Permasalahan Tujuan Penelitian Hipotesis Manfaat Penelitian Terung Belanda

DNA berakibat pada perubahan pada kromosom dan sintesis protein terganggu. Supriharti et al . 2007 menyatakan penyusunan kromosom dilakukan berdasarkan ukuran dan tipebentuknya disebut kariotipe. Ginting 2010 menyatakan peningkatan energi lampu UV sampai 60 watt seiring dengan peningkatan waktu penyinaran sampai 4 jam menyebabkan penurunan tinggi tanaman. Elimasni 2010 Laporan Penelitian menyatakan secara in vitro telah dilakukan penelitian pengaruh UV terhadap aktivitas peroksidase dan polifenol oksidase menggunakan daya UV 10, 20, 30 watt dan lama penyinaran UV 30, 60, 90 detik. Aktivitas enzim PO tertinggi terdapat pada perlakuan U1T3 dan U2T2. Sedangkan aktivitas enzim PPO tertinggi terdapat pada perlakuan U2T3. Agrios 2005 dan Purnama 2009 menyatakan induksi mutasi dan patogen pada tanaman dapat meningkatkan aktivitas peroksidase dan polifenol oksidase. Enzim ini berperan dalam ketahanan pada tanaman. Pada tanaman yang tahan terjadi peningkatan aktivitas peroksidase dan polifenol oksidase. Oleh karena itu, perlu dilakukan induksi UV untuk mengetahui aktivitas peroksidase dan polifenol oksidase terung belanda yang tahan terhadap Colletotrichum sp.

1.2 Permasalahan

Terung belanda mempunyai banyak manfaat karena kandungan nutrisinya yang tinggi, namun perhatian terhadap kualitas dan kuantitasnya masih kurang. Sampai saat ini sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas terung belanda misalnya dengan menggunakan kolkisin dan UV namun belum didapat mutan yang tahan terhadap Colletotrichum sp. Oleh karena itu, peneliti mencoba dengan menginduksi biji terung belanda dengan UV untuk mendapatkan mutan yang tahan terhadap penyakit tersebut. Universitas Sumatera Utara

1.3 Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui kariotipe dan pertumbuhan terung belanda Solanum betaceum Cav setelah diinduksi UV. b. Untuk mengetahui aktivitas enzim PO dan PPO terung belanda Solanum betaceum Cav mutan yang tahan terhadap Colletotrichum sp.

1.4 Hipotesis

a. Perbedaan daya dan lama penyinaran lampu UV berpengaruh terhadap kariotipe dan pertumbuhan terung belanda. b. Inokulasi filtrat Colletotrichum sp. berpengaruh terhadap intensitas serangan, aktivitas enzim PO dan PPO.

1.5 Manfaat Penelitian

a. Dengan penelitian ini diharapkan memperoleh terung belanda yang mempunyai kualitas dan kuantitas yang lebih baik. b. Sebagai informasi awal untuk pengembangan penelitian selanjutnya. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Terung Belanda

Solanum betaceum Cav Buah Tamarillo atau terung belanda sangat popular di New Zealand. Tanaman ini berasal dari Peru dan masuk ke Indonesia dikembangkan antara lain di Bali, Jawa Barat, dan Tanah Karo Sumatera Utara Kumalaningsih Suprayogi, 2006. Menurut Tjitrosoepomo 2003, klasifikasi terung belanda sebagai berikut: Kingdom : Plantae Division : Spermatophyta Sub Divisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Solanales Famili : Solanaceae Genus : Solanum Spesies : Solanum betaceum Cav Terung belanda dapat bertahan hidup pada ketinggian 1000-2000 m dpl, jika suhu bulanan rata-ratanya tetap diatas 10 o C. Di dataran rendah, terung belanda tidak mampu berbunga, sedangkan udara sejuk malam dapat mendorong pembungaan. Tanaman ini berbuah matang pada suhu dingin di daerah subtropik, dan jika ditanam di daerah tropik buah matang sesudah terjadi udara dingin. Buah berasa lebih manis pada musim kemarau yang panas dibandingkan pada musim dingin di dataran tinggi. Terung belanda tumbuh baik di tanah yang baik drainasenya dengan bahan organik dan kelembaban sedang, tetapi tidak tahan terhadap genangan walaupun hanya untuk 1-2 hari. Tanaman ini berakar dangkal sehingga mudah roboh. Cabang mudah patah jika berbuah lebat Sinaga, 2009. Universitas Sumatera Utara Terung belanda berupa perdu yang rapuh, tingginya 2-3 m, pangkal batangnya pendek, percabangannya lebat. Daunnya bulat, berselang-seling, berbulu, bunga muncul dalam rangkaian kecil dari ketiak daun, berwarna merah jambu hingga biru muda, berbau harum. Buahnya berbentuk buah buni bulat lonjong dengan meruncing ke ujung. Daging buahnya mengandung sari buah, agak asam, berwarna kuning kehitaman. Bijinya pipih dan tipis Tubagus, 2007.

2.2 Kromosom Terung Belanda