Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi

yang menjelaskan yaitu di antara variabel independen. Diinterpretasikan secara luas multikoliniearitas berhubungan dengan situasi dimana ada hubungan linear baik yang pasti atau mendekati pasti di antara variabel independent.

3.8.3 Uji Heteroskedastisitas

a Heteroskedastisitas dilakukan untuk mengamati ada tidaknya perubahan varian residu dari satu sampel ke sampel lain, deteksi adanya heteroskedastisitas dengan melihat kurva atau diagram pencar chart, dengan dasar pemikiran sebagai berikut: b Jika titik-titik terikat menyebar secara acak membentuk pola tertentu yang beraturan bergelombang, melebar kemudian menyempit maka terjadi heteroskedastisitas. Menurut Ghozali 2005 menyatakan: untuk mendeteksi apakah ada atau tidak gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik plot dan uji park. Uji park yaitu varians S Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar baik di bawah atau di atas 0 ada sumbu Y maka hal ini tidak terjadi heteroskedastisitas. 2 merupakan fungsi dari variabel-variabel bebas. Uji ini dilakukan menguadratkan nilai residual u 2 i dari model kemudian kuadrat dari nilai residual dilogaritmakan Lnu 2 1 . Kemudian nilai . logaritma dari kuadrat residual dimasukkan sebagai variabel terikat dalam persamaan regresi yang baru. Jika angka signifikansi t yang diperoleh dari persamaan regresi yang baru lebih besar dari alpha 5 maka dikatakan tidak terdapat heteroskedastisitas dalam data model, sebaliknya jika angka signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari alpha 5 maka dapat dikatakan terdapat heteroskesdatisitas dalam data model.

3.8.4 Uji Autokorelasi

Autokorelasi menunjukkan adanya kondisi yang berurutan antara gangguan atau distribusi yang masuk ke dalam fungsi regresi. Autokorelasi dapat diartikan sebagai korelasi yang terjadi antara anggota observasi yang terletak berderetan secara serial dalam bentuk waktu atau korelasi antara tempat yang berdekatan bila datanya cross series . Di dalam model regresi, dianggap bahwa kesalahan penggganggu ε i , i = 1,2,...,n merupakan variabel acak yang bebas. Dengan perkataan lain, kesalahan observasi yang berikutnya diperoleh secara bebas terhadap kesalahan sebelumnya. Artinya, E εiεi+i = 0, untuk semua I dan semua r ≠ 0. Apabila terjadi autokorelasi, data asli harus ditransformasikan terlebih dahulu untuk menghilangkannya. Cara pengujiannya dilakukan dengan menggunakan Statistik d Durbin-Watson Durbin- Watson d Statistic, yaitu untuk menguji apakah terjadi autokorelasi negatif atau tidak, digunakan 4-d sebagai pengganti d. Apabila 4-d dl, tolak Ho yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi negatif. Apabila 4-d du, tidak menolak Ho t=2 Untuk membuktikan apakah variabel-variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat secara simultan maupun parsial maka digunakan alas uji sebagai yang menyatakan tidak ada autokorelasi negatif. Selanjutnya apabila dl 4-d du , hasil pengujian tidak dapat disimpulkan. berikut:

1. uji-F, untuk menguji pengaruh secara simultan atau uji F adalah untuk menguji

apakah semua variabel bebas atau dependen dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat atau dependen: Di mana: SSR = Sum of square due to regression = ∑Ŷ i – y 2 SSE = Sum ofsquare error = ∑Y i – Ŷ i n = Jumlah observasi 2 k = Jumlah parameter termasuk intersep dalam model MSR = Mean squares due to regression MSE = z Mean of squares due to error Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dengan ketentuan jika nilai F hitung lebih besar dari F tabel atau signifikansi F hitung lebih kecil dari α 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel bebas independent variable dalam model mempengaruhi variabel terikat dependent variable. Demikian sebaliknya, apabila F hitung lebih kecil dari F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya bahwa variabel bebas dalam model secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel terikat.

Dokumen yang terkait

PENGARUH INFLASI,SUKU BUNGA, DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)DI BURSA EFEK INDONESIA

2 27 51

Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia Periode Januari 2010 - Desember 2014.

0 1 25

Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Nilai Tukar Rupiah, dan Harga Minyak Dunia terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2013.

1 3 18

Pengaruh Tingkat Inflasi dan Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia

0 2 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu - Pengaruh Tingkat Bunga Sertifikat Bank Indonesia, Nilai Tukar Rupiah, Dan Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia

0 0 15

Pengaruh Tingkat Bunga Sertifikat Bank Indonesia, Nilai Tukar Rupiah, Dan Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia

0 0 14

PENGARUH TINGKAT INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH DAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN PADA BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

PENGARUH TINGKAT INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH DAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN PADA BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

PENGARUH TINGKAT INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH DAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN PADA BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 18

ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI , TINGKAT SUKU BUNGA SBI DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 8