yang sering disebut kebijakan moneter. Selain kebijakan moneter, pemerintah juga bisa mengeluarkan kebijakan fiskal seperti pajak dan sebagainya.
Selain suku bunga, inflasi juga mempunyai pengaruh terhadap IHSG yang dapat dilihat dari tekanan yang begitu tinggi pada bulan Oktober 2005 membuat pasar
saham masuk ke teritori negatif. IHSG pada penutupan Rabu 9 November 2005 anjlok 12,132 poin pada level 1.052,821. IHSG bahkan sempat turun 20 poin lebih,
namun pada akhirnya tekanan jual menurun saat menjelang penutupan pasar. Menurut Direktur Utama BEJ sekarang BEI Erry Firmansyah, anjloknya indeks terkait
dengan tingginya inflasi. Selain karena terjadinya koreksi bursa regional dan global, serta menguatnya mata uang dolar AS www.detikfinance.com, 9 November 2005.
Pengaruh itu juga dapat dilihat dari data inflasi bulan Mei 2008 yang tercatat 1,41 dan year on year yang menembus dua digit 10,38 membuat IHSG hanya
mengalami koreksi sebesar 0,7 menjadi 2.427,77 www.inilah.com, 3 Juni 2008.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
“Sejauh mana tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia SBI, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, dan tingkat inflasi berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan IHSG di Bursa Efek Indonesia BEI?”
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang diuraikan di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
Untuk menganalisis dan memberi bukti empiris pengaruh tingkat bunga SBI, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, dan tingkat inflasi terhadap IHSG di Bursa Efek
Indonesia serta mengidentifikasi sejauh mana pengaruh ketiga variabel tersebut secara simultan dan parsial terhadap IHSG.
1.4 Manfaat Penelitian
Secara garis besar penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, antara lain:
1. Memberi informasi bagi investor mengenai pengaruh tingkat bunga SBI, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, dan tingkat inflasi terhadap IHSG di Bursa Efek
Indonesia. 2. Bagi akademisi dan masyarakat umum, diharapkan dapat menambah pengetahuan
dalam bidang manajemen investasi khususnya dan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi IHSG.
3. Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dalam bidang ilmu manajemen keuangan, khususnya mengenai investasi saham di pasar modal.
4. Bagi emiten khususnya manajer, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk mengambil keputusan dalam mengeluarkan saham ke publik.
5. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin menguji faktor-faktor yang mempengaruhi IHSG.
1.5 Kerangka BerpikirLandasan Teori
Indeks harga saham menggambarkan suatu rangkai informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan sampai pada tanggal tertentu. Indeks
harga saham tersebut mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham gabungan di bursa efek. Indeks harga saham dapat memberi
manfaat berupa informasi kepada investor untuk menilai suatu saham guna menentukan saham-saham atau portofolio yang dapat memberikan return yang paling
optimal. Dari informasi tersebut diharapkan perkiraan harga saham yang wajar dapat teridentifikasi, sehingga investor tidak akan mengalami kerugian. Selain itu investor
juga perlu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham yang nantinya juga akan mempengaruhi indeks harga saham di bursa saham.
Salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham adalah tingkat bunga. Naiknya tingkat bunga atau suku bunga deposito akan mendorong investor untuk
menjual saham dan kemudian menabung hasil penjualan itu dalam deposito. Penjualan saham secara besar-besaran akan menjatuhkan harga saham di pasar. Oleh
karena itu, kenaikan suku bunga pinjaman atau suku bunga deposito akan mengakibatkan turunnya harga saham. Sebaliknya, penurunan tingkat bunga
pinjaman atau tingkat bunga deposito akan menaikkan harga saham di pasar dan laba bersih per saham, sehingga mendorong harga saham meningkat. Penurunan bunga
deposito akan mendorong investor mengalihkan investasinya dari perbankan ke pasar modal. Investor akan memborong saham sehingga harga saham terdorong naik akibat
meningkatnya permintaan saham Samsul, 2006. Tingkat bunga interest rate menurut Samuelson dan Nordhaus 1995 adalah
sebagai berikut : The interest rate is the amount of interest paid per unit of time. In other words,
people must pay for the opportunity to borrow money. The cost of borrowing money, measured in dollar per year per dollar borrowed, is the interest rate.
Sedangkan menurut Bernstein dan Wild 1998: “Interest is composition for use money. It is the excess cah paid or collected beyond
the money peicipalborrowed or loaned”. Penentuan tingkat bunga haruslah memperhatikan tingkat inflasi yang terjadi.
Hal ini diungkapkan oleh Fisher dalam Mankiw 2003 bahwa tingkat bunga nominal akan berubah karena dua alasan yaitu karena tingkat bunga riil berubah atau karena
tingkat inflasi berubah jadi tingkat bunga nominal besarnya adalah penjumlahan dari tingkat bunga riil ditambah tingkat inflasi.
Sedangkan Sertifikat Bank Indonesia atau SBI adalah surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan oleh BI sebagai pengakuan hutang berjangka
waktu pendek dengan sistem diskonto. Tingkat suku bunga merupakan daya tarik bagi investor menanamkan investasinya dalam bentuk deposito atau SBI sehingga
investasi dalam bentuk saham akan tersaingi.
Menurut Cahyono 2000 dalam Mansur 2009 terdapat dua penjelasan mengapa kenaikan suku bunga dapat mendorong harga saham ke bawah. Pertama,
kenaikan suku bunga mengubah peta hasil investasi. Kedua, kenaikan suku bunga akan memotong laba perusahaan. Hal ini terjadi dengan dua cara. Kenaikan suku
bunga akan meningkatkan beban bunga emiten, sehingga labanya bisa terpangkas. Selain itu, ketika suku bunga tinggi, biaya produksi akan meningkat dan harga produk
akan lebih mahal sehingga konsumen mungkin akan menunda pembeliannya dan menyimpan dananya di bank. Akibatnya penjualan perusahaan menurun. Penurunan
penjualan perusahaan dan laba akan menekan harga saham. Faktor lain yang mempengaruhi harga saham adalah nilai tukar atau kurs.
Mankiw 2003 mengemukakan bahwa kurs exchange rate antara dua negara adalah tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara untuk saling melakukan
perdagangan. Sedangkan Tucker 1995 menyatakan bahwa: “the exchange rate is the number of units one nation’s currency that equals one unit of another nation’s
currency,” Sedangkan nilai tukar rupiah atas dolar adalah jumlah mata uang rupiah yang
disepakati sama dengan satu unit mata uang asing yaitu satu dolar. Menurut Adinigsih 1998 dalam Mansur 2009 bahwa, menurunnya kurs
rupiah terhadap mata uang asing khususnya dollar US memiliki pengaruh negatif terhadap kondisi ekonomi secara keseluruhan termasuk pasar modal. Naiknya tingkat
bunga akan mengurangi pemodal untuk melakukan investasi dipasar modal. Dengan demikian, maka melemahnya nilai tukar rupiah secara signifikan akan dapat
mempengaruhi tingkat pengembalian investasi suatu perusahaan khususnya perusahaan yang hanya mengandalkan bahan baku dari luar negeri, dan hal tersebut
juga akan dapat menimpa perusahan yang hanya mengandalkan pinjaman luar negeri dalam bentuk dolar AS untuk membiayai operasi perusahaan. Jadi dengan
terdepresiasinya kurs rupiah akan mengakibatkan biaya yang akan ditanggung perusahaan akan semakin besar sehingga akan menekan tingkat keuntungan yang
diperoleh perusahaan, dan hal tersebut akan dapat menurunkan harga saham perusahaan yang diperjualbelikan di pasar modal.
Faltor lain yang juga mempengaruhi harga saham adalah inflasi. Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus kontinu
berkaitan dengan mekanisme pasar dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat atau adanya ketidak lancaran distribusi barang.
Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat
harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus
dan saling pengaruh-mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab
meningkatnya harga http:www.id.wikipedia.org. Tingkat inflasi dapat berpengaruh positif maupun negatif tergantung pada
derajat inflasi itu sendiri. Inflasi yang berlebihan dapat merugikan perekonomian secara keseluruhan, yaitu dapat membuat banyak perusahaan mengalami
Tingkat Bunga SBI Nilai Tukar
Rupiah Tingkat Inflasi
IHSG
kebangkrutan. Jadi dapat disimpulkan bahwa inflasi yang tinggi akan menjatuhkan harga saham di pasar, sementara inflasi yang sangat rendah akan berakibat
pertumbuhan ekonomi menjadi sangat lamban, dan pada akhirnya harga saham juga bergerak dengan lamban. Pekerjaan yang sulit adalah menciptakan tingkat inflasi
yang dapat menggerakkan dunia usaha menjadi semarak, pertumbuhan ekonomi dapat menutupi pengangguran, perusahaan memperoleh keuntungan yang memadai,
dan harga saham di pasar bergerak normal.
Gambar 1.2: Kerangka Berpikir
1.6 Hipotesis