Jenis dan Sumber Data Tehnik Pengumpulan Data

56

3.5. Jenis dan Sumber Data

Data yang akan dipakai sebagai bahan analisis dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang langsung diperoleh di lapanganlangsung dari sumbernya. Data ini diperoleh dengan melalui observasi, wawancara, dan membagikan kuesioner, antara lain: - Observasi, pada Agrowisata Perkebunan Teh Pagilaran, Batang, Agrowisata Perkebunan Kopi, Banaran, Kabupaten Semarang, Perkebunan Teh Pangalengan, Kabupaten Bandung, dan All abaout strawberry, Kabupaten Bandung. - Observasi dan wawancara, pada agrowisata milik petani di Ciwidey, Kabupaten Bandung, Nursery Bumi Serpong, Kabupaten Tangerang Damai dan Saung Mirwan, Kabupaten Bogor, Ekowisata Air, Tlatar, Boyolali, Yayasan Sanur, Denpasar, Kusuma Agrowisata, Batu, Malang, dan Jatim Park, Batu, Malang. - Wawancara dengan key informan, beberapa tokoh masyarakat, ketua kelompok tani, pakar tanaman, pejabat pemerintah daftar nama terlampir pada lampiran. - Kuesioner, dibagikan kepada masyarakat, khususnya masyarakat pada lokasi Desa Wisata Tingkir. 57

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan berupa literatur, sumber tertulis atau dokumen yang memiliki relevansi dengan penelitian ini. Data sekunder buku-buku diperoleh dari perpustakaan PDII-LIPI Jakarta, Dinas Pariwisata Jawa Tengah, Dinas Pariwisata, Seni, Budaya dan Olah Raga, Kota Salatiga, Dinas Pertanian Kota Salatiga, Kelurahan Kota Salatiga, dan instansi lainnya yang terkait dengan penelitian ini. Untuk mengetahui potensi ekologi dan potensi sosial budaya masyarakat setempat diperoleh dari data sekunder, seperti monografi kelurahan, kecamatan setempat.

3.6. Tehnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan, sebaliknya data yang didapat dari suatu lembaga yang dengan tujuan tertentu menggali data tersebut sebelumnya, akan menjadi data sekunder. Teknik pengumpulan data yang dilaksanakan, antara lain: a. Observasi pengamatan Yaitu mengumpulkan data dengan mengadakan pengamatan langsung ke obyek atau lokasi penelitian untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti. Peneliti dalam melakukan observasi berperan sebagai marginal partisipan yaitu ikut hidup dalam kelompok, identitas peneliti diketahui kelompok yang diteliti dan menyusup ke dalam situasi kehidupan masyarakat Hadi, 1997. Dalam penelitian ini penulis melakukan 58 pengamatan di sekitar obyek bersama-sama dengan anggota Kelompok Tani Joko Tingkir, dipandu langsung oleh ketua kelompoknya. b. Wawancara Wawancara merupakan proses interaksi dan komunikasi antara pengumpul data dan responden. Sehingga wawancara dapat diartikan sebagai cara mengumpulkan data dengan bertanya langsung kepada responden, dan jawaban-jawaban dicatat atau direkam dengan alat perekam Kusmaryadi dan Sugiarto, 2000. Adapun teknik wawancara yang digunakan adalah: 1. Key informan, yaitu mewawancarai informan kunci yang dipergunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini telah dilakukan wawancara terhadap 6 orang, terdiri dari 1 orang tokoh masyarakat setempat, 1 ketua kelompok tani, 1 orang perangkat kelurahan, 1 orang swasta biro perjalanan, dan 2 orang pejabat pemerintah. 2. Depth interview, yaitu melakukan wawancara secara mendalam kepada responden. Dalam penelitian ini berkembang kepada beberapa orang responden terdiri dari: 1 orang dari Kusuma Agrowisata, Batu, Malang, 1 orang kelompok tani dari Batu Malang, 1 orang dari Nursery BSD, 1 orang dari Dinas Pariwisata, Seni, Budaya dan Olah Raga, 1 orang dari Dinas Pertanian, 1 orang dari BAPEDA, 1 orang dari kursus pertanian, dan beberapa ketua kelompok tani. Dalam penelitian ini bentuk wawancara yang digunakan adalah wawancara yang tidak berstruktur, yang ditujukan kepada beberapa stakeholders sumber 59 informasi, yaitu Kepala Kelurahan Tingkir Lor, tokoh masyarakat Tingkir Lor, Ketua-ketua Kelompok Tani, pejabat pada Dinas Pariwisata, Seni, Budaya dan Olah Raga, Dinas Pertanian, Badan Perencana Daerah BAPEDA Kota Salatiga, Wakil Walikota Salatiga, dan beberapa masyarakat. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mengetahui potensi kepariwisataan yang ada di Desa Wisata Tingkir, pendapat dan prospek pengembangan agrowisata berwawasan lingkungan dari beberapa tokoh setempat dan pihak- pihak yang berkompeten, serta mencari informasi tentang pengembangan wisata agro pada tempat-tempat lainnya, yang diharapkan akan menambah masukan dalam menyusun tesis ini, yaitu dengan melakukan wawancara pada beberapa orang yang berpengalaman menangani kegiatan kepariwisataan dan budidaya agro, antara lain: - Pimpinan Biro Perjalanan Wisata An Tour Salatiga; - Ketua Paguyuban Kelompok Tani Usaha Mandari, Batu, Malang; - Manajer Kusuma Agrowisata Apel, Batu, Malang. Penelitian dilakukan di Batu Malang berdasarkan informasi dari pimpinan An Tour Salatiga; - Ketua Yayasan Sanur, Denpasar; - Direktur PT. Mitratani Mandiri Perdana Mittran, Bekasi, pada saat ini sedang mengembangkan alat pengolah sampah organik, budidaya agro dan nursery di Bogor; - Manajer Lingkungan BSD Tangerang, yang telah melakukan ujicoba alat 60 pengolah sampah berwawasan lingkungan hasil produksi dari Mittran dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan pupuk organik di BSD. - Direktur Kursus Taman Tani Salatiga. - Manajer Ekowisata, Tlatar, Boyolali. c. Kuesioner Dalam penelitian ini juga dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang telah dirancang secara sistematis dengan pertanyaan tertutup dan terbuka. Penggunaan kuesioner ini adalah bertujuan untuk mengetahui pendapat masyarakat terhadap pengembangan pariwisata di Kota Salatiga, khususnya di Desa Wisata Tingkir, Kecamatan Tingkir. Sedangkan untuk mengetahui pendapat masyarakat tentang pengembangan agrowisata berwawasan lingkungan dilakukan dengan membagikan kuesioner dan wawancara, yaitu untuk mengetahui pemahaman tentang pengertian budidaya agro, kondisi sosial budaya, potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam, partisipasi masyarakat, dan dampak pembangunan agrowisata berwawasan lingkungan.. Sebagai gambaran tata letak Desa Wisata Tingkir dapat diketahui dari gambar 3.1 peta berikut ini. 61 PETA KECAMATAN TINGKIR PETA KOTA SALATIGA MAGISTER ILMU LINGKUNGAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO T E SI S PENG EMBANG AN AG RO WISATA BERWA WASAN LING KUNG AN DI SALATIG A Stud i Ka sus De sa Wisa ta Ting kir KETERANG AN: Lo ka si p e ne litia n Ja la n Se m a ra ng - Sa la Ja la n ke Purw o d a d i , Sum b e r d io la h d a ri : PETA WILAYAH Gam bar 3.1 : Peta Lokasi Penelitian Desa Wisata Tin gkir 62

3.7 Analisa Data