Cakupan: Penduduk Miskin Data Kemiskinan Mikro
12 sejumlah risiko dasar dan kebutuhan dasar. Dunia internasional mengakui bahwa
perlindungan sosial adalah hak dasar manusia yang tercantum dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia yang disepakati oleh Majelis Umum PBB tahun 1948. Dalam Deklarasi
disebutkan “setiap orang mempunyai hak atas standar hidup yang layak untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya”. ILO kemudian mereformulasi pernyataan
misinya yang mencakup pekerjaan untuk “mengamankan pekerjaan yang layak untuk wanita dan anak-anak di mana pun” merupakan penegasan yang mencerminkan
komitmen dari Deklarasi untuk memperluas perlindungan sosial untuk semua.
· Makalah Strategi Perlindungan Sosial dari Bank Dunia bergerak di luar perlindungan sosial “tradisonal” dalam mendefinisikan sebuah kerangka kerja “manajemen risiko
sosial”, dengan menambahkan stabilitas makro ekonomi dan pembangunan pasar keuangan khas program perlindungan sosial. Manajemen risiko sosial terdiri dari
intervensi publik “untuk membantu individu, rumah tangga, dan komunitas dalam mengelola risiko-risiko pendapatan” Holzmann dan Jorgensen dalam Barrientos, 2010.
Penekanan pada risiko mengasumsikan bahwa kerentanan terhadap risiko merupakan kendala yang signifikan pada pembangunan ekonomi dan pembangunan manusia, dan
upaya untuk mengurangi kemungkinan risiko atau memperbaiki pengaruhnya pada standar hidup adalah sangat penting untuk pertumbuhan dan pembangunan.
· PBB mendefenisikan perlindungan sosial sebagai “sekumpulan kebijakan publik dan swasta dan program yang diambil oleh masyarakat dalam merespon berbagai kejadian
untuk mengimbangi ketiadaan dan pengurangan pendapatan; untuk memberikan bantuan kepada keluarga yang memiliki anak serta memberikan masyarakat kesehatan dan
perumahan dasar. Hal ini didukung oleh “nilai-nilai mendasar tentang tingkat yang dapat diterima dan keamanan akses ke pendapatan, mata pencaharian, pekerjaan, pelayanan
kesehatan, dan pelayanan pendidikan, gizi, dan tempat tinggal”. Pendekatan ini memperluas peran perlindungan sosial untuk menjamin kebutuhan dasar sebagai
prasyarat untuk pembangunan ekonomi dan manusia.
Barrientos 2010 menyatakan bahwa dalam ILO perlindungan sosial dikaitkan dengan berbagai lembaga masyarakat, norma, dan program-program yang bertujuan untuk melindungi
para pekerja dan rumah tangga mereka dari suatu kejadian yang mengancam standar hidup dasar. Kemudian tahun 1990-an, perlindungan sosial mengalami transformasi penting,
khususnya dalam konteks negara-negara sedang berkembang. Perlindungan sosial di negara berkembang semakin meningkat untuk menjelaskan kerangka kerja kebijakan untuk mengatasi
kemiskinan dan kerawanaan dalam menghadapi krisis ekonomi, penyesuaian struktur, dan globalisasi. Berdasarkan hal tersebut, perlindungan sosial dapat didefinisikan sebagai tindakan
publik yang diambil dalam merespon tingkat kerentanan, risiko, dan kekurangan yang dianggap tidak dapat diterima secara sosial dalam pemerintahan atau masyarakat tertentu Conway et al.,
2000.
Sebagai kerangka kerja kebijakan untuk mengatasi kemiskinan dan kerentanan di negara berkembang, perlindungan sosial merupakan komponen kunci dari kebijakan
pembangunan. Peran pembangunan yang lebih luas dari perlindungan sosial di negara berkembang mencakup 3 fungsi, yaitu Barrientos, 2010:
1 Membantu melindungi tingkat dasar dari konsumsi diantara masyarakat miskin dan masyarakat yang terancam jatuh ke dalam kemiskinan,
2 Memfasilitasi investasi manusia dan aset produktif lainnya yang dapat memberikan jalan keluar dari kemiskinan yang menetap persistent dan kemiskinan antar generasi,