Peroksidase PO Polifenol Oksidase PPO

lingkungan. Jika lingkungan berubah, isozim paling aktif melaksanakan fungsinya dan membantu organisme bertahan hidup. Disamping itu, satu isozim sering terdapat pada satu jaringan atau organ dan yang lain pada jaringan atau organ yang berbeda dengan fungsi berbeda. Isozim yang berbeda kadang dijumpai pada sel yang sama. Setiap isozim terpajan pada lingkungan kimia yang berbeda di dalam sel, dan masing-masing berperan dalam urutan reaksi lintasan metabolik yang berlainan. Jadi, didalam tiap organel, sel atau jaringan setiap organisme, keberadaan lebih dari satu isozim berguna untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan Salisbury Ross, 1995. Penggunaan penanda isozim seperti PO dan PPO mempunyai kelebihan karena diatur oleh gen tunggal dan bersifat kodominan dalam pewarisan, bersegregasi secara normal menurut nisbah Mendel, kolinier dengan gen dan merupakan produk gen. Penanda ini bersifat stabil karena tidak dipengaruhi oleh faktor lingkungan, lebih cepat dan akurat karena tidak menunggu tanaman sampai bereproduksi Cahyarini et al ., 2004.

2.4.1 Peroksidase PO

Peroksidase termasuk anggota enzim oksidoreduktase. Enzim peroksidase mudah dideteksi karena aktivitasnya yang tinggi dan dapat menggunakan sejumlah substrak sebagai donor hidrogen. Peroksidase pada tanaman merupakan isoenzim yang berperan dalam pertumbuhan, diferensiasi dan pertahanan Cahyarini et al ., 2004. Menurut Gaspar 1984 dalam Yanti 2011, peroksidase terdapat di vakuola atau ruang interseluler dan dinding sel dengan berat molekulnya 40 kDa. Peroksidase berfungsi mengoksidasi fenol dan meningkatkan laju polimerisasi senyawa-senyawa seperti lignin yang terdeposit dalam dinding sel dan papila serta mengganggu pertumbuhan dan perkembangan patogen Agrios, 1996. Aktivitas enzim ini akan meningkat apabila ada cekaman kekeringan, Universitas Sumatera Utara patogen dan induksi mutagen. Tanaman tahan penyakit memiliki aktivitas enzim peroksidase yang tinggi. Menurut Gaston dan Davies 1970, mekanisme tanaman mengahadapi cekaman karena serangan patogen adalah dengan pembentukan dinding sel baru yang tidak tembus air dan pembentukan fitoaleksin melalui aktivitas peroksidase.

2.4.2 Polifenol Oksidase PPO

Enzim polifenol oksidase PPO adalah enzim oksidoreduktase yang mengandung tembaga Cu yang berperan dalam proses melanisasi pada hewan dan pencoklatan pada tanaman. Enzim PPO tersebar luas di alam, mempunyai berat molekul 128 kDa dalam keadaan murni, tidak berwarna, dan stabil pada pH netral. Konsentrasi enzim yang tinggi ditemukan pada umbi kentang, apel, pisang, alpukat, daun teh, biji kopi dan daun tembakau. Selain pada tanaman, enzim PPO juga ditemukan pada bakteri dan mamalia. Enzim polifenol oksidase atau PPO dalam tanaman berperan terhadap sistem ketahanan dan penyembuhan jaringan yang terluka. Peningkatan aktivitas PPO dalam jaringan tanaman terserang penyakit sejalan dengan bertambah luasnya serangan, makin parah serangan maka jumlah sel yang terangsang menghasilkan PPO akan semakin banyak Julhasratman, 2012. Banyak penyakit berkaitan dengan pengaruh enzim seperti kekurangan jumlah dan aktivitas PO dan PPO. Hal ini disebabkan karena kelainan genetik, kekurangan gizi atau toksin. Biosintesis enzim merupakan suatu proses kompleks yang melibatkan proses di inti sel dan sitoplasma. Adanya gangguan pada biosintesis tersebut mengakibatkan perubahan efektifitas dalam pembentukan enzim yang berdampak pada jumlah enzim Santoso, 2010. Enzim PO dan PPO berperan dalam mengkatalisis berbagai proses oksidatif pada reaksi perubahan warna, cita rasa, dan pembentukan senyawa toksin sebagai reaksi atas serangan patogen atau luka pada jaringan tanaman Gardjito et al ., 2006. Universitas Sumatera Utara Beberapa senyawa fenolik fenol dan hasil oksidasi enzimnya quinon menghasilkan ketahanan terhadap penyakit melalui reaksi penghambatan terhadap enzim pektinolitik dan enzim patogen lain, tetapi bukan terhadap patogen itu sendiri. Pada beberapa penyakit pada jaringan yang lebih tahan, kandungan fenolnya lebih tinggi dan fenol tersebut tidak menghambat pertumbuhan patogen. Fenol tersebut menghambat enzim pektinolitik dan memberi peranan dalam ketahanan terhadap patogen Agrios, 1996.

2.5 Jamur