakan  pada  saat
low sea sonnya
wisata di  sektor  lain, sehingga  menciptakan  iklim  yang  sangat baik  bagi  industri  pariwisata  dalam  negeri.  Di  satu  pihak,  tingkat  hunian
kamar hotel negara yang bersangkutan akan dapat ditingkatkan sedangkan di  lain pihak para peserta  pameran  mendapatkan  keringanan dalam  biaya
akomodasinya. 2.
Suatu  negara  yang  secara  berkelanjutan  dalam  menyelenggarakan pameran, dalam jangka waktu panjang akan menjadi pusat kegiatan usaha
atau  “
a   center  of  business  a ctivity
”,  hal  ini  akan  memberikan  dampak yang positif bagi negara yang bersangkutan.
3. Di  dalam  pameran,  para  pengusaha  akan  berlomba-lomba  memamerkan
hasil  kreasinya  yang  terbaru  kepada  masyarakat  luas  karena  masyarakat yang  ingin  mengetahui  perkembangan  produk  terbaru  suatu  barang  tidak
perlu mengeluarkan uang terlalu banyak. Dalam mengikuti suatu pameran memang  membutuhkan  biaya  yang  sangat  mahal  tetapi  apabila  pameran
tersebut diselenggarakan secara baik dan optimal,maka biaya pengeluaran tersebut akan menjadi efisien.
2.1.5. Tinjauan Bangunan
Exhibition and Convention Center
1. Jogja Expo Center
II-21
Gambar 2.6 Gedung Shanghai Exhibition Center Sumber: 2010shanghai.eu
Jogja  Expo  Center  JEC,  adalah  sebuah  bangunan  terpadu  dengan luas  satu  hektar  yang  dibangun  oleh  pemerintah  Yogyakarta,  dilengkapi
dengan  prasarana  modern  untuk  memfasilitasi  kegiatan
MICE
hanya dalam  satu  wadah.  Luas  total  JEC  meliputi  14  Ha  meliputi  beberapa
bangunan  untuk  mendukung  kegiatan
MICE
seperti  Hotel,  Mall, Restoran  Internasional  dan  gudang  untuk  mendukung  misi  JEC  sebagai
pusat  perdagangan  internasional  dan  bisnis  layanan  berikutnya. Kompleks  JEC  dekat  dengan  bandara  15  menit  dan  dapat  dicapai
dengan  mudah  dari  seluruh  wilayah  kota.  Sejak  pembukaan  resmi  oleh Presiden  Indonesia,  Megawati  Soekarnoputri,  tempat  tersebut  telah
digunakan  untuk  acara-acara  nasional  dan  internasional.  Berdasarkan data  statistik,  peristiwa-peristiwa  produktif  memperoleh  pengunjung
harian  5000  sampai  dengan  10000  orang.  Para  pengunjung  tidak  hanya dari  Jogja  tetapi  juga  dari  provinsi  lain  di  Indonesia  dan  bahkan  dari
negara  asing.  Jogja Expo  Center  disiapkan dengan  area parkir  yang  luas termasuk landasan helikopter dan 40 kaki kontainer-ruang untuk total dua
puluh truk.
2. Shanghai Exhibition Center
II-22 Shanghai  Exhibition  Center  SEC  menawarkan  sebuah
konferensi  dan  pameran  dalam  skala  besar,  untuk  kegiatan  politik, ekonomi,  ilmu  pengetahuan    teknologi  dan  budaya.  Tempat  ini
didirikan  dengan  persetujuan  Pemerintah  Kota  Shanghai.  Shanghai Exhibition  Center  SEC  total  luas  lantai  80.000  m
2
,  yang  22.000  m
2
digunakan  untuk  tujuan  pameran.  Bangunan  ini  dilengkapi  dengan beberapa  fasilitas  modern,  jaringan  dan  sistem  penghawaan.  Di  sana
terdapat  ruang  konferensi,  restoran,  kedai  kopi  dan  fasilitas  parkir  yang luas. SEC  dibagi  menjadi dua  bangunan,  bangunan  utara  dan  selatan.  Di
bagian utara terdapat,
Centra l Ha ll
, Aula Timur 1, Aula Barat 1 dan Aula Barat  2.  Bagian  Selatan  membentuk  area  pameran.  SEC  adalah  tempat
yang sempurna untuk acara konferensi dan pameran dalam skala besar di Shanghai.
2.2 ARSITEKTUR
HIGH-TECH
Arsitektur
high-tech
adalah  sebuah  gaya  arsitektur  yang  muncul  pada 1970-an, juga dikenal sebagai Modernisme Akhir atau Ekspresionisme Struktural.
menggabungkan  elemen-elemen  dari
high-tech
industri  dan  teknologi  ke  dalam desain bangunan.
Dalam  bukunya  “  Arsitektur  Modern  Akhir  Abad  XIX  dan  Abad  XX” Yulianto  Sumalyo  menyebut  arsitektur
high  tech
sebagai  arsitektur
techno- a rthistic
rancangan dengan teknologi pabrikasi lebih besar dan  lebih maju dengan konstruksi  utama  metal  atau  logam.  Arsitektur  tidak  lagi  mengambil  bentuk
scluptural  abstrak  seperti  pada  arsitektur  monumental  dari  beton.  Bahan-bahan
II-23 fabrikasi  ditonjolkan  baik  pada  ruang  dalam  maupun  luar,  sehingga  bahan,
struktur,  system  dan  sub  system  struktur,  konstruksi  dan  dekorasi  secara  integral menampilkan  bentuk  arsitektur  yang  berkarakter  khusus.  Yang  dapat  dilihat
karena  exposed  dan  menjadi  bagian  dari  dekorasi,  tidak  saja  elemen-elemen konstruksi tetapi juga semua elemen bangunan seperti tangga, koridor, mekanikal,
dll Menurut Colin Davies, dalam bukunya
High Tech Architecture
, pengertian
high-tech
dalam  arsitektur  berbeda  dengan  pengertian
high  tech
dalam  industri. Bila  dalam  industri  pengertian
high-tech
diartikan  sebagai  teknologi  canggih seperti  elektronik,  komputer,  robot,  silikon  chips,  mobil  sport  dan  sejenisnya.
Sedangkan  dalam  arsitektur,
high-tech
diartikan  sebagai  suatu  aliran  arsitektur yang  bermuara  pada  ide  gerakan  arsitektur  modern  yang  membesar-besarkan
kesan struktur dan teknologi suatu bangunan. Karakteristik yang menjadi referensi arsitektur
high-tech
adalah  bangunan  yang  terbuat  dari  material  sintesis  seperti logam, kaca, dan plastik.
Menurut Charles Jenks dalam buku
High Tech
Maniera, elemen servis dan struktur  pada  suatu  bangunan
High-Tech
hampir  selalu  diperlihatkan  di eksteriornya  sebagai  ornamen  dan
sculpture
.  Bangunan
High-Tech
juga diperlihatkan  dengan  menggunakan kaca buram  maupun transparan, ducting yang
saling  tumpang  tindih,  penggunaan  warna  pada  tangga, eskalator  dan  lift  dengan warna-warna  cerah  yang  bertujuan  membedakan  fungsi  masing-masing  elemen
struktur  dan  servis.  Arsitektur
High-Tech
merupakan  suatu  kejujuran  yang menyatakan  dengan jelas  fungsi-fungsi  elemen  bangunannya,  misalnya  yang
mana tangga, lift, ducting  dan lainnya
II-24
Gambar 2.7 Sainsbury Center, fasade bangunan menggunakan
material kaca Sumber: www.greatbuildings.com-Maret 2007
Charles  Jenks  menyebutkan  ada  6  hal  penting  yang  menjadi  ciri  dari arsitektur
hi-tech
, yaitu: a.
Inside-out
penampakan bagian luar-dalam Pada  bangunan
hi-tech
,  struktur,  area  servis  dan  utilitas  dari  suatu bangunan  hampir  selalu  ditonjolkan  pada  eksteriornya  baik  dalam  bentuk
ornament ataupun sculpture. b.   Terdapat simbolisasi
hi-tech
Memberi  suatu  bentuk  semacam  sclupture  yang  menggambarkan konsep
hi-tech.
c.
Tra nspa ra nt ma ss
Karakter  dari  bangunan
hi-tech
dapat  dilihat  pada  penggunaan  yang lebih luas material kaca transparan dan tembus cahaya.
d.
Flat Bright Colouring
pewarnaan yang menyala dan merata
II-25
Gambar 2.8 TEN Arquitectos
Sumber: www.arcspace.com. April 2007
Gambar 2.9 Hongkong and Shanghai Bank
Sumber: www.greatbuildings.com.
Warna  cerah  yang  digunakan  dalam  bangunan
hi-tech
memiliki makna  asosiatif,  di  samping  dari  segi  fungsionalnya  untuk  membedakan
jenis struktur dan utilitas bangunan. Warna kuning, merah, biru yang cerah merupakan  warna  dari  mesin-mesin  industri,  mobil,  kapal,  traktor,  dan
benda-benda  teknologi  masa  sekarang.  Warna-warna  ini  kemudian diasosiasikan  sebagai  suatu  elemen  yang  membatasi  masa  sekarang  dan
masa depan terhadap masa lalu.
e.
Steel structure a nd ca ble structure
Bangunan
hi-tech
banyak  menggunakan  material-material  baja  dan permainan struktur kabel.
II-26 f.
Inova tion planning
Penggunaan
hi-tech
merupakan  harapan  di  masa  yang  akan  datang, meliputi  penggunaan  material,  warna  dan  penemuan-penemuan    inovasi
baru lainnya. Jadi  dapat  disimpulkan
high-tech  a rchitecture
memiliki  karakter-karakter sebagai  berikut  :  Berestetika  mesin,  Dominasi  material  logam  ataupun  material
penemuan  baru, Penekanan pada  ekspresi  bangunan,  bukan fungsi bangunan, dan penggunaan teknologi hampir diseluruh bagian bangunan.
High-tech  a rchitecture
tidak  akan  lepas  dari  kesan  futuristik,  yang berkarakter  :  Konsep  bangunan  bervisi  ke  depan,  estetika  mesin  yang
mencerminkan  era  industrialisasi,  penggunanan  bahan  prefabrikasi  dan  bahan- bahan baru lainnya, dan bentuk yang tidak konvensional lagi.
2.3. Referensi Bangunan-bangunan
High-Tech
Berikut  adalah  beberapa  contoh  bangunan
High-Tech
karya  arsitektur dunia yang dapat dijadikan referensi :
a.
Pompidou centre
Gambar  2.10 Pipa escaltor Pompidou
Sumber : www.greatbuildings.com
II-27
Gambar 2.11  Inside out Pompidou
Sumber : www.emporis.com
Pompidou  Centre  yang  berada  di  jantung  kota  Paris,  Perancis  ini didesain  oleh  Rogers  dan  Piano  dengan  menggabungkan  seni  desain
teknik  dan  industri.  Bangunan  ini  mempunyai  empat  fungsi  utama yaitu  sebagai  museum  seni  modern  ,  perpustakaan  referensi,  pusat
desain industri dan pusat penelitian musik, akustik dan audio visual. Pompidou Centre dapat dikatakan sebagai bangunan  yang bergaya
Arsitektur  Modern
High-Tech
karena  bangunan  tersebut  dapat memenuhi 4 dari 6 kriteria bangunan
High-Tech
menurut versi Charles Jenks, yaitu :
1.
Inside Out
Rogers  dan  Piano  mengekspose  alat-alat  pelayanan  dari Pompidou  Centre  seperti  lift,  eskalator  dan  pipa  -pipa  saluran
utilitas yang juga berfungsi sebagai ornamen.
II-28
Gambar  2.13 Struktur baja Pompidou Sumber : www.emporis.com
Gambar 2.12 material kaca pompidou
Sumber : www.emporis.com
2.  Menggunakan material kaca Hampir seluruh dinding bagian luar bangunan merupakan kaca,
sehingga    bangunan  ini  sangat  maksimal  menerima
daylight
dan dapat mengekspos interiornya.
3.  Menggunakan warna-warna cerah atau monokrom Bangunan  transparan  ini  dihiasi  warna-warna  cerah  dari  pipa-
pipa  yang  berwarna  putih  dan  kuning,  dan  tangga  yang  berwarna merah yang memberi kesan ceria pada bangunan.
4.  Menggunakan  struktur  baja  atau  kabel  baja  pada  struktur  utama dan struktur atap.
II-29
b.  Lloyds Building
Lloyds  Building
dinobatkan  sebagai  bangunan
High-Tech
yang paling  ideal oleh Charless Jencks karena bangunan ini  memenuhi ke-6
kriteria
High-Tech
, yaitu : 1.
Inside Out
Rogers  mengekspos  area  servis  pada  eksterior  bangunan,lift,
escala tor
dan  pipa  saluran  utilitas  bangunannya  dimanfaatkan sebagai ornamen bangunan.
Gambar 2.14 Lloyds Buildings Sumber : www.greatbuildings.com
Gambar 2.15 Inside out Lloyds
Sumber : www.jaknews.com
II-30 2.  Terdapat Simbolisasi
High-Tech
Sebuah
tra velling cra ne
berwarna  biru diletakkan pada  puncak Lloyds  buildings  ,  sekilas  memang  tampak  seperti  layaknya
sclupture
yang  hanya  mempercantik  suatu  bangunan  dan  tidak berfungsi  sama  sekali  ,  tetapi  sebenarnya  crane  ini  berfungsi
sebagai lift pembersih jendela.
3.  Menggunakan material kaca Pada  Llodys  Building,  Rogers  menggunakan  kaca  bening
Saint-Gobain  yang  dapat  memkasimalkan  daylight  ke  dalam bangunan dan dapat mengekspos alat-alat pelayanan
4.  Menggunakan struktur  baja  atau kabel baja sebagai struktur utama bangunan dan atap
Lloyds  building  menggunakan  struktur  baja  sebagai  struktur utama bangunan yang sengaja diekspos  dengan warna abu-abu.
Gambar 2.16 Crane di puncak Lloyds
Sumber : www.greatbuildings.com
II-31 5.  Menggunakan warna-warna cerah atau monokrom
6.  Memasukkan satu hal yang inovatif pada konsep perancangan. Rogers  menyatukan  sistem  lapisan  kaca  dengan  kerai  yang
diinovasikan untuk
mengontrol radiasi
matahari secara
komputerisasi.
c.  88 Wood Street
Desain  Rogers  untuk  88  Wood  Street  mirip  dengan  Llyods Building tetapi bagunan ini lebih berkesan ringan
a iry structure
.
Gambar 2.18 Airy structure pada
bangunan 88 Wood Street
Sumber www.greatbuildings.com
Gambar 2.17 Penggunaan  struktur baja  ekspos
Sumber : www.greatbuildings.com
II-32 Bangunan juga bisa dikatakan ideal karena telah memenuhi seluruh
kriteria  sebagai bangunan
High-Tech
menurut Charless Jencks,  yaitu : 1.
Inside Out
Rogers  mengekspos  lift,  pipa-pipa  utilitas  dan  eskalator sehingga  alat-alat  pelayanan  ini  juga  berfungsi  sebgai  ornamen
bangunan.
2.  Terdapat Simbolisasi
High-Tech
Pada  bagian  bawah  bangunan  terdapat  cerobong  berwarna merah  dan  biru  yang  berfungsi  sebagai
sclupture
,  dan  saluran ventilasi.  Cerobong  biru  digunakan  sebagai  ventilasi  udara  segar
dan cerobong merah berfungsi sebagai exhauser.
Gambar 2.19
ekspos pipa utilitas Sumber :
www.greatbuildings.com
Gambar 2.20 Cerobong  ventilasi udara
sekaligus sebagai sculpture Sumber
:www.greatbuildings.com
II-33 3.  Menggunakan material kaca
Sama  seperti  Lloyds  Building,  88  Wood  Street  juga menggunkan  kaca  Saint  Gobain  sebagai  salah  satu  elemen  utama
bangunan    yang  juga  berfungsi  sebagai
da ylighting
pada bangunan.
4.  Menggunakan warna-warna cerah atau warna Monokrom Tampak pada bagian bawah bangunan adanya perpaduan warna
merah , biru dan kuning pada cerobong ventilasi udara dan kolom- koolm struktur bangunan memberi kesan dinamis.
Gambar 2.21 material kaca  sebagai salah satu elelmen utama pada bangunan
Sumber : www.greatbuildings.com
Gambar 2.22
Perpaduan  warna cerah memberi kesan dinamis pada bangunan Sumber : www.greatbuildings.com
II-34 5.  Menggunakan  struktur  baja  dan  kabel  baja  sebagai  struktur  utama
pada bangunan.
6.  Memasukkan  satu  hal  yang  inovatif  pada  konsep  perancangan, yaitu  menyatukan  sistem  lapisan  kaca  dengan  kerai  di  dalamnya
diatur  secara  komputerisasi  untuk  mengontrol    radiasi  sinar matahari yang masuk.
Gambar 2.23 Penggunan struktur baja dan kabel sebagai struktur utama pada
bangunan Sumber : www.greatbuildings.com
Gambar 2.24 Airy structure pada 88 Woodstreet dan kaca inter layer sebagai
inovasi baru sumber: www.greatbuildings.com
III-1
BAB III TINJAUAN KOTA PURWOKERTO
3.1 KONDISI FISIK DAN NON FISIK KOTA PURWOKERTO 3.1.1
Kondisi Fisik 3.1.1.1
Kedudukan Geografis
Kabupaten Banyumas merupakan salah satu bagian wilayah propinsi Jawa Tengah yang terletak diantara:
- 108 0 ‘ 17 ” - 109 0 27’15”  Bujur Timur da n - 7 0 15 ‘05”  – 7 0 37 ‘10”  Lintang Selatan
Kabupaten  Banyumas  terdiri  dari  27  kecamatan  dan  berbatasan  dengan Wilayah beberapa Kabupaten yaitu:
Gambar 3.1 peta Kabupaten Banyumas Sumber: portalbanyumas.wordpress.com
III-2
Utara : Tegal dan Pemalang Timur : Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen
Selatan : Cilacap Barat : Cilacap dan Brebes
Jarak  Kabupaten Banyumas dengan kota-kota disekitarnya  sebagai berikut :
Ke Tegal = 114 Km Ke Pemalang = 144 Km
Ke Brebes = 127 Km Ke Purbalingga = 20 Km
Ke Banjarnegara = 65 Km Ke Kebumen = 85 Km
Ke Cilacap = 53 Km Ke Semarang = 211 Km
3.1.1.2 Kondisi Topogrfi
Wilayah  Kabupaten  Banyumas  lebih  dari  45  merupakan  daerah  dataran yang tersebar di bagian tengah dan selatan serta membujur dari barat ke timur.
Ketinggian  wilayah  di  Kabupaten  Banyumas  sebagian  besar  berada  pada kisaran  25-100  M  dpl  yaitu  seluas  42.310,3Ha  dan  100-500  M  dpl  yaitu  seluas
40.385,3Ha. Berdasarkan kemiringan  wilayah,  Kabupaten  Banyumas  mempunyai kemiringan yang terbagi dalam 4 kategori yaitu:
1 -2
meliputi  areal  seluas  43.876,9Ha  atau  33,05  yaitu  wilayah bagian tengah dan selatan.
III-3
2 2
-15 meliputi  areal  seluas  21.294,3Ha  atau  16,04  yaitu  sekitar
Gunung Slamet. 3
15 -40
meliputi  areal  seluas  35.141,3Ha  atau  seluas  26,47  yaitu daerah lereng Gunung Slamet.
4 Lebih  dari  45
meliputi  areal  seluas  32.446,3Ha  atau  seluas  24,44 yaitu daerah Gunung Slamet.
3.1.2 KONDISI NON FISIK
3.1.2.1 Kondisi Kependudukan
Penduduk  Kabupaten  Banyumas  pada  akhir  2003  tercatat  sebesar 1.524.901 jiwa atau naik sebesar 15.534 jiwa. Dengan rata-rata laju pertumbuhan
penduduknya  pertahun  2002-2003  sebesar  1,03,  yang  berarti  mengalami percepatan  pertumbuhan  sebesar  0,28  dari  kurun  waktu  sebelumnya  2001-
2002. Laju pertumbuhan terlihat cukup bervariasi, tertinggi ada pada  Kecamatan Rawalo  sebesar  8,78  dan  yang  terendah  pada  Kecamatan  Banyumas  yakni
sebesar 0,18. Rasio  jenis  kelaminnya pada  akhir  2003  sebesar  99,66;  yang  berarti  pada
setiap  100  penduduk  perempuan  terdapat  sekitar  99  penduduk  laki-laki.  Jumlah rumah  tangga  pada  akhir  tahun  2003  sebesar  397.755  atau  naik  sebesar  8.810
rumah  tangga  2,27  daari  tahun  sebelumnya.  Rata-rata  jiwa  perumah  tangga sekitar  4 jiwa. Dengan  yang terendah pada  Kecamatan Lumbir sekitar 3 jiwa dan
tertinggi pada Kecamatan Purwokerto Utara sekitar 5 jiwa. Luas  wilayah  Kabupaten  Banyumas  pada  akhir  pada  akhir  tahun  2003
sebesar 1.327,59 km2, sehingga kepadatan penduduknya sebesar 1.149 jiwakm2.
III-4
Dengan  kepadatan  tertinggi  ada  di  Kecamatan  Purwokerto  Timur  sebesar  7.575 jiwakm2 dan yang terendah di Kecamatan Lumbir sebesar 442 jiwakm2.
3.2 POTENSI
KEGIATAN PAMERAN
DAN KONVENSI
DI PURWOKERTO
Investasi di
Kabupaten Banyumas
mempunyai prospek
yang menguntungkan  karena  faktor  lokasi  yang  cukup  strategis,  lahan  yang  relatif
masih  murah,  layanan  birokrasi  yang  cepat  dan  familiar,  serta  infrastruktur  yang telah  tersedia  cukup  lengkap.  Selain  itu,  wilayah  Banyumas  dengan  ibukota
Purwokerto,  merupakan  daerah  berlatar  sejarah  lama  dan  kota  tua  yang  sedang bangkit memasuki dunia baru, era global.
a. Sektor Pertambangan
Bidang  usaha  yang  ditawarkan  adalah  industri  klinker  bahan semen  portland.  Sumber  daya  alam  yang  tersedia  meliputi  batu  kapur
yang  telah  teruji  kualitasnya  dan  memiliki  deposit  yang  cukup  besar yaitu mencapai 483.201.637,85 ton belum termasuk yang tereka. Untuk
memberikan  kemudahan  kepada  investor,  akan  didukung  rekomendasi fasilitas  investasi serta  insentif  investasi daerah  antara  lain  :  pemberian
ijin  usaha  dalam  satu  paket  ijin  pertambangan,  ijin  industri, keringanan biaya ijin H.O., ijin lokasi dan IMB.
Guna mendukung kelancaran investasi, sudah tersedia infrastruktur yang  memadai  berupa  jalan  kabupaten  yang  telah  beraspal.  Selain  itu,
terdapat  juga  beberapa  unit  usaha  sejenisterkait  yaitu  industri pembakaran  kapur  tohor  sebanyak  33  unit.  Dengan  demikian  sangat
III-5
terbuka  peluang  partnership
Joint  Venture
berupa  kemitraan  dengan pengusaha  industri  kapur  tohor.  Selain  batu  kapur,  wilayah  Kabupaten
Banyumas juga menyimpan potensi bahan galian lainnya.
b. Sektor Industri
Industri  Bidang  usaha  yang  paling  berpeluang  untuk  investasi adalah pembangunan kawasan industri. Bidang usaha ini diberi prioritas
untuk  mendapatkan  intensif  khusus  karena  Pemerintah  Kabupaten Banyumas  menyadari,  pengembangan  kawasan  industri  dapat  menjadi
icon industrialisasi, mengingat karakteristik dunia usaha industri seperti cluster industri, dan konglomerasi
group
pelaku bisnis. Disamping itu, kawasan  industri  akan  memberi  daya  saing  komparatif  berupa
penciptaan  iklim  industrialisasi  baik  regional  maupun  internasional. Suatu  otoritas  akan  diberikan  kepada  investor  yang  akan
membangun  Kawasan  Industri
Industria l  Esta te
atas  area  lahan tertentu sehingga tersedia lahan siap bangun. Arah karakteristik industri
yang  berlokasi dalam kawasan  ini adalah :  industri  hilir bukan industri dasar,  tidak  terkena  wajib  AMDAL,  dan  berskala  besaran  investasi
tidak termasuk tanah dan bangunan  2 milyar rupiah.
c. Sektor Perdagangan
Peluang  investasi  yang  ditawarkan  adalah  pendirian  pasar modernpusat perbelanjaan terkonsentrasi dengan banyak pilihan lokasi.
III-6
Di  Kota  Purwokerto,  ibukota  Kabupaten  Banyumas  sudah  terdapat  1 buah pasar besar, 11 buah
superma rketdepa rtment store
.
d. Sektor Pertanian
Komoditas  yang  telah  dikembangkan  meliputi  padi  sawah,  padi gogo,  jagung,  kedelai,  ubi  kayu,  ubi  jalar,  cabai,  kacang  tanah,  dan
kacang  panjang.  Dalam  dua  tahun  terakhir  2001  -  2002  produksi komoditi  pertanian  di  Kabupaten  Banyumas  menunjukkan  kenaikan
yang cukup signifikan.
e. Sektor Perkebunan
Bidang  usaha  yang  terbuka  untuk  investasi  adalah  pembangunan industri  plywoodveener  dan  industri  minyak  nilam  dengan  pola  inti
plasma.  Guna  menarik  minat  investor,  Pemerintah  Kabupaten Banyumas  akan  memfasilitasi  adanya  kemitraan  inti-plasma,  serta
memberikan insentif berupa deregulasi perijinan. Selain
itu tersedia  juga  faktor  pendukung  yang  dapat  memperlancar  kegiatan
investasi. Untuk  pembangunan  industri
plywoodveener
,  tersedia  faktor pendukung berupa produksi kayu albasia sebesar 350.000 m3tahun dan
60  unit  industri kecil  sawmill.  Sedangkan untuk  pembangunan  industri minyak  nilam  dengan  pola  inti  plasma,  tersedia  faktor  pendukung
berupa  kebun  nilam seluas  1.500  Ha  yang  merupakan  milik petani  dan milik  pemerintah  yang  siap  dimanfaatkan,  serta  indutri  penyulingan
atsiri  tradisional  sebanyak  22  unit.  Bidang  usaha  yang  terbuka  untuk
III-7
investasi  adalah  pembangunan  industri
plywoodveener
dan  industri minyak  nilam  dengan  pola  inti  plasma.  Guna  menarik  minat  investor,
Pemerintah Kabupaten Banyumas akan memfasilitasi adanya kemitraan inti-plasma,  serta  memberikan  insentif  berupa  deregulasi  perijinan.
Selain  itu  tersedia  juga  faktor  pendukung  yang  dapat  memperlancar kegiatan  investasi.  Untuk  pembangunan  industri  plywoodveener,
tersedia  faktor  pendukung  berupa  produksi  kayu  albasia  sebesar 350.000 m3tahun dan  60  unit  industri kecil sawmill.  Sedangkan untuk
pembangunan  industri  minyak  nilam  dengan  pola  inti  plasma,  tersedia faktor pendukung berupa kebun nilam seluas 1.500 Ha yang merupakan
milik petani dan  milik pemerintah yang siap dimanfaatkan, serta indutri penyulingan atsiri tradisional sebanyak 22 unit.
f. Sektor Pariwisata
Peluang investasi yang ditawarkan adalah pengembangan kawasan wisata  Curug  Jeram  Cipendok.  Kabupaten  Banyumas  menawarkan
tanah  milik  pemerintah  seluas  105  Ha  dengan  hak  pengelolaan berjangka  waktu  atau  pola  kerjasama  lain  yang  dapat  dinegosiasikan.
Investor  melaksanakan  investasi  berdasar  konsep  dasar
ma ster  pla n
yang disepakati berupa pembagian kawasan yang  diserahkan otoritanya menjadi  area-area  misalnya  meliputi:  area  pedesaan  tradisional,  area
tanaman  hias,  area  kebun  sayur  dan  buah,  area  hutan  wisata,  area pesanggrahan  villa  dan  hotel,  area  taman  rekreasi  dan  kolam  renang,
dan lain-lain.
III-8
Faktor Pendukung Pengembangan Pariwisata: a.
Baturaden 1
Spesifikasikarateristik obyek : Tempat  peristirahatan    panorama  di  lereng  Gunung  Slamet
pada ketinggian 1.000  m dpi. 2
Kegiatan wisatawan : a
Menikmati  panorama  alam  berupa  hutan,  sawah,  pedesaan, taman
b Melihat  air  terjun  jeram,  penyelam  anak-anak  pedesaan
dibawah jeram, mandi di kejernihan air sungai c
Cengkerama  di  taman  rekreasi,  kolam  renang,  menyusuri hutan wisata
d Mandi air panas alami untuk kesehatan
e Kemah dan hiking
f Belanja tanaman hias
g Konvensi
h Akomodasi:
i. Hotel berbintang : 2 bh
ii. Hotel melati : 81 bh
b. Taman Nirwana Manggala Cipendok
1 Spesifikasi  karateristik obyek:
III-9
Tempat panorama hutan dan jeram pada ketinggian 1.000 M. 2
Kegiatan wisatawan : a
Menikmati panorama alam berupa hutan, sawah, pedesaan, b
Melihat air terjun jeram dan telaga c
Kemah dan hiking c.
Bendung Gerak Serayu  Kalibacin 1
Spesifikasi  karateristik obyek : Tempat  panorama  Bendung  Gerak  Serayu,  mandi  air  mineral
untuk kesehatan. 2
Kegiatan wisatawan : a
Menikmati  panorama  alam  berupa  bukit,  sawah,  pedesaan, hutan
b Memancing
c Mandi air panas alami untuk kesehatan
3.2.1 Kegiatan Pameran dan Konvensi di Purwokerto
Ada  kegiatan  pameran  yang  bersifat  tahunan  yang  diselenggarakan  di Kabupatenn  Banyumas,  yaitu  Banyumas  Fair  atau  Banyumas  Extravagansa  dan
Pameran  Pembangunan.  Banyumas  Fair  merupakan  acara  yang  diadakan    pada bulan    Maret-April  dalam  rangka  memperingati  hari  jadi  Kabupaten  Banyumas.
Sedangkan  Pameran  Pembangunan  biasanya  diadakan  pada  bulan  November. Pameran  Pembangunan  ini  pesertanya  merupakan  instansi-instansi  yang  ada  di
III-10
Gambar 3.2 Gedung Graha Widyatama
Sumber: Dokumen pribadi
Kabupaten  Banyumas.  Selain  2  acara  tersebut,  juga  terdapat  pameran-pameeran lain, seperti pameran komputer, pameran buku, pameran
clothing
distro, dll.
3.2.2 Fasilitas Pameran dan Konvensi di Purwokerto
a. Gedung serba guna Unsoed
Gedung  serba  guna  Unsoed  atau  yang  bernama  Graha  Widyatama merupakan  bangunan  serba  guna  milik  Universitas  Jenderal  Soedirman.
Gedung  ini  terletak  di  jalan  H.R.  Bunyamin,  dekat  dengan  kampus  pusat Unsoed.  Gedung  ini  digunakan  oleh  mahasiswa Unsoed  untuk  melakukan
kegiatan-kegiatannya,  midalnya  kegiatan  seminar  .  baik  seminar  lokal maupun  seminar  nasional.  Selain  itu,  gedung  ini  juga  dapat  disewakan
kepada masyaarakat, biasanya dipakai sebagai tempat resepsi pernikahan.
III-11
Gambar 3.3 GOR Satria Purwokerto Sumber: Dokumen pribadi
b. GOR Satria Purwokerto
GOR  Satria  merupakan  komplek  olahraga di Purwokerto.  Di sini  terdapat  stadion  sepak  bola,  gedung  serba  guna  yang  bisa
digunakan  untuk  bermain  basket  maupun  bulutangkis.  Di  tempat ini  biasanya  diadakan  acara  Banyumas  Fair,  yaitu  acara  pameran
dalam rangka  untuk  memperingati  hari  jadi  Kabupaten Banyumas. GOR  Satri  juga  dapat  menampung  penyelenggaraan  konser  musik
yang diadakn di Kota Purwokerto.
c. Gedung Pascalis Hall
Bangunan  ini  merupakan  salah  satu  bangunan  serba  guna yang  ada  di  Purwokerto.  Biasanya  digunakan  untuk  acara  resepsi
pernikahan  serta  pemeran.  Baik  itu  pameran  komputer,  pameran buku  maupun  pameran  clothing  distro.gedung  ini  terletak  di  jalan
gereja.  Berada  di  kompleks  pendidikan.  Di  sekitarnya  terdapat
III-12
memerapa  sekolah,  diantaranya  SMP  2,  SMP  3,  SMA  Bruderan, dan SMA N 5 Purwokerto.
IV-1
BAB IV BANGUNAN PAMERAN DAN KONVENSI
YANG DIRENCANAKAN
4.1 TUJUAN, SASARAN DAN MISI 4.1.1 Tujuan
Sebagai wadah untuk menampung kegiatan  informasi, promosi dan pemasaran dalam bentuk  konvensi  dan  pameran  yang  pada  intinya  mewadahi  aktivitas  pertemuanrapat  serta
pameran dalam satu objek bangunan dalam rangka: 1.
Memberikan  suatu  fasilitas  baru  yang  memungkinkan  berlangsungnya  suatu kegiatan  konvensi-pameran  yang  lebih  lengkap  dan   khusus,  serta daya tampung
lebih besar di kota Purwokerto. 2.
Mengembangkan  wisata
MICE
dalam  lingkup  lokal  maupun  nasional  dengan lokasi di kota Purwokerto.
4.1.2 Sasaran
Memaksimalkan  potensi  konvensi  dan  pameran  bagi  pelaku  bisnis  di  segala  bidang melalui promosi,  sekaligus  mendorong perkembangan industri konvensi-pameran di  wilayah
kota Purwokerto pada khususnya dan Kabupaten Banyumas  pada umumnya.
4.1.3 Misi
Sebagai suatu sarana promosi serta pelayanan kepariwisataan dan bisnis dalam upaya mengangkat potensi kota Purwokerto melalui kegiatan konvensi dan pameran.
IV-2
4.2 STRUKTUR ORGANISASI PENGELOLAAN
4.2.1 Organisasi Pengelolaan
Dapat  dilakukan  oleh  pihak  swasta  maupun  pihak  pemerintah  sendiri.  Sistem pengelolaaan  Pusat  Konvensi  dan  Pameran  ini  merupakan  sistem  pengelolaan
independentmandiri.  Dalam  pengelolaan  dipimpin  oleh  seorang  direktur  dibantu  sekretaris, yang  membawahi  Kepala  Bagian  Administrasi  Umum,  Operasional  dan  Perlengkapan,  serta
masing-masing  Kabag  membawahi  bidang  khusus  yaitu  Humas,  Personalia,  Keuangan, Pemasaran,  PameranPromosi  serta  Perlengkapan  umum,  Perlengkapan  teknis,  keamanan
beserta staffnya. Untuk  lebih  jelasnya  digambarkan  melalui  bagan  sistem  organisasi  pengelolaan  di
bawah ini:
Pemerintah Yayasan
Kabag. Operasional Pimpinan
Kabag. Administrasi Umum
Kabag. Perlengkapan
Sekretaris
Humas Keuangan
Personalia Perlengkapan
umum Perlengkapan
Teknis Keamanan
Staff Staff
Staff Staff
Staff Staff
Pemasaran Pameran
Promosi Konvensi
Staff Staff
Staff
Skema 4.1 Skema
struktur organisasi pengelolaan
Sumber: Analisa pribadi
IV-3
Skema 4.2 Skema sistem pengelolaan
Sumber: Analisa pribadi
4.2.2 Sistem Pengelolaan
Sistem  pengelolaan  dapat  dilakukan  oleh  pihak  swasta  maupun  pihak  pemerintah sendiri.  Sistem  pengelolaan
Exhibition  a nd  Convention  Center
ini  merupakan  sistem pengelolaan  independentmandiri.  Dalam  pengelolaan  dipimpin  oleh  seorang  Direktur
dibantu  Sekretaris,  kemudian  dibantu  oleh  Kepala  Bagian  Administrasi  Umum  dan Personalia,  serta  Kabag.  lainnya  yaitu  informasi,  Promosi,  Pemasaran,  Pelayanan  Jasa  dan
fasilitas  bangunan  beserta  staffnya.  Untuk  lebih  jelasnya  digambarkan  melalui  bagan  sistem pengelolaan di bawah ini:
4.3  KARAKTER WADAH
Sebagai suatu  wadah informasi, promosi, pemasaran serta memenuhi kebutuhan akan sarana pertemuan  yang  ideal,  bangunan  ini  memuat  juga  fungsi komersial  yang di  dalamnya
Direktur dam Wakil
Kabag. Administrasi Umum  Personalia
Sekretaris
Staff
Kabag Informasi Kabag. Promosi
dan Pemasaran Kabag. Pelayanan
Jasa Kabag. Fasilitas
Bangunan
Staff Staff
Staff Staff
IV-4
mempunyai tujuan
menarik minat
pengunjungkonsumen sebanyak-banyaknya,
memanfaatkan  fasilitas  pertemuan  dan  pameran,  maka  Pusat  Konvensi  dan  Pameran  di  kota Purwokerto ini memiliki  karakter sebagai berikut:
1. Formal-Komunikatif,  dengan  maksud  bangunan  ini  nantinya  memberikan  kesan
formal sebagai wadah bisnis dan kemudahan akses informasi bagi pengunjung. 2.
Atraktif-Rekreatif,  agar  mampu  menarik  dan  memberikan  suasana  yang  nyaman, menghibur kepada para pengunjung, serta mempunyai konsep dasar sebagai bangunan
komersial. 3.
Fleksibel,  dengan  maksud  bangunan  ini  nantinya  memiliki  ruang  yang  bersifat multifungsi mampu menampung kegiatan yang diadakan pada waktu bersamaan.
V-1 BAB V
ANALISA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
EXHIBITION AND CONVENTION CENTER
DI PURWOKERTO
5.1 ANALISA PERUANGAN
5.1.1 Analisa Dasar Peruangan dan Macam Kegiatan
5.1.1.1 Analisa Dasar Peruangan
a.
Fleksibilita s
dan pemanfaatan ruang Ruang  pertemuan  maupun  eksebisi direncanakan  memiliki  liasan
dan kapasitas yang beragam, disesuaikan dengan kebutuhan yang akan diwadahi.  Konsep  peruangan  ini  cukup  sederhana,  akan  tetapi
memiliki efisiensi  yang  baik pada  pemanfaatan ruang-ruang yang ada sehingga  lebih  efektif  dan  multifungsi  dengan  memperhatikan
kepentingan  dan  kebutuhan  penggunanya.  Dengan  kapasitas  yang direncanakan  mampu  menampung  maksimal  2000  pengunjung  lebih,
dengan ruang pertemuan untuk menyelenggarakan acara pesta dengan skala  besar,
workshop
pelatihan  sebuah  perusahaan,  peluncuran produkfasilitas eksebisi, pameran dan berbagai acara lainnya.
Penyelesaian  ruang  nantinya  dapat  memberikan
fleksibilita s
pada ruang  pertemuan,
lounge  space
ruang  santai,  maupun
ca feta ria
yang ada. Konsep itu meliputi:
V-2 1
Konverta bilita s
Ruang Beberapa  ruang  yang  ada  direncanakan  mampu  mewadahi  kegiatan,
dari  ruang  yang  terbatas  menjadi  ruang  yang  besar  dengan memanfaatkan  dinding  pembatas  partisi  dengan  karakter  movable
yang mudah dipasang dan dilepas.
2
Ver satibilitas
Ruang Pada  suatu  area  secara
fleksibel
dapat  digunakan  untuk  berbagai kegiatan  yang  yang  berlainan,  misalnya  ruang  pertemuan  yang  besar
dapat  difungsikan  juga  untuk  sebuah  perjamuan
banquet
dan  acara pameran.
5.1.1.2 Analisa Macam Kegiatan
Macam  pendekatan  yang  terjadi  dapat  dibedakan  menjadi  3  kelompok kegiatan berdasarkan sifat kegiatannya, yaitu
a. Kegiatan Utama
1 Konvesi
a PendaftaranRegistrasi
b PertemuanDiskusi
Gambar 5.1. Model Ruang Konvertabilitas Sumber: Analisa pribadi
Movable Partition
V-3 c
Presentasi
d Workshop
e Perjamuan dan
Coffee Brea k
f Jumpa Pers
2 Pameran
a Informasi dan Promosi
b Pameran dan
Tra de Fa ir
c Konsultan
d Negosiasi dan transaksi
b. Kegiatan Pendukung
1 Konvensi
a Kesekretariatan
b Kegiatan Pelayanan Jasa
c
Tra de Informa tion Cente
r d
Bongkar muat materi pameran e
Pekerjaan konstruksi stan f
Setting ruang eksebisi g
Hiburan c.
Kegiatan Pengelola 1
Kegiatan Pengelola Bangunan a
Administrasi Pengelolaaan bangunan b
Perawatan c
Pengamanan d
Penyimpanan
V-4 2
Kegiatan Service a
Pelayanan rumah tangga b
Pelayanan teknik c
Pelayanan logistik
5.1.2 Analisa Kegiatan dan Peruangan
5.1.2.1 Analisa Pendekatan Pola Kegiatan
Pola kegiatan yang dimaksud merupakan penggambaran secara umum dari aktivitas pelaku kegiatan, pola kegiatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam
sesuai  dengan  user  atau  pelaku  baik  itu  peserta,  penyelenggara,  maupun pengunjung dari
Exhibition a nd Convention Center
, yaitu: a.
Pola Kegiatan Peserta Konvensi
Datang
Pulang Penitipan
Kendaraan Pengambilan
Kendaraan Penerimaan
Front desk Registrasi
Protokoler
Kegiatan Pameran Kegiatan
Kesekretariatan
PECC
Kegiatan Utama dan Pendukung
Konvensi
Skema 5.1 Pola Kegiatan Peserta Konvensi Sumber: Analisa pribadi
V-5 b.
Pola Kegiatan Penyelenggara KonvensiEksebisi
c. Pola Kegiatan Pengunjung Pameran
Datang
Pulang Penitipan
Kendaraan Pengambilan
Kendaraan Kegiatan
Kesekretariatan Komite
Kesekretariatan Sub Komite
Kegiatan Pendukung Pemantauan
Persiapan Konvensipameran
Istirahat
Skema 5.2 Pola Kegiatan Penyelenggara KonvensiEksebisi Sumber: Analisa Pribadi
Datang
Pulang Penitipan
Kendaraan Pengambilan
Kendaraan Informasi
Transaksi Konsultasi dan
Negosiasi Melihat Stand
Skema 5.3 Pola Kegiatan Pengunjung Pameran Sumber: Analisa pribadi
V-6 d.
Pola Kegiatan Peserta Pameran
e. Pola Kegiatan Pengelola
5.1.2.2 Analisa Pendekatan Kebutuhan Besaran Ruang
a. Dasar pertimbangan untuk menentukan kebutuhan ruang
1 Macam dan pola kegiatan
2 Tuntutan dan wadah kegiatan
Skema 5.5 Pola Kegiatan Pengelola Sumber: Analisa pribadi
Datan
Pulang Penitipan
Kendaraan Pengambilan
Kendaraan Absensi
Kegiatan Pengelolaan PECC
Istirahat dan Metabolisme
Kegiatan Utama
Kegiatan Pendukung
Datang
Pulang Penitipan
Kendaraan Pengambilan
Kendaraan Informasi
Skema 5.4 Pola Kegiatan Peserta Pameran Sumber: Analisa pribadi
V-7 3
Studi  terhadap  bangunan  serupa  baik  di  dalam  maupun  di  luar negeri
b. Dasar pertimbangan untuk menentukan besaran ruang
1 Macam kegiatan
2 Kapasitas  ruang  yang  ditentukan  berdasarkan  asumsi  dan  studi
pada bangunan serupa 3
Besaran
furniture
4
Flow
ruang gerak 5
Tata letak
layout
c. Dasar perhitungan
1 Studi literatur
Ernst Neufert, Architect Data 2
Perhitungan dari studi ruang, perhitungan yang ditentukan dari a
Besaran kapasitas b
Peralatan yang digunakan
c Flow
3 Perhitungan asumsi
a Studi kasus
Dengan  berdasar  hal  tersebut,  maka  diperoleh  tabel  kebutuhan dan besaran ruang sebagai berikut:
Pertemuan sedang  200-800
peserta -
Gudang perlengkapan
- Hall
- Foyer
- R. Transit
- R. Persiapan
- R.  Penerjemah
bahasa -
R. Jumpa pers -
R. Panitia -
Musholla -
Lavatory Pi= 1WC+1 bidet
10 R. Utamal
1,075 x 0,75 0,6   m
2
orang 1,6  m
2
orang 10 R. Utama
1,5 x 1,35
1,2  m
2
orang 1,2  m
2
orang 0,8  m
2
orang Pa= 1 WC+4 urinoir200 orang
10 WC x 2,6 m
2
= 26 m
2
10 WC x 2,0 m
2
= 20 m
2
10 x 2054
600 x 1,05 x 0,75= 472,5 m
2
0,6 x 600= 360 1,6  m
2
x 15 10 x 614,25
4 x 1,5 x 1,35
25 x 1,2  m
2
40 x 1,2  m
2
0,8 x 50  m
2
3WC x 2,6 m
2
= 7,8 m
2
30 50
Pertemuan  Kecil 50-100 orang
- R. Kontrol
- Gudang
Perlengkapan
- Board Meeting
- Foyer
- R. Transit
- R. Panitia
- R. Jumpa pers
- R. Persiapan
- R. Kontrol
- Musholla
- Lavatory
Pi= 1 WC+1 bidet
10 R. Utama
1,075 x 0,75 0,6 m
2
orang 1,6 m
2
orang 1,2 m
2
orang 1,2 m
2
orang 10 R. Utama
0,8 m
2
orang Pa= 1WC +4 urinoir200 orang
12 urinoir x 1,4  m
2
= 16,8 m
2
3WC x 2,6 m
2
= 7,8 m
2
3 bidet x 2,0 m
2
= 6 m
2
asumsi 15 m
2
10 x 614,25
100 x 1,05 x 0,75= 79 m
2
0,6 m
2
x 100= 60 m
2
1,6 m
2
x 15 1,2 m
2
x 20 1,2 m
2
x 25 10 x 102,7 m
2
Asumsi 0,8 m
2
x 30 1WC x 2,6 m
2
= 2,6 m
2
30 50
Pertemuan Eksklusif
Perjamuan -
Gudang Perlengkapan
- VIP Room
- Foyer
- R. Transit
- Lavatory
- Banquet
- Foyer
Pi= 1WC+1 bidet200 orang
61,5 m
2
1,05 x 0,75 0,6 m
2
orang 1,6  m
2
orang Pa= 1WC+4 urinoir200 orang
Pi= 1WC+1 bidet200 orang
1,0 m
2
orang 0,6 m
2
orang 4urinoir x 1,4 m
2
= 15,6 m
2
1WC x 2,6 m
2
= 2,6 m
2
1bidet x 2,0 m
2
= 2,0 m
2
10 x 102,7
1,05 x 0,75 x 50= 39,5 m
2
0,6 x 50= 30 m
2
1,6 m
2
x 5= 8 m
2
1WC x 2,6 m
2
= 2,6 m
2
2urinoir x 1,4 m
2
= 2,8 m
2
1WC x 2,6 m
2
= 2,6 m
2
1bidet x 2,o m
2
= 2,0 m
2
1,0 m
2
x 1000 0,6 m
2
x 1000 30
50
2. Eksebisi
Pameran tidak
tetap -
Lounge Bar -
Gudang Perlengkapan
- R. Persiapan
- Lavatory
Exhibition Hall -
Pengunjung -
R. Pamer -
Sirkulasi -
R. Pamer masif -
Lobby Hall -
R. Informasi -
R. Sekretariat 1,7 m
2
orang 10 R. Utama
10 R. Utama Pa= 1WC+4 urinoir200 orang
Pi= 1WC+1 bidet200 orang
0,765 m
2
9 m
2
stand 5 m
2
stand 2 m
2
materi 5 R. Utama
4,5 m
2
4,5 m
2
orang 1,7 m
2
x 50 10 x 2000
10 x 2000 20WC x 2,6 m
2
= 52 m
2
40urinoir x 1,4 m
2
= 56 m
2
20WC x 2,6 m
2
=52 m
2
20bidet x 2,0 m
2
= 40 m
2
0,765 m
2
x 2000= 1530 m
2
9 m
2
x 400= 3600 m
2
5 m
2
x 400= 2000 m
2
2 m
2
x 200= 400 m
2
5 x 7130 m
2
3 x 4,5 m
2
4,5 m
2
x 15 50
Pameran tetap
Pameran  dengan kasus khusus
- R. Persiapan
- Lavatory
- Gudang
Perlengkapan
Show room -
Stand I -
Stand II -
R. Informasi
Outdoor  exhibition space
10 R. Utama Pa= 1WC+4 urinoir200 orang
Pi= 1WC+1 bidet200 orang
10 R. Utama
30 m
2
stand 40 m
2
stand 4,5 m
2
stand 10 x 7130
5WC x 2,6 m
2
= 13 m
2
20urinoir x 1,4 m
2
= 28 m
2
5WC x 2,6 m
2
= 13 m
2
5bidet x 2,0 m
2
= 10 m
2
10 x 7130 m
2
30 m
2
x 20= 600 m
2
30 m
2
x 25= 750 m
2
4,5 m
2
x 3
Asumsi
Pengelola Kegiatan
Pengelolaan Bangunan
Negosiasi dan
transaksi
Koordinasi Pengelolaan
Pengelolaan Administrasi
Pengelolaan MEE Bangunan
- R. Negosiasi
- R. Transaksi
- R.
General Manager
- R. Sekretaris
- R. Tamu
- R. Rapat staff
- R. Arsip
- R.
Kepala Departemen
- R. Staff
- R.
Kepala Departemen
2,7  m
2
orang 4,5 m
2
orang
3 m
2
orang 10,8 m
2
x 40 4,5 m
2
x 30
Asumsi
Asumsi Asumsi
3 m
2
x 10= 30 m
2
Asumsi
Asumsi
4 m
2
x 10= 40 m
2
Asumsi 20
30
Kegiatan Service
Parkir
Pelayanan Logistik
- R. Staff
- R.  Trafo+Panel
listrik -
R. Genset -
R. AC  AHU
Parkir  umum  dan karyawan
- Mobil
- Bus
- Motor
- Dapur utama
- Gudang logistik
4 m
2
orang
15 m
2
21 m
2
1,6 m
2
50 m
2
1000 konsumsi per hari 60 m
2
1000 konsumsi per hari 4 m
2
x 10= 40 Asumsi
Asumsi Asumsi
15 m
2
x 300 21 m
2
x 28 1,6 m
2
x 440
Asumsi 5 x 1600 luas ruang perjamuan
50 m
2
1000 x 1000 60 m
2
1000 x 2000 30
Kegiatan Penunjang
Pelayanan Teknik
Ganti pakaian
- Kelengkapan
PECC -
Rest Room -
Internet Room -
Lavatory
- Gudang
peralatan  dan perlengkapan
- R. Ganti  loker
- Restocafe
- Klinik
Pa= 1WC+4 urinoir200 orang
Pi= 1WC+1 bidet200 orang
1,62 m
2
orang
1,2 m
2
orang 1WC x 2,6 m
2
= 2,6 m
2
4urinoir x 1,4 m
2
= 5,6 m
2
1WC x 2,6 m
2
= 2,6 m
2
1bidet x 2,0 m
2
= 2,0 m
2
Asumsi
1,62 m
2
x 20
1,2 m
2
x 240 Asumsi
Asumsi Asumsi
Jumlah Luas Lantai Total= 32.534 m
2
JUMLAH
Tabel 5.1 Tabel Besaran Ruang Sumber: Analisa Pribadi
V-18 5.1.2.3
Analisa Pendekatan Diagram dan Hubungan Ruang
a. Dasar Perimbangan
Dalam menentukan diagram dan pola hubungan ruang perlu dipertimbangkan hal- hal sebagai berikut:
1 Pelaku kegiatan
2 Macam kelompok kegiatan
3 Karakter masing-masing kegiatan
b. Proses analisa
1 Kelompok Kegiatan  Makro
Keterangan:
O : Hubungan erat O : Hubungan tidak erat
: Tidak ada hubungan 1.
Kegiatan Konvensi 2.
Kegiatan perjamuan 3.
Kegiatan eksebisi 4.
Kegiatan pendukung 5.
Kegiatan pengelola 6.
Kegiatan penunjang
Gambar 5.2 Diagram hubungan ruang kegiatan makro Sumber: Analisa Pribadi
V-19 2
Kelompok Kegiatan Mikro a
Kegiatan Konvensi
b Kegiatan Perjamuan
Zona Penunjang 1.
Entrance hall 2.
Fromt desk 3.
Lounge Zona Konvensi
4. Ruang pertemuan
5. Foyer
6. Ruang transit
7. Ruang panitia
8. Ruang penterjemah bahasa
9. Ruang multimedia
10. Ruang persiapan
11. Musholla
12. Ruang kontrol
13. Gudang perlengkapan
14. Lavatory
Zona Banquet 1.
Banquet Room 2.
Stagepanggung 3.
Foyer Zona Penunjang
4. Lounge bar
5. Gudang perlengkapan
6. Ruang persiapan
7. Lavatory
Gambar 5.4 Diagram hubungan ruang kegiatan perjamuan Sumber: Analisa Pribadi
Gambar 5.3 Diagram hubungan ruang kegiatan konvensi Sumber: Analisa Pribadi
V-20 c
Kegiatan Eksebisi Pameran Temporer
3 Kelompok Ruang Mikro
5.2 ANALISA LOKASI DAN SITE
Di  Jawa  Tengah,  Kabupaten  Banyumas  merupakan  salah  satu  kabupaten  yang memiliki  potensi  besar  di  berbagai  bidang.  Seperti  di  bidang  pertanian  dan  pariwisatanya.
Seperti  yang  telah  dijelaskan  pada  latar  belakang,  dalam  era
globa lisa si
suatu  daerah  harus 1.
Lobby Hall 2.
Exhibition Hall 3.
Ruang Informasi 4.
Ruang Sekretariat 5.
Ruang Persiapan 6.
Toilet 7.
Musholla 8.
Lavatory 9.
Gudang Perlengkapan
1. Lobby Hall
2. Show Room
3. Ruang Informasi
4. Toilet dan Lavatory
5. Musholla
6. Gudang Perlengkapan
Gambar 5.5 Diagram hubungan ruang kegiatan pameran Sumber: Analisa Pribadi
Gambar 5.6 Diagram hubungan ruang mikro Sumber: Analisa Pribadi
V-21 dapat  bersaing  untuk  mengoptimalkan  potensi  yang  dimiliki.  Salah  satunya  adalah  dengan
mengadakan kegiatan
MICE
.
5.2.1 Analisa Penentuan Lokasi dan Site
Tujuan: Mendapatkan  lokasi  dan  site  yang  berpotensi untuk  dibangun  pusat kegiatan pameran dan konvensi.
Dasar Pertimbanganan Penentuan Lokasi: a.
Lokasi site tidak terlalu jauh dari pusat kota Purwokerto. b.
Memiliki sarana jalan yang memadai untuk kelancaran transportasi. c.
Memiliki aksesibilitas yang mudah. Dasar Pertimbangan Penentuan Site:
a. Kondisi luas site mencukupi.
b. Kemudahan akses ke jalan utama.
c. Potensi lingkungan.
d. Berupa lahan kosong atau bangunan non konservasi.
Proses: a.
Penentuan Lokasi: Berdasarkan  pada  dasar  pertimbangan  di  atas,  didapatkan  lokasi  site  yang
memenuhi kriteria, yaitu kawasan Jalan Suparno dan Jalan S. Parman, Purwokerto Jawa Tengah.
V-22 Keterangan:
1 Lokasi site berada di Jalan Suparno dan Jalan S. Parman, Purwokerto.
2 Lokasi site terletak pada daerah strategis.
3 Lokasi site memiliki sarana dan prasarana utilitas yang memadai.
4 Lokasi site mempunyai sarana dan prasarana transportasi yang memadai.
b. Penentuan Site:
Setelah mendapatkan lokasi yang memenuhi kriteria dan mempertimbangkan pada dasar pertimbangan , ditemukan dua alternatif site yang berpotensi.
1 Alternatif 1 merupakan lahan persawahan dan pertanian.
Terletak di pinggir Jalan Suparno, berupa lahan pertanian padi dan jagung. Site ini berada dekat Universitas Jenderal Soedirman.
Alternatif 1
Alternatif 2
Gambar 5.7 lokasi alternatif site Sumber: Dokumen Pribadi
V-23 2
Alternatif 2 merupakan lahan persawahan dan bangunan toko. Terletak  di  pinggir  Jalan  S.  Parman,  Purwokerto.  Site  berada  di  sisi
sebelah barat jalan yang merupakan lahan persawahan dan bangunan toko.
Gambar 5.8 lokasi alternatif site 1 Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 5.9 lokasi alternatif site 2 Sumber: Dokumen Pribadi
V-24 Dari  kedua  alternatif  site  tersebut,  dilakukan  penilaian  terhadap  masing-masing
site: No.
Kriteria Alternatif 1
Alternatif 2
1. Potensi lingkungan
3 3
2.
Akses ke site dan jalan 2
3
3. Kondisi dan luasan
3 3
Produk: 1
Site terpilih
Eksisting site: a
Site berada di Jalan S. Parman, Purwokerto. Site berbentuk trapesium.
Tabel 5.2 Penilaian alternatif site Sumber: Analisa pribadi
Gambar 5.10 lokasi site terpilih Sumber: Analisa pribadi
Jalan utama lebar ±18m
V-25 b
Terletak ±100meter dari perempatan. c
Lingkungan berupa kawasan perdagangan, bisnis, hiburan dan pemukiman. d
Lokasi  strategis,  memiliki  sarana  prasarana  jalan  yang  mudah  dijangkau  baik dengan kendaraan pribadi maupun umum.
e Memiliki aksesibilitas mudah dan utilitas yang memadahi.
Batas site: a
Utara : Pertokoan
b Timur
: Jalan S. Parman c
Selatan : Pertokoan dan perkantoran
d Barat
: Persawahan Peraturan bangunan:
a
Building Covera ge
BC maksimal 60 b
GSB ½ lebar jalan, yakni 9meter pada sisi timur.
5.2.2 Analisa  Pencapaian Site
Tujuan: mendapatkan pencapaian site yang baik sesuai dengan fungsi bangunan. Dasar pertimbangan pencapaian site:
a.
Main Entra ce
ME 1
Mudah dikenali pengunjung. 2
Mudah dicapai dari jalur kendaraan umum atau jalan utama. 3
Arah kedatangan pengunjung dari jalan utama kawasan. 4
Kelancaran  lalu  lintas  tanpa  adanya  gangguan  dengan  kegiatan  sirkulasi  dari dan menuju site.