II-20
Gambar 2.5 Gedung Jogja Expo Center
Sumber: www.jogjaexpocenter.com
1. Sebagian dari pameran-pameran itu diselenggarakan pada saat
low sea sonnya
wisata di sektor lain, sehingga menciptakan iklim yang sangat baik bagi industri pariwisata dalam negeri. Di satu pihak, tingkat hunian
kamar hotel negara yang bersangkutan akan dapat ditingkatkan sedangkan di lain pihak para peserta pameran mendapatkan keringanan dalam biaya
akomodasinya. 2.
Suatu negara yang secara berkelanjutan dalam menyelenggarakan pameran, dalam jangka waktu panjang akan menjadi pusat kegiatan usaha
atau “
a center of business a ctivity
”, hal ini akan memberikan dampak yang positif bagi negara yang bersangkutan.
3. Di dalam pameran, para pengusaha akan berlomba-lomba memamerkan
hasil kreasinya yang terbaru kepada masyarakat luas karena masyarakat yang ingin mengetahui perkembangan produk terbaru suatu barang tidak
perlu mengeluarkan uang terlalu banyak. Dalam mengikuti suatu pameran memang membutuhkan biaya yang sangat mahal tetapi apabila pameran
tersebut diselenggarakan secara baik dan optimal,maka biaya pengeluaran tersebut akan menjadi efisien.
2.1.5. Tinjauan Bangunan
Exhibition and Convention Center
1. Jogja Expo Center
II-21
Gambar 2.6 Gedung Shanghai Exhibition Center Sumber: 2010shanghai.eu
Jogja Expo Center JEC, adalah sebuah bangunan terpadu dengan luas satu hektar yang dibangun oleh pemerintah Yogyakarta, dilengkapi
dengan prasarana modern untuk memfasilitasi kegiatan
MICE
hanya dalam satu wadah. Luas total JEC meliputi 14 Ha meliputi beberapa
bangunan untuk mendukung kegiatan
MICE
seperti Hotel, Mall, Restoran Internasional dan gudang untuk mendukung misi JEC sebagai
pusat perdagangan internasional dan bisnis layanan berikutnya. Kompleks JEC dekat dengan bandara 15 menit dan dapat dicapai
dengan mudah dari seluruh wilayah kota. Sejak pembukaan resmi oleh Presiden Indonesia, Megawati Soekarnoputri, tempat tersebut telah
digunakan untuk acara-acara nasional dan internasional. Berdasarkan data statistik, peristiwa-peristiwa produktif memperoleh pengunjung
harian 5000 sampai dengan 10000 orang. Para pengunjung tidak hanya dari Jogja tetapi juga dari provinsi lain di Indonesia dan bahkan dari
negara asing. Jogja Expo Center disiapkan dengan area parkir yang luas termasuk landasan helikopter dan 40 kaki kontainer-ruang untuk total dua
puluh truk.
2. Shanghai Exhibition Center
II-22 Shanghai Exhibition Center SEC menawarkan sebuah
konferensi dan pameran dalam skala besar, untuk kegiatan politik, ekonomi, ilmu pengetahuan teknologi dan budaya. Tempat ini
didirikan dengan persetujuan Pemerintah Kota Shanghai. Shanghai Exhibition Center SEC total luas lantai 80.000 m
2
, yang 22.000 m
2
digunakan untuk tujuan pameran. Bangunan ini dilengkapi dengan beberapa fasilitas modern, jaringan dan sistem penghawaan. Di sana
terdapat ruang konferensi, restoran, kedai kopi dan fasilitas parkir yang luas. SEC dibagi menjadi dua bangunan, bangunan utara dan selatan. Di
bagian utara terdapat,
Centra l Ha ll
, Aula Timur 1, Aula Barat 1 dan Aula Barat 2. Bagian Selatan membentuk area pameran. SEC adalah tempat
yang sempurna untuk acara konferensi dan pameran dalam skala besar di Shanghai.
2.2 ARSITEKTUR
HIGH-TECH
Arsitektur
high-tech
adalah sebuah gaya arsitektur yang muncul pada 1970-an, juga dikenal sebagai Modernisme Akhir atau Ekspresionisme Struktural.
menggabungkan elemen-elemen dari
high-tech
industri dan teknologi ke dalam desain bangunan.
Dalam bukunya “ Arsitektur Modern Akhir Abad XIX dan Abad XX” Yulianto Sumalyo menyebut arsitektur
high tech
sebagai arsitektur
techno- a rthistic
rancangan dengan teknologi pabrikasi lebih besar dan lebih maju dengan konstruksi utama metal atau logam. Arsitektur tidak lagi mengambil bentuk
scluptural abstrak seperti pada arsitektur monumental dari beton. Bahan-bahan
II-23 fabrikasi ditonjolkan baik pada ruang dalam maupun luar, sehingga bahan,
struktur, system dan sub system struktur, konstruksi dan dekorasi secara integral menampilkan bentuk arsitektur yang berkarakter khusus. Yang dapat dilihat
karena exposed dan menjadi bagian dari dekorasi, tidak saja elemen-elemen konstruksi tetapi juga semua elemen bangunan seperti tangga, koridor, mekanikal,
dll Menurut Colin Davies, dalam bukunya
High Tech Architecture
, pengertian
high-tech
dalam arsitektur berbeda dengan pengertian
high tech
dalam industri. Bila dalam industri pengertian
high-tech
diartikan sebagai teknologi canggih seperti elektronik, komputer, robot, silikon chips, mobil sport dan sejenisnya.
Sedangkan dalam arsitektur,
high-tech
diartikan sebagai suatu aliran arsitektur yang bermuara pada ide gerakan arsitektur modern yang membesar-besarkan
kesan struktur dan teknologi suatu bangunan. Karakteristik yang menjadi referensi arsitektur
high-tech
adalah bangunan yang terbuat dari material sintesis seperti logam, kaca, dan plastik.
Menurut Charles Jenks dalam buku
High Tech
Maniera, elemen servis dan struktur pada suatu bangunan
High-Tech
hampir selalu diperlihatkan di eksteriornya sebagai ornamen dan
sculpture
. Bangunan
High-Tech
juga diperlihatkan dengan menggunakan kaca buram maupun transparan, ducting yang
saling tumpang tindih, penggunaan warna pada tangga, eskalator dan lift dengan warna-warna cerah yang bertujuan membedakan fungsi masing-masing elemen
struktur dan servis. Arsitektur
High-Tech
merupakan suatu kejujuran yang menyatakan dengan jelas fungsi-fungsi elemen bangunannya, misalnya yang
mana tangga, lift, ducting dan lainnya
II-24
Gambar 2.7 Sainsbury Center, fasade bangunan menggunakan
material kaca Sumber: www.greatbuildings.com-Maret 2007
Charles Jenks menyebutkan ada 6 hal penting yang menjadi ciri dari arsitektur
hi-tech
, yaitu: a.
Inside-out
penampakan bagian luar-dalam Pada bangunan
hi-tech
, struktur, area servis dan utilitas dari suatu bangunan hampir selalu ditonjolkan pada eksteriornya baik dalam bentuk
ornament ataupun sculpture. b. Terdapat simbolisasi
hi-tech
Memberi suatu bentuk semacam sclupture yang menggambarkan konsep
hi-tech.
c.
Tra nspa ra nt ma ss
Karakter dari bangunan
hi-tech
dapat dilihat pada penggunaan yang lebih luas material kaca transparan dan tembus cahaya.
d.
Flat Bright Colouring
pewarnaan yang menyala dan merata
II-25
Gambar 2.8 TEN Arquitectos
Sumber: www.arcspace.com. April 2007
Gambar 2.9 Hongkong and Shanghai Bank
Sumber: www.greatbuildings.com.
Warna cerah yang digunakan dalam bangunan
hi-tech
memiliki makna asosiatif, di samping dari segi fungsionalnya untuk membedakan
jenis struktur dan utilitas bangunan. Warna kuning, merah, biru yang cerah merupakan warna dari mesin-mesin industri, mobil, kapal, traktor, dan
benda-benda teknologi masa sekarang. Warna-warna ini kemudian diasosiasikan sebagai suatu elemen yang membatasi masa sekarang dan
masa depan terhadap masa lalu.
e.
Steel structure a nd ca ble structure
Bangunan
hi-tech
banyak menggunakan material-material baja dan permainan struktur kabel.
II-26 f.
Inova tion planning
Penggunaan
hi-tech
merupakan harapan di masa yang akan datang, meliputi penggunaan material, warna dan penemuan-penemuan inovasi
baru lainnya. Jadi dapat disimpulkan
high-tech a rchitecture
memiliki karakter-karakter sebagai berikut : Berestetika mesin, Dominasi material logam ataupun material
penemuan baru, Penekanan pada ekspresi bangunan, bukan fungsi bangunan, dan penggunaan teknologi hampir diseluruh bagian bangunan.
High-tech a rchitecture
tidak akan lepas dari kesan futuristik, yang berkarakter : Konsep bangunan bervisi ke depan, estetika mesin yang
mencerminkan era industrialisasi, penggunanan bahan prefabrikasi dan bahan- bahan baru lainnya, dan bentuk yang tidak konvensional lagi.
2.3. Referensi Bangunan-bangunan
High-Tech
Berikut adalah beberapa contoh bangunan
High-Tech
karya arsitektur dunia yang dapat dijadikan referensi :
a.
Pompidou centre
Gambar 2.10 Pipa escaltor Pompidou
Sumber : www.greatbuildings.com
II-27
Gambar 2.11 Inside out Pompidou
Sumber : www.emporis.com
Pompidou Centre yang berada di jantung kota Paris, Perancis ini didesain oleh Rogers dan Piano dengan menggabungkan seni desain
teknik dan industri. Bangunan ini mempunyai empat fungsi utama yaitu sebagai museum seni modern , perpustakaan referensi, pusat
desain industri dan pusat penelitian musik, akustik dan audio visual. Pompidou Centre dapat dikatakan sebagai bangunan yang bergaya
Arsitektur Modern
High-Tech
karena bangunan tersebut dapat memenuhi 4 dari 6 kriteria bangunan
High-Tech
menurut versi Charles Jenks, yaitu :
1.
Inside Out
Rogers dan Piano mengekspose alat-alat pelayanan dari Pompidou Centre seperti lift, eskalator dan pipa -pipa saluran
utilitas yang juga berfungsi sebagai ornamen.
II-28
Gambar 2.13 Struktur baja Pompidou Sumber : www.emporis.com
Gambar 2.12 material kaca pompidou
Sumber : www.emporis.com
2. Menggunakan material kaca Hampir seluruh dinding bagian luar bangunan merupakan kaca,
sehingga bangunan ini sangat maksimal menerima
daylight
dan dapat mengekspos interiornya.
3. Menggunakan warna-warna cerah atau monokrom Bangunan transparan ini dihiasi warna-warna cerah dari pipa-
pipa yang berwarna putih dan kuning, dan tangga yang berwarna merah yang memberi kesan ceria pada bangunan.
4. Menggunakan struktur baja atau kabel baja pada struktur utama dan struktur atap.
II-29
b. Lloyds Building
Lloyds Building
dinobatkan sebagai bangunan
High-Tech
yang paling ideal oleh Charless Jencks karena bangunan ini memenuhi ke-6
kriteria
High-Tech
, yaitu : 1.
Inside Out
Rogers mengekspos area servis pada eksterior bangunan,lift,
escala tor
dan pipa saluran utilitas bangunannya dimanfaatkan sebagai ornamen bangunan.
Gambar 2.14 Lloyds Buildings Sumber : www.greatbuildings.com
Gambar 2.15 Inside out Lloyds
Sumber : www.jaknews.com
II-30 2. Terdapat Simbolisasi
High-Tech
Sebuah
tra velling cra ne
berwarna biru diletakkan pada puncak Lloyds buildings , sekilas memang tampak seperti layaknya
sclupture
yang hanya mempercantik suatu bangunan dan tidak berfungsi sama sekali , tetapi sebenarnya crane ini berfungsi
sebagai lift pembersih jendela.
3. Menggunakan material kaca Pada Llodys Building, Rogers menggunakan kaca bening
Saint-Gobain yang dapat memkasimalkan daylight ke dalam bangunan dan dapat mengekspos alat-alat pelayanan
4. Menggunakan struktur baja atau kabel baja sebagai struktur utama bangunan dan atap
Lloyds building menggunakan struktur baja sebagai struktur utama bangunan yang sengaja diekspos dengan warna abu-abu.
Gambar 2.16 Crane di puncak Lloyds
Sumber : www.greatbuildings.com
II-31 5. Menggunakan warna-warna cerah atau monokrom
6. Memasukkan satu hal yang inovatif pada konsep perancangan. Rogers menyatukan sistem lapisan kaca dengan kerai yang
diinovasikan untuk
mengontrol radiasi
matahari secara
komputerisasi.
c. 88 Wood Street
Desain Rogers untuk 88 Wood Street mirip dengan Llyods Building tetapi bagunan ini lebih berkesan ringan
a iry structure
.
Gambar 2.18 Airy structure pada
bangunan 88 Wood Street
Sumber www.greatbuildings.com
Gambar 2.17 Penggunaan struktur baja ekspos
Sumber : www.greatbuildings.com
II-32 Bangunan juga bisa dikatakan ideal karena telah memenuhi seluruh
kriteria sebagai bangunan
High-Tech
menurut Charless Jencks, yaitu : 1.
Inside Out
Rogers mengekspos lift, pipa-pipa utilitas dan eskalator sehingga alat-alat pelayanan ini juga berfungsi sebgai ornamen
bangunan.
2. Terdapat Simbolisasi
High-Tech
Pada bagian bawah bangunan terdapat cerobong berwarna merah dan biru yang berfungsi sebagai
sclupture
, dan saluran ventilasi. Cerobong biru digunakan sebagai ventilasi udara segar
dan cerobong merah berfungsi sebagai exhauser.
Gambar 2.19
ekspos pipa utilitas Sumber :
www.greatbuildings.com
Gambar 2.20 Cerobong ventilasi udara
sekaligus sebagai sculpture Sumber
:www.greatbuildings.com
II-33 3. Menggunakan material kaca
Sama seperti Lloyds Building, 88 Wood Street juga menggunkan kaca Saint Gobain sebagai salah satu elemen utama
bangunan yang juga berfungsi sebagai
da ylighting
pada bangunan.
4. Menggunakan warna-warna cerah atau warna Monokrom Tampak pada bagian bawah bangunan adanya perpaduan warna
merah , biru dan kuning pada cerobong ventilasi udara dan kolom- koolm struktur bangunan memberi kesan dinamis.
Gambar 2.21 material kaca sebagai salah satu elelmen utama pada bangunan
Sumber : www.greatbuildings.com
Gambar 2.22
Perpaduan warna cerah memberi kesan dinamis pada bangunan Sumber : www.greatbuildings.com
II-34 5. Menggunakan struktur baja dan kabel baja sebagai struktur utama
pada bangunan.
6. Memasukkan satu hal yang inovatif pada konsep perancangan, yaitu menyatukan sistem lapisan kaca dengan kerai di dalamnya
diatur secara komputerisasi untuk mengontrol radiasi sinar matahari yang masuk.
Gambar 2.23 Penggunan struktur baja dan kabel sebagai struktur utama pada
bangunan Sumber : www.greatbuildings.com
Gambar 2.24 Airy structure pada 88 Woodstreet dan kaca inter layer sebagai
inovasi baru sumber: www.greatbuildings.com
III-1
BAB III TINJAUAN KOTA PURWOKERTO
3.1 KONDISI FISIK DAN NON FISIK KOTA PURWOKERTO 3.1.1
Kondisi Fisik 3.1.1.1
Kedudukan Geografis
Kabupaten Banyumas merupakan salah satu bagian wilayah propinsi Jawa Tengah yang terletak diantara:
- 108 0 ‘ 17 ” - 109 0 27’15” Bujur Timur da n - 7 0 15 ‘05” – 7 0 37 ‘10” Lintang Selatan
Kabupaten Banyumas terdiri dari 27 kecamatan dan berbatasan dengan Wilayah beberapa Kabupaten yaitu:
Gambar 3.1 peta Kabupaten Banyumas Sumber: portalbanyumas.wordpress.com
III-2
Utara : Tegal dan Pemalang Timur : Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen
Selatan : Cilacap Barat : Cilacap dan Brebes
Jarak Kabupaten Banyumas dengan kota-kota disekitarnya sebagai berikut :
Ke Tegal = 114 Km Ke Pemalang = 144 Km
Ke Brebes = 127 Km Ke Purbalingga = 20 Km
Ke Banjarnegara = 65 Km Ke Kebumen = 85 Km
Ke Cilacap = 53 Km Ke Semarang = 211 Km
3.1.1.2 Kondisi Topogrfi
Wilayah Kabupaten Banyumas lebih dari 45 merupakan daerah dataran yang tersebar di bagian tengah dan selatan serta membujur dari barat ke timur.
Ketinggian wilayah di Kabupaten Banyumas sebagian besar berada pada kisaran 25-100 M dpl yaitu seluas 42.310,3Ha dan 100-500 M dpl yaitu seluas
40.385,3Ha. Berdasarkan kemiringan wilayah, Kabupaten Banyumas mempunyai kemiringan yang terbagi dalam 4 kategori yaitu:
1 -2
meliputi areal seluas 43.876,9Ha atau 33,05 yaitu wilayah bagian tengah dan selatan.
III-3
2 2
-15 meliputi areal seluas 21.294,3Ha atau 16,04 yaitu sekitar
Gunung Slamet. 3
15 -40
meliputi areal seluas 35.141,3Ha atau seluas 26,47 yaitu daerah lereng Gunung Slamet.
4 Lebih dari 45
meliputi areal seluas 32.446,3Ha atau seluas 24,44 yaitu daerah Gunung Slamet.
3.1.2 KONDISI NON FISIK
3.1.2.1 Kondisi Kependudukan
Penduduk Kabupaten Banyumas pada akhir 2003 tercatat sebesar 1.524.901 jiwa atau naik sebesar 15.534 jiwa. Dengan rata-rata laju pertumbuhan
penduduknya pertahun 2002-2003 sebesar 1,03, yang berarti mengalami percepatan pertumbuhan sebesar 0,28 dari kurun waktu sebelumnya 2001-
2002. Laju pertumbuhan terlihat cukup bervariasi, tertinggi ada pada Kecamatan Rawalo sebesar 8,78 dan yang terendah pada Kecamatan Banyumas yakni
sebesar 0,18. Rasio jenis kelaminnya pada akhir 2003 sebesar 99,66; yang berarti pada
setiap 100 penduduk perempuan terdapat sekitar 99 penduduk laki-laki. Jumlah rumah tangga pada akhir tahun 2003 sebesar 397.755 atau naik sebesar 8.810
rumah tangga 2,27 daari tahun sebelumnya. Rata-rata jiwa perumah tangga sekitar 4 jiwa. Dengan yang terendah pada Kecamatan Lumbir sekitar 3 jiwa dan
tertinggi pada Kecamatan Purwokerto Utara sekitar 5 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Banyumas pada akhir pada akhir tahun 2003
sebesar 1.327,59 km2, sehingga kepadatan penduduknya sebesar 1.149 jiwakm2.
III-4
Dengan kepadatan tertinggi ada di Kecamatan Purwokerto Timur sebesar 7.575 jiwakm2 dan yang terendah di Kecamatan Lumbir sebesar 442 jiwakm2.
3.2 POTENSI
KEGIATAN PAMERAN
DAN KONVENSI
DI PURWOKERTO
Investasi di
Kabupaten Banyumas
mempunyai prospek
yang menguntungkan karena faktor lokasi yang cukup strategis, lahan yang relatif
masih murah, layanan birokrasi yang cepat dan familiar, serta infrastruktur yang telah tersedia cukup lengkap. Selain itu, wilayah Banyumas dengan ibukota
Purwokerto, merupakan daerah berlatar sejarah lama dan kota tua yang sedang bangkit memasuki dunia baru, era global.
a. Sektor Pertambangan
Bidang usaha yang ditawarkan adalah industri klinker bahan semen portland. Sumber daya alam yang tersedia meliputi batu kapur
yang telah teruji kualitasnya dan memiliki deposit yang cukup besar yaitu mencapai 483.201.637,85 ton belum termasuk yang tereka. Untuk
memberikan kemudahan kepada investor, akan didukung rekomendasi fasilitas investasi serta insentif investasi daerah antara lain : pemberian
ijin usaha dalam satu paket ijin pertambangan, ijin industri, keringanan biaya ijin H.O., ijin lokasi dan IMB.
Guna mendukung kelancaran investasi, sudah tersedia infrastruktur yang memadai berupa jalan kabupaten yang telah beraspal. Selain itu,
terdapat juga beberapa unit usaha sejenisterkait yaitu industri pembakaran kapur tohor sebanyak 33 unit. Dengan demikian sangat
III-5
terbuka peluang partnership
Joint Venture
berupa kemitraan dengan pengusaha industri kapur tohor. Selain batu kapur, wilayah Kabupaten
Banyumas juga menyimpan potensi bahan galian lainnya.
b. Sektor Industri
Industri Bidang usaha yang paling berpeluang untuk investasi adalah pembangunan kawasan industri. Bidang usaha ini diberi prioritas
untuk mendapatkan intensif khusus karena Pemerintah Kabupaten Banyumas menyadari, pengembangan kawasan industri dapat menjadi
icon industrialisasi, mengingat karakteristik dunia usaha industri seperti cluster industri, dan konglomerasi
group
pelaku bisnis. Disamping itu, kawasan industri akan memberi daya saing komparatif berupa
penciptaan iklim industrialisasi baik regional maupun internasional. Suatu otoritas akan diberikan kepada investor yang akan
membangun Kawasan Industri
Industria l Esta te
atas area lahan tertentu sehingga tersedia lahan siap bangun. Arah karakteristik industri
yang berlokasi dalam kawasan ini adalah : industri hilir bukan industri dasar, tidak terkena wajib AMDAL, dan berskala besaran investasi
tidak termasuk tanah dan bangunan 2 milyar rupiah.
c. Sektor Perdagangan
Peluang investasi yang ditawarkan adalah pendirian pasar modernpusat perbelanjaan terkonsentrasi dengan banyak pilihan lokasi.
III-6
Di Kota Purwokerto, ibukota Kabupaten Banyumas sudah terdapat 1 buah pasar besar, 11 buah
superma rketdepa rtment store
.
d. Sektor Pertanian
Komoditas yang telah dikembangkan meliputi padi sawah, padi gogo, jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar, cabai, kacang tanah, dan
kacang panjang. Dalam dua tahun terakhir 2001 - 2002 produksi komoditi pertanian di Kabupaten Banyumas menunjukkan kenaikan
yang cukup signifikan.
e. Sektor Perkebunan
Bidang usaha yang terbuka untuk investasi adalah pembangunan industri plywoodveener dan industri minyak nilam dengan pola inti
plasma. Guna menarik minat investor, Pemerintah Kabupaten Banyumas akan memfasilitasi adanya kemitraan inti-plasma, serta
memberikan insentif berupa deregulasi perijinan. Selain
itu tersedia juga faktor pendukung yang dapat memperlancar kegiatan
investasi. Untuk pembangunan industri
plywoodveener
, tersedia faktor pendukung berupa produksi kayu albasia sebesar 350.000 m3tahun dan
60 unit industri kecil sawmill. Sedangkan untuk pembangunan industri minyak nilam dengan pola inti plasma, tersedia faktor pendukung
berupa kebun nilam seluas 1.500 Ha yang merupakan milik petani dan milik pemerintah yang siap dimanfaatkan, serta indutri penyulingan
atsiri tradisional sebanyak 22 unit. Bidang usaha yang terbuka untuk
III-7
investasi adalah pembangunan industri
plywoodveener
dan industri minyak nilam dengan pola inti plasma. Guna menarik minat investor,
Pemerintah Kabupaten Banyumas akan memfasilitasi adanya kemitraan inti-plasma, serta memberikan insentif berupa deregulasi perijinan.
Selain itu tersedia juga faktor pendukung yang dapat memperlancar kegiatan investasi. Untuk pembangunan industri plywoodveener,
tersedia faktor pendukung berupa produksi kayu albasia sebesar 350.000 m3tahun dan 60 unit industri kecil sawmill. Sedangkan untuk
pembangunan industri minyak nilam dengan pola inti plasma, tersedia faktor pendukung berupa kebun nilam seluas 1.500 Ha yang merupakan
milik petani dan milik pemerintah yang siap dimanfaatkan, serta indutri penyulingan atsiri tradisional sebanyak 22 unit.
f. Sektor Pariwisata
Peluang investasi yang ditawarkan adalah pengembangan kawasan wisata Curug Jeram Cipendok. Kabupaten Banyumas menawarkan
tanah milik pemerintah seluas 105 Ha dengan hak pengelolaan berjangka waktu atau pola kerjasama lain yang dapat dinegosiasikan.
Investor melaksanakan investasi berdasar konsep dasar
ma ster pla n
yang disepakati berupa pembagian kawasan yang diserahkan otoritanya menjadi area-area misalnya meliputi: area pedesaan tradisional, area
tanaman hias, area kebun sayur dan buah, area hutan wisata, area pesanggrahan villa dan hotel, area taman rekreasi dan kolam renang,
dan lain-lain.
III-8
Faktor Pendukung Pengembangan Pariwisata: a.
Baturaden 1
Spesifikasikarateristik obyek : Tempat peristirahatan panorama di lereng Gunung Slamet
pada ketinggian 1.000 m dpi. 2
Kegiatan wisatawan : a
Menikmati panorama alam berupa hutan, sawah, pedesaan, taman
b Melihat air terjun jeram, penyelam anak-anak pedesaan
dibawah jeram, mandi di kejernihan air sungai c
Cengkerama di taman rekreasi, kolam renang, menyusuri hutan wisata
d Mandi air panas alami untuk kesehatan
e Kemah dan hiking
f Belanja tanaman hias
g Konvensi
h Akomodasi:
i. Hotel berbintang : 2 bh
ii. Hotel melati : 81 bh
b. Taman Nirwana Manggala Cipendok
1 Spesifikasi karateristik obyek:
III-9
Tempat panorama hutan dan jeram pada ketinggian 1.000 M. 2
Kegiatan wisatawan : a
Menikmati panorama alam berupa hutan, sawah, pedesaan, b
Melihat air terjun jeram dan telaga c
Kemah dan hiking c.
Bendung Gerak Serayu Kalibacin 1
Spesifikasi karateristik obyek : Tempat panorama Bendung Gerak Serayu, mandi air mineral
untuk kesehatan. 2
Kegiatan wisatawan : a
Menikmati panorama alam berupa bukit, sawah, pedesaan, hutan
b Memancing
c Mandi air panas alami untuk kesehatan
3.2.1 Kegiatan Pameran dan Konvensi di Purwokerto
Ada kegiatan pameran yang bersifat tahunan yang diselenggarakan di Kabupatenn Banyumas, yaitu Banyumas Fair atau Banyumas Extravagansa dan
Pameran Pembangunan. Banyumas Fair merupakan acara yang diadakan pada bulan Maret-April dalam rangka memperingati hari jadi Kabupaten Banyumas.
Sedangkan Pameran Pembangunan biasanya diadakan pada bulan November. Pameran Pembangunan ini pesertanya merupakan instansi-instansi yang ada di
III-10
Gambar 3.2 Gedung Graha Widyatama
Sumber: Dokumen pribadi
Kabupaten Banyumas. Selain 2 acara tersebut, juga terdapat pameran-pameeran lain, seperti pameran komputer, pameran buku, pameran
clothing
distro, dll.
3.2.2 Fasilitas Pameran dan Konvensi di Purwokerto
a. Gedung serba guna Unsoed
Gedung serba guna Unsoed atau yang bernama Graha Widyatama merupakan bangunan serba guna milik Universitas Jenderal Soedirman.
Gedung ini terletak di jalan H.R. Bunyamin, dekat dengan kampus pusat Unsoed. Gedung ini digunakan oleh mahasiswa Unsoed untuk melakukan
kegiatan-kegiatannya, midalnya kegiatan seminar . baik seminar lokal maupun seminar nasional. Selain itu, gedung ini juga dapat disewakan
kepada masyaarakat, biasanya dipakai sebagai tempat resepsi pernikahan.
III-11
Gambar 3.3 GOR Satria Purwokerto Sumber: Dokumen pribadi
b. GOR Satria Purwokerto
GOR Satria merupakan komplek olahraga di Purwokerto. Di sini terdapat stadion sepak bola, gedung serba guna yang bisa
digunakan untuk bermain basket maupun bulutangkis. Di tempat ini biasanya diadakan acara Banyumas Fair, yaitu acara pameran
dalam rangka untuk memperingati hari jadi Kabupaten Banyumas. GOR Satri juga dapat menampung penyelenggaraan konser musik
yang diadakn di Kota Purwokerto.
c. Gedung Pascalis Hall
Bangunan ini merupakan salah satu bangunan serba guna yang ada di Purwokerto. Biasanya digunakan untuk acara resepsi
pernikahan serta pemeran. Baik itu pameran komputer, pameran buku maupun pameran clothing distro.gedung ini terletak di jalan
gereja. Berada di kompleks pendidikan. Di sekitarnya terdapat
III-12
memerapa sekolah, diantaranya SMP 2, SMP 3, SMA Bruderan, dan SMA N 5 Purwokerto.
IV-1
BAB IV BANGUNAN PAMERAN DAN KONVENSI
YANG DIRENCANAKAN
4.1 TUJUAN, SASARAN DAN MISI 4.1.1 Tujuan
Sebagai wadah untuk menampung kegiatan informasi, promosi dan pemasaran dalam bentuk konvensi dan pameran yang pada intinya mewadahi aktivitas pertemuanrapat serta
pameran dalam satu objek bangunan dalam rangka: 1.
Memberikan suatu fasilitas baru yang memungkinkan berlangsungnya suatu kegiatan konvensi-pameran yang lebih lengkap dan khusus, serta daya tampung
lebih besar di kota Purwokerto. 2.
Mengembangkan wisata
MICE
dalam lingkup lokal maupun nasional dengan lokasi di kota Purwokerto.
4.1.2 Sasaran
Memaksimalkan potensi konvensi dan pameran bagi pelaku bisnis di segala bidang melalui promosi, sekaligus mendorong perkembangan industri konvensi-pameran di wilayah
kota Purwokerto pada khususnya dan Kabupaten Banyumas pada umumnya.
4.1.3 Misi
Sebagai suatu sarana promosi serta pelayanan kepariwisataan dan bisnis dalam upaya mengangkat potensi kota Purwokerto melalui kegiatan konvensi dan pameran.
IV-2
4.2 STRUKTUR ORGANISASI PENGELOLAAN
4.2.1 Organisasi Pengelolaan
Dapat dilakukan oleh pihak swasta maupun pihak pemerintah sendiri. Sistem pengelolaaan Pusat Konvensi dan Pameran ini merupakan sistem pengelolaan
independentmandiri. Dalam pengelolaan dipimpin oleh seorang direktur dibantu sekretaris, yang membawahi Kepala Bagian Administrasi Umum, Operasional dan Perlengkapan, serta
masing-masing Kabag membawahi bidang khusus yaitu Humas, Personalia, Keuangan, Pemasaran, PameranPromosi serta Perlengkapan umum, Perlengkapan teknis, keamanan
beserta staffnya. Untuk lebih jelasnya digambarkan melalui bagan sistem organisasi pengelolaan di
bawah ini:
Pemerintah Yayasan
Kabag. Operasional Pimpinan
Kabag. Administrasi Umum
Kabag. Perlengkapan
Sekretaris
Humas Keuangan
Personalia Perlengkapan
umum Perlengkapan
Teknis Keamanan
Staff Staff
Staff Staff
Staff Staff
Pemasaran Pameran
Promosi Konvensi
Staff Staff
Staff
Skema 4.1 Skema
struktur organisasi pengelolaan
Sumber: Analisa pribadi
IV-3
Skema 4.2 Skema sistem pengelolaan
Sumber: Analisa pribadi
4.2.2 Sistem Pengelolaan
Sistem pengelolaan dapat dilakukan oleh pihak swasta maupun pihak pemerintah sendiri. Sistem pengelolaan
Exhibition a nd Convention Center
ini merupakan sistem pengelolaan independentmandiri. Dalam pengelolaan dipimpin oleh seorang Direktur
dibantu Sekretaris, kemudian dibantu oleh Kepala Bagian Administrasi Umum dan Personalia, serta Kabag. lainnya yaitu informasi, Promosi, Pemasaran, Pelayanan Jasa dan
fasilitas bangunan beserta staffnya. Untuk lebih jelasnya digambarkan melalui bagan sistem pengelolaan di bawah ini:
4.3 KARAKTER WADAH
Sebagai suatu wadah informasi, promosi, pemasaran serta memenuhi kebutuhan akan sarana pertemuan yang ideal, bangunan ini memuat juga fungsi komersial yang di dalamnya
Direktur dam Wakil
Kabag. Administrasi Umum Personalia
Sekretaris
Staff
Kabag Informasi Kabag. Promosi
dan Pemasaran Kabag. Pelayanan
Jasa Kabag. Fasilitas
Bangunan
Staff Staff
Staff Staff
IV-4
mempunyai tujuan
menarik minat
pengunjungkonsumen sebanyak-banyaknya,
memanfaatkan fasilitas pertemuan dan pameran, maka Pusat Konvensi dan Pameran di kota Purwokerto ini memiliki karakter sebagai berikut:
1. Formal-Komunikatif, dengan maksud bangunan ini nantinya memberikan kesan
formal sebagai wadah bisnis dan kemudahan akses informasi bagi pengunjung. 2.
Atraktif-Rekreatif, agar mampu menarik dan memberikan suasana yang nyaman, menghibur kepada para pengunjung, serta mempunyai konsep dasar sebagai bangunan
komersial. 3.
Fleksibel, dengan maksud bangunan ini nantinya memiliki ruang yang bersifat multifungsi mampu menampung kegiatan yang diadakan pada waktu bersamaan.
V-1 BAB V
ANALISA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
EXHIBITION AND CONVENTION CENTER
DI PURWOKERTO
5.1 ANALISA PERUANGAN
5.1.1 Analisa Dasar Peruangan dan Macam Kegiatan
5.1.1.1 Analisa Dasar Peruangan
a.
Fleksibilita s
dan pemanfaatan ruang Ruang pertemuan maupun eksebisi direncanakan memiliki liasan
dan kapasitas yang beragam, disesuaikan dengan kebutuhan yang akan diwadahi. Konsep peruangan ini cukup sederhana, akan tetapi
memiliki efisiensi yang baik pada pemanfaatan ruang-ruang yang ada sehingga lebih efektif dan multifungsi dengan memperhatikan
kepentingan dan kebutuhan penggunanya. Dengan kapasitas yang direncanakan mampu menampung maksimal 2000 pengunjung lebih,
dengan ruang pertemuan untuk menyelenggarakan acara pesta dengan skala besar,
workshop
pelatihan sebuah perusahaan, peluncuran produkfasilitas eksebisi, pameran dan berbagai acara lainnya.
Penyelesaian ruang nantinya dapat memberikan
fleksibilita s
pada ruang pertemuan,
lounge space
ruang santai, maupun
ca feta ria
yang ada. Konsep itu meliputi:
V-2 1
Konverta bilita s
Ruang Beberapa ruang yang ada direncanakan mampu mewadahi kegiatan,
dari ruang yang terbatas menjadi ruang yang besar dengan memanfaatkan dinding pembatas partisi dengan karakter movable
yang mudah dipasang dan dilepas.
2
Ver satibilitas
Ruang Pada suatu area secara
fleksibel
dapat digunakan untuk berbagai kegiatan yang yang berlainan, misalnya ruang pertemuan yang besar
dapat difungsikan juga untuk sebuah perjamuan
banquet
dan acara pameran.
5.1.1.2 Analisa Macam Kegiatan
Macam pendekatan yang terjadi dapat dibedakan menjadi 3 kelompok kegiatan berdasarkan sifat kegiatannya, yaitu
a. Kegiatan Utama
1 Konvesi
a PendaftaranRegistrasi
b PertemuanDiskusi
Gambar 5.1. Model Ruang Konvertabilitas Sumber: Analisa pribadi
Movable Partition
V-3 c
Presentasi
d Workshop
e Perjamuan dan
Coffee Brea k
f Jumpa Pers
2 Pameran
a Informasi dan Promosi
b Pameran dan
Tra de Fa ir
c Konsultan
d Negosiasi dan transaksi
b. Kegiatan Pendukung
1 Konvensi
a Kesekretariatan
b Kegiatan Pelayanan Jasa
c
Tra de Informa tion Cente
r d
Bongkar muat materi pameran e
Pekerjaan konstruksi stan f
Setting ruang eksebisi g
Hiburan c.
Kegiatan Pengelola 1
Kegiatan Pengelola Bangunan a
Administrasi Pengelolaaan bangunan b
Perawatan c
Pengamanan d
Penyimpanan
V-4 2
Kegiatan Service a
Pelayanan rumah tangga b
Pelayanan teknik c
Pelayanan logistik
5.1.2 Analisa Kegiatan dan Peruangan
5.1.2.1 Analisa Pendekatan Pola Kegiatan
Pola kegiatan yang dimaksud merupakan penggambaran secara umum dari aktivitas pelaku kegiatan, pola kegiatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam
sesuai dengan user atau pelaku baik itu peserta, penyelenggara, maupun pengunjung dari
Exhibition a nd Convention Center
, yaitu: a.
Pola Kegiatan Peserta Konvensi
Datang
Pulang Penitipan
Kendaraan Pengambilan
Kendaraan Penerimaan
Front desk Registrasi
Protokoler
Kegiatan Pameran Kegiatan
Kesekretariatan
PECC
Kegiatan Utama dan Pendukung
Konvensi
Skema 5.1 Pola Kegiatan Peserta Konvensi Sumber: Analisa pribadi
V-5 b.
Pola Kegiatan Penyelenggara KonvensiEksebisi
c. Pola Kegiatan Pengunjung Pameran
Datang
Pulang Penitipan
Kendaraan Pengambilan
Kendaraan Kegiatan
Kesekretariatan Komite
Kesekretariatan Sub Komite
Kegiatan Pendukung Pemantauan
Persiapan Konvensipameran
Istirahat
Skema 5.2 Pola Kegiatan Penyelenggara KonvensiEksebisi Sumber: Analisa Pribadi
Datang
Pulang Penitipan
Kendaraan Pengambilan
Kendaraan Informasi
Transaksi Konsultasi dan
Negosiasi Melihat Stand
Skema 5.3 Pola Kegiatan Pengunjung Pameran Sumber: Analisa pribadi
V-6 d.
Pola Kegiatan Peserta Pameran
e. Pola Kegiatan Pengelola
5.1.2.2 Analisa Pendekatan Kebutuhan Besaran Ruang
a. Dasar pertimbangan untuk menentukan kebutuhan ruang
1 Macam dan pola kegiatan
2 Tuntutan dan wadah kegiatan
Skema 5.5 Pola Kegiatan Pengelola Sumber: Analisa pribadi
Datan
Pulang Penitipan
Kendaraan Pengambilan
Kendaraan Absensi
Kegiatan Pengelolaan PECC
Istirahat dan Metabolisme
Kegiatan Utama
Kegiatan Pendukung
Datang
Pulang Penitipan
Kendaraan Pengambilan
Kendaraan Informasi
Skema 5.4 Pola Kegiatan Peserta Pameran Sumber: Analisa pribadi
V-7 3
Studi terhadap bangunan serupa baik di dalam maupun di luar negeri
b. Dasar pertimbangan untuk menentukan besaran ruang
1 Macam kegiatan
2 Kapasitas ruang yang ditentukan berdasarkan asumsi dan studi
pada bangunan serupa 3
Besaran
furniture
4
Flow
ruang gerak 5
Tata letak
layout
c. Dasar perhitungan
1 Studi literatur
Ernst Neufert, Architect Data 2
Perhitungan dari studi ruang, perhitungan yang ditentukan dari a
Besaran kapasitas b
Peralatan yang digunakan
c Flow
3 Perhitungan asumsi
a Studi kasus
Dengan berdasar hal tersebut, maka diperoleh tabel kebutuhan dan besaran ruang sebagai berikut:
Pertemuan sedang 200-800
peserta -
Gudang perlengkapan
- Hall
- Foyer
- R. Transit
- R. Persiapan
- R. Penerjemah
bahasa -
R. Jumpa pers -
R. Panitia -
Musholla -
Lavatory Pi= 1WC+1 bidet
10 R. Utamal
1,075 x 0,75 0,6 m
2
orang 1,6 m
2
orang 10 R. Utama
1,5 x 1,35
1,2 m
2
orang 1,2 m
2
orang 0,8 m
2
orang Pa= 1 WC+4 urinoir200 orang
10 WC x 2,6 m
2
= 26 m
2
10 WC x 2,0 m
2
= 20 m
2
10 x 2054
600 x 1,05 x 0,75= 472,5 m
2
0,6 x 600= 360 1,6 m
2
x 15 10 x 614,25
4 x 1,5 x 1,35
25 x 1,2 m
2
40 x 1,2 m
2
0,8 x 50 m
2
3WC x 2,6 m
2
= 7,8 m
2
30 50
Pertemuan Kecil 50-100 orang
- R. Kontrol
- Gudang
Perlengkapan
- Board Meeting
- Foyer
- R. Transit
- R. Panitia
- R. Jumpa pers
- R. Persiapan
- R. Kontrol
- Musholla
- Lavatory
Pi= 1 WC+1 bidet
10 R. Utama
1,075 x 0,75 0,6 m
2
orang 1,6 m
2
orang 1,2 m
2
orang 1,2 m
2
orang 10 R. Utama
0,8 m
2
orang Pa= 1WC +4 urinoir200 orang
12 urinoir x 1,4 m
2
= 16,8 m
2
3WC x 2,6 m
2
= 7,8 m
2
3 bidet x 2,0 m
2
= 6 m
2
asumsi 15 m
2
10 x 614,25
100 x 1,05 x 0,75= 79 m
2
0,6 m
2
x 100= 60 m
2
1,6 m
2
x 15 1,2 m
2
x 20 1,2 m
2
x 25 10 x 102,7 m
2
Asumsi 0,8 m
2
x 30 1WC x 2,6 m
2
= 2,6 m
2
30 50
Pertemuan Eksklusif
Perjamuan -
Gudang Perlengkapan
- VIP Room
- Foyer
- R. Transit
- Lavatory
- Banquet
- Foyer
Pi= 1WC+1 bidet200 orang
61,5 m
2
1,05 x 0,75 0,6 m
2
orang 1,6 m
2
orang Pa= 1WC+4 urinoir200 orang
Pi= 1WC+1 bidet200 orang
1,0 m
2
orang 0,6 m
2
orang 4urinoir x 1,4 m
2
= 15,6 m
2
1WC x 2,6 m
2
= 2,6 m
2
1bidet x 2,0 m
2
= 2,0 m
2
10 x 102,7
1,05 x 0,75 x 50= 39,5 m
2
0,6 x 50= 30 m
2
1,6 m
2
x 5= 8 m
2
1WC x 2,6 m
2
= 2,6 m
2
2urinoir x 1,4 m
2
= 2,8 m
2
1WC x 2,6 m
2
= 2,6 m
2
1bidet x 2,o m
2
= 2,0 m
2
1,0 m
2
x 1000 0,6 m
2
x 1000 30
50
2. Eksebisi
Pameran tidak
tetap -
Lounge Bar -
Gudang Perlengkapan
- R. Persiapan
- Lavatory
Exhibition Hall -
Pengunjung -
R. Pamer -
Sirkulasi -
R. Pamer masif -
Lobby Hall -
R. Informasi -
R. Sekretariat 1,7 m
2
orang 10 R. Utama
10 R. Utama Pa= 1WC+4 urinoir200 orang
Pi= 1WC+1 bidet200 orang
0,765 m
2
9 m
2
stand 5 m
2
stand 2 m
2
materi 5 R. Utama
4,5 m
2
4,5 m
2
orang 1,7 m
2
x 50 10 x 2000
10 x 2000 20WC x 2,6 m
2
= 52 m
2
40urinoir x 1,4 m
2
= 56 m
2
20WC x 2,6 m
2
=52 m
2
20bidet x 2,0 m
2
= 40 m
2
0,765 m
2
x 2000= 1530 m
2
9 m
2
x 400= 3600 m
2
5 m
2
x 400= 2000 m
2
2 m
2
x 200= 400 m
2
5 x 7130 m
2
3 x 4,5 m
2
4,5 m
2
x 15 50
Pameran tetap
Pameran dengan kasus khusus
- R. Persiapan
- Lavatory
- Gudang
Perlengkapan
Show room -
Stand I -
Stand II -
R. Informasi
Outdoor exhibition space
10 R. Utama Pa= 1WC+4 urinoir200 orang
Pi= 1WC+1 bidet200 orang
10 R. Utama
30 m
2
stand 40 m
2
stand 4,5 m
2
stand 10 x 7130
5WC x 2,6 m
2
= 13 m
2
20urinoir x 1,4 m
2
= 28 m
2
5WC x 2,6 m
2
= 13 m
2
5bidet x 2,0 m
2
= 10 m
2
10 x 7130 m
2
30 m
2
x 20= 600 m
2
30 m
2
x 25= 750 m
2
4,5 m
2
x 3
Asumsi
Pengelola Kegiatan
Pengelolaan Bangunan
Negosiasi dan
transaksi
Koordinasi Pengelolaan
Pengelolaan Administrasi
Pengelolaan MEE Bangunan
- R. Negosiasi
- R. Transaksi
- R.
General Manager
- R. Sekretaris
- R. Tamu
- R. Rapat staff
- R. Arsip
- R.
Kepala Departemen
- R. Staff
- R.
Kepala Departemen
2,7 m
2
orang 4,5 m
2
orang
3 m
2
orang 10,8 m
2
x 40 4,5 m
2
x 30
Asumsi
Asumsi Asumsi
3 m
2
x 10= 30 m
2
Asumsi
Asumsi
4 m
2
x 10= 40 m
2
Asumsi 20
30
Kegiatan Service
Parkir
Pelayanan Logistik
- R. Staff
- R. Trafo+Panel
listrik -
R. Genset -
R. AC AHU
Parkir umum dan karyawan
- Mobil
- Bus
- Motor
- Dapur utama
- Gudang logistik
4 m
2
orang
15 m
2
21 m
2
1,6 m
2
50 m
2
1000 konsumsi per hari 60 m
2
1000 konsumsi per hari 4 m
2
x 10= 40 Asumsi
Asumsi Asumsi
15 m
2
x 300 21 m
2
x 28 1,6 m
2
x 440
Asumsi 5 x 1600 luas ruang perjamuan
50 m
2
1000 x 1000 60 m
2
1000 x 2000 30
Kegiatan Penunjang
Pelayanan Teknik
Ganti pakaian
- Kelengkapan
PECC -
Rest Room -
Internet Room -
Lavatory
- Gudang
peralatan dan perlengkapan
- R. Ganti loker
- Restocafe
- Klinik
Pa= 1WC+4 urinoir200 orang
Pi= 1WC+1 bidet200 orang
1,62 m
2
orang
1,2 m
2
orang 1WC x 2,6 m
2
= 2,6 m
2
4urinoir x 1,4 m
2
= 5,6 m
2
1WC x 2,6 m
2
= 2,6 m
2
1bidet x 2,0 m
2
= 2,0 m
2
Asumsi
1,62 m
2
x 20
1,2 m
2
x 240 Asumsi
Asumsi Asumsi
Jumlah Luas Lantai Total= 32.534 m
2
JUMLAH
Tabel 5.1 Tabel Besaran Ruang Sumber: Analisa Pribadi
V-18 5.1.2.3
Analisa Pendekatan Diagram dan Hubungan Ruang
a. Dasar Perimbangan
Dalam menentukan diagram dan pola hubungan ruang perlu dipertimbangkan hal- hal sebagai berikut:
1 Pelaku kegiatan
2 Macam kelompok kegiatan
3 Karakter masing-masing kegiatan
b. Proses analisa
1 Kelompok Kegiatan Makro
Keterangan:
O : Hubungan erat O : Hubungan tidak erat
: Tidak ada hubungan 1.
Kegiatan Konvensi 2.
Kegiatan perjamuan 3.
Kegiatan eksebisi 4.
Kegiatan pendukung 5.
Kegiatan pengelola 6.
Kegiatan penunjang
Gambar 5.2 Diagram hubungan ruang kegiatan makro Sumber: Analisa Pribadi
V-19 2
Kelompok Kegiatan Mikro a
Kegiatan Konvensi
b Kegiatan Perjamuan
Zona Penunjang 1.
Entrance hall 2.
Fromt desk 3.
Lounge Zona Konvensi
4. Ruang pertemuan
5. Foyer
6. Ruang transit
7. Ruang panitia
8. Ruang penterjemah bahasa
9. Ruang multimedia
10. Ruang persiapan
11. Musholla
12. Ruang kontrol
13. Gudang perlengkapan
14. Lavatory
Zona Banquet 1.
Banquet Room 2.
Stagepanggung 3.
Foyer Zona Penunjang
4. Lounge bar
5. Gudang perlengkapan
6. Ruang persiapan
7. Lavatory
Gambar 5.4 Diagram hubungan ruang kegiatan perjamuan Sumber: Analisa Pribadi
Gambar 5.3 Diagram hubungan ruang kegiatan konvensi Sumber: Analisa Pribadi
V-20 c
Kegiatan Eksebisi Pameran Temporer
3 Kelompok Ruang Mikro
5.2 ANALISA LOKASI DAN SITE
Di Jawa Tengah, Kabupaten Banyumas merupakan salah satu kabupaten yang memiliki potensi besar di berbagai bidang. Seperti di bidang pertanian dan pariwisatanya.
Seperti yang telah dijelaskan pada latar belakang, dalam era
globa lisa si
suatu daerah harus 1.
Lobby Hall 2.
Exhibition Hall 3.
Ruang Informasi 4.
Ruang Sekretariat 5.
Ruang Persiapan 6.
Toilet 7.
Musholla 8.
Lavatory 9.
Gudang Perlengkapan
1. Lobby Hall
2. Show Room
3. Ruang Informasi
4. Toilet dan Lavatory
5. Musholla
6. Gudang Perlengkapan
Gambar 5.5 Diagram hubungan ruang kegiatan pameran Sumber: Analisa Pribadi
Gambar 5.6 Diagram hubungan ruang mikro Sumber: Analisa Pribadi
V-21 dapat bersaing untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Salah satunya adalah dengan
mengadakan kegiatan
MICE
.
5.2.1 Analisa Penentuan Lokasi dan Site
Tujuan: Mendapatkan lokasi dan site yang berpotensi untuk dibangun pusat kegiatan pameran dan konvensi.
Dasar Pertimbanganan Penentuan Lokasi: a.
Lokasi site tidak terlalu jauh dari pusat kota Purwokerto. b.
Memiliki sarana jalan yang memadai untuk kelancaran transportasi. c.
Memiliki aksesibilitas yang mudah. Dasar Pertimbangan Penentuan Site:
a. Kondisi luas site mencukupi.
b. Kemudahan akses ke jalan utama.
c. Potensi lingkungan.
d. Berupa lahan kosong atau bangunan non konservasi.
Proses: a.
Penentuan Lokasi: Berdasarkan pada dasar pertimbangan di atas, didapatkan lokasi site yang
memenuhi kriteria, yaitu kawasan Jalan Suparno dan Jalan S. Parman, Purwokerto Jawa Tengah.
V-22 Keterangan:
1 Lokasi site berada di Jalan Suparno dan Jalan S. Parman, Purwokerto.
2 Lokasi site terletak pada daerah strategis.
3 Lokasi site memiliki sarana dan prasarana utilitas yang memadai.
4 Lokasi site mempunyai sarana dan prasarana transportasi yang memadai.
b. Penentuan Site:
Setelah mendapatkan lokasi yang memenuhi kriteria dan mempertimbangkan pada dasar pertimbangan , ditemukan dua alternatif site yang berpotensi.
1 Alternatif 1 merupakan lahan persawahan dan pertanian.
Terletak di pinggir Jalan Suparno, berupa lahan pertanian padi dan jagung. Site ini berada dekat Universitas Jenderal Soedirman.
Alternatif 1
Alternatif 2
Gambar 5.7 lokasi alternatif site Sumber: Dokumen Pribadi
V-23 2
Alternatif 2 merupakan lahan persawahan dan bangunan toko. Terletak di pinggir Jalan S. Parman, Purwokerto. Site berada di sisi
sebelah barat jalan yang merupakan lahan persawahan dan bangunan toko.
Gambar 5.8 lokasi alternatif site 1 Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 5.9 lokasi alternatif site 2 Sumber: Dokumen Pribadi
V-24 Dari kedua alternatif site tersebut, dilakukan penilaian terhadap masing-masing
site: No.
Kriteria Alternatif 1
Alternatif 2
1. Potensi lingkungan
3 3
2.
Akses ke site dan jalan 2
3
3. Kondisi dan luasan
3 3
Produk: 1
Site terpilih
Eksisting site: a
Site berada di Jalan S. Parman, Purwokerto. Site berbentuk trapesium.
Tabel 5.2 Penilaian alternatif site Sumber: Analisa pribadi
Gambar 5.10 lokasi site terpilih Sumber: Analisa pribadi
Jalan utama lebar ±18m
V-25 b
Terletak ±100meter dari perempatan. c
Lingkungan berupa kawasan perdagangan, bisnis, hiburan dan pemukiman. d
Lokasi strategis, memiliki sarana prasarana jalan yang mudah dijangkau baik dengan kendaraan pribadi maupun umum.
e Memiliki aksesibilitas mudah dan utilitas yang memadahi.
Batas site: a
Utara : Pertokoan
b Timur
: Jalan S. Parman c
Selatan : Pertokoan dan perkantoran
d Barat
: Persawahan Peraturan bangunan:
a
Building Covera ge
BC maksimal 60 b
GSB ½ lebar jalan, yakni 9meter pada sisi timur.
5.2.2 Analisa Pencapaian Site
Tujuan: mendapatkan pencapaian site yang baik sesuai dengan fungsi bangunan. Dasar pertimbangan pencapaian site:
a.
Main Entra ce
ME 1
Mudah dikenali pengunjung. 2
Mudah dicapai dari jalur kendaraan umum atau jalan utama. 3
Arah kedatangan pengunjung dari jalan utama kawasan. 4
Kelancaran lalu lintas tanpa adanya gangguan dengan kegiatan sirkulasi dari dan menuju site.